Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Perusahaan Garda Utama
" Kamu lihat ini Mas " ucap Pak Adam kepada Putra sulung nya.
Ia memperlihatkan peta struktur perusahaan yang kini telah berubah.
" Bener-bener ya Kevin!! " gumam Okan mengepalkan tangannya.
Pak Adam masih memperhatikan Putra sulungnya.
" Kevin? " Pak Adam terlihat heran, karena yang ia tahu Sanjaya Group masih di pimpin oleh Sanjaya Wiguna ayah dari Kevin.
" Ya, perusahaan itu sudah diambil alih oleh Kevin Sanjaya Putra semata wayang Sanjaya Wiguna " ucap Okan.
" Ini urusan Okan Yah, Ayah tenang saja, Okan akan mengumpulkan seluruh kepala Divisi, Okan tunggu Ayah di ruang rapat " susul Okan berlalu keluar ruangan Ayah nya.
" Mas.. Okan!! " panggil Pak Adam namun Okan tidak menggubris nya ia terus berjalan keluar ruangan Ayah nya.
Pak Adam kembali duduk dan menyenderkan punggungnya ke senderan kursi kebesarannya. Ia memijat-mijat sedikit pelipisnya.
" Ini pasti imbas dari pemberitaan tempo hari " gumam Pak Adam.
Adam Wijaya Utama Presiden Direktur Garda Utama menatap layar di depannya, menampilkan grafik saham perusahaan yang terus menurun sejak berita Olivia tersebar.
Tangannya mengepal.
Ia tak menyangka, anak perusahaan yang lambat laun ia bangun, satu persatu di akuisisi oleh lawan bisnisnya.
Tidak lama, pintu ruangannya diketuk perlahan.
“ Mohon maaf Pak, Bapak sudah di tunggu di ruang rapat. Dan ada permintaan pertemuan dari pihak Sanjaya Group " ujar Resha sekretarisnya, suaranya sangat hati-hati.
Pak Adam berdiri, merapikan jasnya.
“Suruh mereka tunggu. Saya yang akan memimpin rapat itu " susul Pak Adam.
" Baik Pak " Resha berlalu, kembali menutup pintu ruangannya.
***
Ruang rapat penuh dengan suara berdesis dari AC dan detak jam dinding yang terasa menekan.
Seseorang dari Sanjaya Group sudah duduk rapi, yang tidak lain adalah Liana. Wanita itu menatap Pak Adam dengan senyum profesional yang menyembunyikan kesombongan.
Ia tidak peduli dengan kemarahan Kevin beberapa waktu lalu, ia tetap bersikukuh ingin mendapatkan simpati Kevin melalui jalur yang tidak semestinya.
Oke Kev, aku akan lebih dulu mengambil hati orangtua mu, dengan seperti ini, kedua orang tua mu akan bangga terhadapku, jangan kamu berharap aku tidak tahu siapa anak dari Garda Utama yang membuat skandal itu sekarang berada di Sanjaya Grup, tidak perlu dengan umpan, ikan masuk ke dalam perangkap sendiri.
“ Terima kasih atas waktunya, Pak Adam” ucap Liana dengan tenang.
“ Kami harap transisi kepemilikan anak perusahaan Garda Utama berjalan mulus, Sanjaya Group sangat menghargai kerja keras tim anak perusahaan Anda " ucap Liana dengan gagah.
Okan menatapnya tajam.
“ Apa? Mulus? " suaranya rendah tapi menusuk.
“ Kalian mengambil anak perusahaan kami lewat jalur yang tidak semestinya, ini jalur ilegal, memanfaatkan pemberitaan yang ada dan kalian menyebut itu mulus? " susul Okan, ia sangat terlihat geram.
Liana hanya tersenyum tipis.
" Bapak Okan, bukankan perusahaan ini yang memberikan kesempatan. Siapa yang lambat, dia akan kalah " balas Liana.
Okan mencondongkan tubuh ke depan.
“ Dan siapa yang licik, akan hancur pada waktunya " susul Okan, yang lengannya di tarik oleh Pak Adam.
Pak Adam menoleh ke arah Okan, memberikan kode agar ia bisa lebih tenang.
Suasana ruangan dingin dan membeku.
Semua pandangan tertuju pada dua orang yang kini saling mengukur satu sama lain.
Liana menegakkan tubuhnya, lalu tersenyum samar.
“ Semoga tidak ada dendam pribadi di antara kita, Pak Adam dan Pak Okan, lagi pula... Olivia.. anak Anda sendiri sekarang bekerja di Sanjaya Group, bukan? ” ucap Liana.
Karena memang Liana sudah terus mencari tahu, siapa anak dari pemilik Garda Utama, akhirnya ia mengetahui jika Olivia adalah anak dari pemilik Garda Utama.
Saat mendengar ucapan dari Liana, Pak Adam membeku sesaat. Hanya sepersekian detik, tapi cukup bagi Liana untuk menyadari bahwa ia telah memukul tepat di titik lemah.
Ia lalu menoleh ke arah Okan, Okan pun tak kalah kaget, bukan tanpa alasan, tadinya ia ingin menutupinya terlebih dahulu, sekarang Ayah nya pun sudah tahu, jika Olivia sekarang bekerja di perusahaan Sanjaya Group.
" Mas ..? " Pak Adam menoleh ke arah Putranya sorot matanya menuntut penjelasan.
Tatapannya berubah dingin, nyaris gelap.
“ Bawa pesan ini ke atasanmu.. Garda Utama tidak akan tunduk! Dan kalian... akan menyesal karena menyentuh sesuatu yang bukan milik kalian.” ucap Pak Adam pelan namun penuh penekanan.
***
Beberapa jam kemudian.
Lampu-lampu gedung terlihat berkerlap-kerlip di balik kaca tinggi kantor Garda Utama.
Pak Adam berdiri sendiri di depan jendela, menatap gedung-gedung tinggi yang bersebelahan dengan gedung perkantoran miliknya.
Tok Tok Tok
Pintu ruangan nya diketuk.
" Masuk " ucap Pak Adam tanpa menoleh.
Klek
Pintu ruangan terbuka, Pak Adam tak bergeming, ia masih pada posisinya.
Okan masuk kedalam ruangan, berjalan perlahan.
" Yah.. " panggil Okan.
Pak Adam menghela nafas dalam, ia lalu membalikkan badannya, berjalan perlahan menghampiri Okan.
" Sejak kapan Oliv bekerja di Sanjaya Group? " tanya Pak Adam.
" Beberapa hari setelah ia kabur dari rumah Yah " jawab Okan.
" Kamu sudah tahu sebelumnya? " tanya Pak Adam lagi.
" Ma..maafkan Okan Yah.. " ucap Okan.
" Bawa adikmu pulang Mas " susul Pak Adam.
" Okan sudah menyuruh Wisnu dan Bobby, namun Oliv cukup keras kepala, ia masih ingin disana dan ia berpesan jika waktunya pulang, ia akan pulang "
Pak Adam hanya menghela nafas dalam. Ia menatap keluar jendela, hujan turun perlahan membasahi kaca besar yang menghadap ke gedung-gedung bertingkat.
" Ini salah Ayah.. Ayah terlalu egois, tidak memikirkan perasaan Oliv, sekarang.. Dia berada di tempat yang Ayah rasa tidak aman, Ayah tidak ingin Oliv terjebak didalamnya " ucap Pak Adam lirih.
Okan menghampiri Ayah nya perlahan, ia mengusap bahu Ayah nya memberikan kekuatan.
" Maafkan Okan Yah... "
" Tidak.. Kamu tidak salah, ini salah Ayah.. " ucapnya lagi masih terus menatap ke arah kaca besar.
" Oliv anak Ayah dan kamu masih tetap Kakak nya, kalau Oliv tidak mau mendengar kata Ayah, mungkin ia masih mau mendengar kata Kakak nya "
Okan menghembuskan nafas pelan.
" Okan akan jemput Oliv yah "
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??