NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Terpaksa Menikahi Murid / Wanita Karir / Janda / Romansa / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 bersama mertua

Syifa rasanya tak punya muka saat ini. Dia bahkan terus mengalihkan pandangannya dari Dion. Meski begitu Syifa tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Dengan terus menundukkan wajahnya Syifa mengancingkan kemeja navy di tubuh Dion. Tentu saja dengan badan tinggi Dion Syifa cukup kesulitan mengancingkan bagian atas kemeja tersebut.

Dion pun hanya bisa menahan tawa saat istrinya meraba-raba lubang kancing yang dilakukannya sambil menunduk. Bukan Dion namanya jika tidak menjahili Syifa.

"Udah ketemu? Duitnya?" tanya Dion tiba-tiba.

"H-hah? Duit?" Syifa pun keheranan dengan pertanyaan yang dilontarkan Dion.

"Iya, bukannya kamu nyari duit jatuh di bawah?" ucap Dion sembari terkekeh pelan.

Barulah Syifa mengangkat wajahnya untuk memandang wajah Dion dengan sebuah kernyitan di keningnya.

"Jangan nunduk terus dong sayang, kenapa sih? Ada masalah?" tanya Dion pelan sembari mengusap lembut pipi syifa.

"A-aku malu..." suara Syifa lirih. Kini bahkan kepalanya kembali menunduk.

"Malu kenapa sayang? Tumben-tumbenan deh. Masak sama suami sendiri malu hm?" kini Dion menangkup kedua pipi Syifa dan mengusapnya lembut.

"S-soal semalam. Aku.. Maksudku..." Entah kenapa sulit sekali untuk Syifa mengatakan sesuatu dari mulutnya.

"Oh, soal Blow J-" cepat-cepat Syifa membungkam mulut Dion sambil melotot.

"Nggak usah disebutin juga kali." Syifa mendelik dengan wajah yang semerah tomat.

Sungguh demi Tuhan Syifa sangat malu setelah apa yang dilakukannya kemarin. Syifa bukan tipe perempuan yang agresif apalagi mau-maunya menggoda pria duluan.

"Aku.. Sebenarnya, aku bingung terus baca artikel di internet. Katanya kalau hubungan suami istri itu bisa sembuhin stress. Jadinya aku coba. Tapi sumpah aku nggak pernah begini ke pria manapun selain kamu." ujar Syifa khawatir.

Bukan apa-apa. Hanya saja Syifa takut Dion menilainya negatif. Sebab statusnya yang sebelumnya seorang janda sering kali menjadi gunjingan miring orang lain. Meski Syifa sendiri tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun.

Dion pun langsung paham apa maksud Syifa sehingga dia memeluk Syifa dan mendaratkan kecupan hangat di puncak kepala istrinya.

"Justru aku yang berterima kasih sayang. Kamu sudah begitu memperhatikan aku. Padahal aku sudah kelewatan kemarin, aku sudah menyakiti kamu tanpa sadar. Aku benar-benar menyesal." Dion berucap dengan penuh rasa bersalah.

"Aku yakin kamu pasti bisa melewati semua ini Dion. Dan jangan takut, aku selalu bersamamu." ucap Syifa dengan manis.

Tentu saja pria mana yang tak meleleh hatinya mendapat semangat dari seorang wanita yang begitu tulus kepadanya. Saking senangnya Dion sampai tidak mampu mengatakan apa-apa lagi.

"Udah ah, ayo turun terus sarapan. Jadi ke kampus dijemput Nico?" tanya Syifa.

"Iya jadi, kan motor aku dibawa dia. Jadi ya biar dia nyusul ke sini." ujar Dion sembari menuntun Syifa keluar kamar.

Meski hanya mengenakan daster rumahan sederhana begini serta wajah polos Syifa yang belum terpoles make up nyatanya sudah menampakkan kecantikan alami yang sangat Dion suka.

"Maaf ya, harusnya menemani kamu disini malah aku ada jam kuliah." ujar Dion sembari menuruni ank tangga.

"Nggak apa-apa, lagian aku juga mau ada acara kok nanti." balas Syifa.

"Kemana? bukannya hari ini kamu free?" Dion mengernyitkan keningnya.

"Aku mau ngemall sama Mama." ujar Syifa santai. Kemudian wanita itu berjalan menyapa kedua mertuanya yang sudah duduk di ruang makan.

Ada kecanggungan ketika Dion bertemu dengan Wira. Sebab masalah mereka kemarin masih saja hangat terlintas di pikiran mereka. Meski begitu mereka tetap melakukan sarapan bersama dengan hikmat.

Hingga sarapan usai dan Dion hendak bersiap berangkat tiba-tiba Wira mencegahnya.

"Dion, papa minta maaf soal sikap papa kemarin. Sungguh papa sangat menyesal. Maafkan papa ya nak." ujar Wira dengan wajah tampak memelas.

Dion menatap wajah papanya sekilas. Kemudian barulah menganggukkan kepalanya.

"Iya Pa.." jawaban singkat Dion rupanya sudah membuat semua orang lega. Meski masih ada kecanggungan di antara mereka.

Dion pun kini berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat kuliah. Tak lupa mencium tangan kedua orang tuanya.

Syifa pun mengantar Dion ke depan sembari menunggu kedatangan Nico. Tangannya terus berlenggang manja di lengan Dion membuatnya semakin gemas saja.

"Mana Nico nya belum datang?" tanya Syifa sambil melihat arah gerbang depan.

Tak berselang lama tampak Nico memasuki halaman rumah Dion dengan menaiki motor trail kesayangan Dion.

"oh, kakak ipar disini juga? Nggak ke kampus memangnya?" tanya Nico yang baru saja turun dari motornya.

"Enggak, saya nggak ada jam hari ini." ujar Syifa. Dia terbiasa berbicara formal terhadap mahasiswanya.

"Wah, nggak asik dong. Nggak ada yang bisa curi-curi pandang di parkiran dong." Nico menyindir Dion.

"ngapain curi-curi pandang kalau orangnya aja udah di depan mata. Ya kan sayang?" Dion sengaja menunjukkan kemesraannya di depan Nico.

Dion pun segera menyambut tangan Syifa yang terulur untuk disalami. Syifa mencium punggung tangan Dion dengan patuh. Setelah itu Dion mengecup kening, kedua pipi dan terakhir bibir mungil Syifa dengan lembut.

Tentu saja Nico yang menyaksikan di depan matanya langsung senewen sendiri.

"Bye, sayang. Semangat ya." ucap Syifa sembari melambaikan tangan ke arah Dion.

"Oke, i love you..." ucap Dion dengan penuh penekanan.

"Anjirr, lo sengaja kan manas-manasin gue." gerutu Nico sembari mentoyor helm Dion.

...****************...

Mama Rina begitu sibuk memilih berbagai mainan dan pakaian bayi yang lucu-lucu. Tentu saja itu semua untuk Bella.

"Ma, kenapa sebanyak ini beli mainannya?" Syifa tahu jika semua ini untuk putrinya namun dengan jumlah yang begitu banyak membuatnya merasa sungkan juga.

"Nggak apa-apa lah, orang buat cucu sendiri." jawab Mama Rina dengan entengnya.

Bahkan Mama Rina juga membelikan beberapa pakaian, sepatu serta tas bermerk tentunya dengan harga fantastis pula.

Maklum keluarga Dion memang terkenal tajir melintir karena usahanya pertambangan batu bara yang sukses serta memiliki beberapa usaha lain. namun hal itu tak membuat mereka merasa sombong.

Justru didikan terhadap Dion membuatnya menjadi pria yang begitu mandiri. Bahkan Dion sengaja tak mau menerima fasilitas dari orang tuanya. Seperti mobil yang sengaja dibelikan untuknya hanya dipakai beberapa kali saja. Dia lebih suka memakai motor trail kesayangannya yang dibeli dari hasil tabungannya sendiri.

Puas berbelanja kini Rina mengajak Syifa untuk makan siang di restoran langganannya. Restoran dengan desain interior khas eropa yang tentunya berkelas premium.

"Sayang, cobain steak di sini enak-enak loh. Ini paling favorit buat mama." ujar Mama Rina dengan antusias.

Syifa pun akhirnya memesan steak. Sementara itu Rina masih menambahkannya dengan beberapa makanan. Sungguh memiliki mertua kelewat baik begini juga membuatnya khawatir. Bisa-bisa berat badannya akan meningkat drastis.

Selama menunggu makanan mereka saling mengobrol. Sementara Syifa sesekali berbalas pesan dengan Dion.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang seumuran Mama Rina mendatangi mereka. Terlihat penampilannya yang cukup mentereng dengan balutan pakaian serta perhiasan mewah. Kacamata coklat besar bertengger di atas rambutnya.

"Rina.." Saat menoleh Rina begitu terkejut. Entah kenapa ekspresi wajahnya berubah pucat pasi.

...****************...

1
Maharany_dhewi
jauhh amat typo nya thor
Marina Tarigan
sifatmu sebenarnya kurang bagus Hana kamu menyakiti perasaan wanita hamil semua ketulusan mereka tdk kau hargai rasa cemburu menyakiti diri sendiri dan awal keretakan hubungan kalian sesama menantu
Marina Tarigan
lanjut bos cerita menghiburkita
Marina Tarigan
jgn sedih ibu nivo dia cinta sm wanita lesbian anakmu rsda 2 senget wanita seperti itu jijik sama laki 2 aneh
Marina Tarigan
yg buat cerita ini iblis mungkin karena setiap buat cerota pikirannya sadis melulu semoga keluarganya tdk mengalami seperti ceritanya kalau bust cerita kgn sadis karena setiap pembaca bukan dia hanya buat selingan dari kesinukannya. maaaaffff ya ini menyangkut soal anak kecil biadap
Marina Tarigan
tas zifa masa digantung di pohon thour ada2 gimana luna bisa dpt itu ada kaki ponsel syifa ya ada2 saja
Marina Tarigan
namanya kan serangga kerjanya hanya menghisap madu dan menyakitinys
Marina Tarigan
semoga kalian jadian ya
Marina Tarigan
penghianat harus dikasih ganjaran
Marina Tarigan
pisah aja Syfa kamu serba bisa tinggalkan saja banyak orang menyukai kamu pergi susul ibumu bawa anakmu karena Dion tdk bahsya mengandung anak kurang 1 thn sangat beriko keselamatan ibu dan anak
Marina Tarigan
semoga shaka sadar sifst shaka memang aneh shyfa kan mantan pacarnya beberapa thn yg lalu kalau adat suku lain pasti kepalanya sdh pecah ber keping2 itu hal yg sangat tabu
Marina Tarigan
kol ibu2 tadi monika ya kok lemes kali ngomong kek gak waras mau jahit mulutnya dgn jarum goni baru tahu rasa
Marina Tarigan
Rangga bodoh semua berawal dari perbuatanmu kenapa kau marah. semoga sifa baik2saja dan Bella
Marina Tarigan
kenapa Saka Dion anak sah pak wira dari istri sahnya kau menyulut api ya kok picik kalo otalmu sia2 Darjana kamu itu
Marina Tarigan
rada2nya sifat tempramental. sm Rangga hampir sama. sama2 gila terlampau memaksa kehendak achkirnya menerima kehancuran pak. Dosen
Marina Tarigan
akibat kebohongan selalu mendapat bencana yg menyakitkan terus terang saja kenapa
Marina Tarigan
pak wira peminpin perusahaan kok sifatnya otoriter tindakanmu itu bukan type seorang ayah yg buat anaknya jadi benci jgn biarkan Dion meninggalkan kamu pak dia bukan anak kecil lagi jgn anhgap remeh sm Dion
Marina Tarigan
rangga egois dan gila orang seperti itu harus dimusnahkan
Marina Tarigan
cemburu buta kok dosennya dikurung digudang apa dia nggak mikir resikonya
Marina Tarigan
sm guru yg mendekati bu soyfa terus tersng bilang dong sdh menikah dan sdh punya anak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!