NovelToon NovelToon
Kemelut Di Istana Juragan

Kemelut Di Istana Juragan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Harem / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Istana Nagari, begitulah orang-orang menyebutnya. Sebuah bangunan megah berdiri kokoh di atas perbukitan di desa Munding. Tempat tinggal seorang juragan muda yang kaya raya dan tampan rupawan. Terkenal kejam dan tidak berperasaan.

Nataprawira, juragan Nata begitu masyarakat setempat memanggilnya. Tokoh terhormat yang mereka jadikan sebagai pemimpin desa. Memiliki tiga orang istri cantik jelita yang selalu siap melayaninya.

Kabar yang beredar juragan hanya mencintai istri pertamanya yang lain hanyalah pajangan. Hanya istri pertama juragan yang memiliki anak.

Lalu, di panen ke seratus ladang padinya, juragan Nata menikahi seorang gadis belia. Wulan, seorang gadis yang dijadikan tebusan hutang oleh sang ayah. Memasuki istana sang juragan sebagai istri keempat, mengundang kebencian di dalam diri ketiga istri juragan.

Wulan tidak perlu bersaing untuk mendapatkan cinta sang juragan. Dia hanya ingin hidup damai di dalam istana itu.
Bagaimana Wulan akan menjalani kehidupan di istana itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Eh?

Juragan menghadap Wulan sepenuhnya, menatap lekat pada wajah yang begitu manis itu. Apalagi bibir yang ranum itu begitu menantang keperkasaan sang juragan. Ah, ia meneguk saliva ingin segera mencicipi buah segar di hadapannya.

Kang Sumar menarik Bi Sumi keluar, membiarkan mereka berdua di dalam kamar.

"Terima kasih karena Juragan sudah membantu saya," ucap Wulan lirih dengan kepala tertunduk, tangannya dimainkan mengusir gugup yang datang.

Juragan tersenyum, matanya melirik tangan Wulan, semakin tak sabar hasrat di dalam dirinya.

"Hanya ucapan terima kasih? Tidak memberi saya hadiah apa-apa?" Juragan terdengar kecewa, matanya berubah sendu ketika Wulan mendongak.

Kenapa dia manis sekali? Eh, tidak! Apa yang dia inginkan? Bukankah dia punya segalanya? Apa masih kurang semua ini?

"Mmm ... saya tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai hadiah. Tunggu saya pulang nanti, saya akan membawakan hadiah untuk Juragan," ujar Wulan sambil tersenyum menampakkan lesung di pipinya.

Dia manis sekali? Tidak salah saya memilihnya sebagai istri. Saya hanya bersabar sampai ketakutannya hilang.

"Saya tidak mau hadiah dari luar," sahut juragan seraya mendekati Wulan.

Gadis itu waspada, mundur menghindar sampai terjatuh di kursi. Juragan tetap mendekat, membungkuk di hadapan Wulan hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya yang segar menggelitik kulit wajah.

Juragan mengangkat tangan, mengusap bibirnya lembut. Mata Wulan membeliak, meneguk saliva saat melihat sepasang benda berwarna merah muda milik juragan.

Eh, kenapa bibirnya merah? Bukankah laki-laki kebanyakan hitam karena merokok? Apa juragan pakai gincu?

Sempat-sempatnya berpikir seperti itu disaat bahaya sedang mengintai.

Sial! Apa yang akan dilakukan Juragan?

Wajah itu semakin mendekat, terus mendekat dan nyaris bersentuhan. Telunjuk Wulan mendarat tepat di bibir juragan, menahan pergerakannya.

"Sa-saya belum mandi, belum gosok gigi," katanya gugup.

Wulan melengos di bawah tangan juragan, dan berlari ke kamar mandi. Meninggalkan sang juragan yang tersenyum sendiri. Tidak marah karena gadis kecil itu menolak, dia hanya sedang menggodanya saja.

Sementara Wulan mengelus-elus dadanya lega setelah tiba di kamar mandi. Lalu, terdiam mengingat sesuatu yang tertinggal dari dalam diri juragan.

"Eh, tubuh juragan sangat harum. Tidak membuat mual ketika berdekatan. Apa yang digunakan juragan? Apakah itu pemikat? Ah, aku harus berhati-hati mulai sekarang. Jangan berdekatan dengannya dan kemudian lengah. Itu yang dia inginkan," gumamnya sembari bergidik ngeri membayangkan sang juragan menyiksa setelah menikmati tubuhnya.

Wulan melilitkan kain sarung di tubuh setelah mengeringkannya dengan handuk. Ia lupa membawa pakaian ganti karena terburu-buru.

"Bi Sumi! Wulan minta tolong ambilkan baju ganti," teriak Wulan mengira sang juragan telah pergi dari kamarnya.

Bi Sumi terburu-buru masuk, tapi langkahnya terhenti saat melihat juragan Nata yang tengah membawa pakaian ganti untuk Wulan.

"Biar saya!" katanya seraya melangkah mendekati kamar mandi dan mengetuk pintunya.

Wulan membuka pintu itu lebar, Juragan Nata tertegun melihatnya hanya dengan lilitan kain saja. Jakunnya bergerak ke atas ke bawah meneguk saliva yang tiba-tiba meluap.

Oh, Sanghyang Widhi! Inikah ujian?

"Argh!" Wulan yang beberapa saat hanya diam tertegun, berteriak sembari menutup pintu.

Brak!

Juragan memejamkan mata saat angin kencang menerpa wajah. Ia menghela napas panjang, menahan diri agar tidak termakan amarah.

"Ma-maaf, Juragan. Saya tidak tahu kalau yang antar baju Juragan," ucap Wulan meringis karena malu.

"Tidak apa-apa. Ini ambil pakaian gantimu, jangan sampai masuk angin," sahut sang juragan dengan suara yang tetap terdengar lembut.

Pintu terbuka sedikit, tangan Wulan terjulur keluar. Meminta pakaian yang dibawakan sang suami. Juragan tersenyum melihat tangan kecil di depan matanya. Sengaja ia raih tangan itu dan menggenggamnya, kemudian meletakkan pakaian di atasnya.

Wulan segera menarik tangannya, menutup pintu dan menguncinya. Juragan menggelengkan kepala gemas, pergi dari pintu kamar mandi dan duduk di kursi. Di mana hidangan untuk sarapan telah tersaji di atas meja.

"Apa juragan sudah pergi, ya?" Wulan ragu untuk keluar kamar mandi.

Namun, berdiam diri di dalam sana pun, tidak baik untuk kesehatan. Ia memutuskan untuk keluar meski sang juragan masih berada di sana.

"Sudah selesai? Sini, sarapan. Saya tidak tahu makanan kesukaan kamu. Jadi, meminta dapur untuk membuat beberapa menu," ucap sang juragan penuh perhatian.

Wulan berhenti di dekat meja makan, menelisik setiap hidangan yang terhampar dan menggugah selera.

Apakah di dalamnya ada racun?

Ia melirik juragan yang tengah memperhatikan sambil tersenyum.

"Makanan ini aman, tidak beracun sama sekali," ucap juragan membuat Wulan tersentak kaget.

Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian duduk di samping suaminya. Juragan mempersilahkannya untuk makan, tapi Wulan masih terlihat ragu. Lalu, ia sendiri mengambil makanan dan menyuapkannya ke mulut sendiri.

"Makanlah! Jangan sampai rumor buruk yang lainnya menyebar di masyarakat," ucap juragan sambil tersenyum dan terus menyuapkan makanan ke mulutnya.

Wulan kembali tersentak, malu sendiri. Kemudian mencicipi sedikit, dan berteriak, "Ini enak sekali! Sangat jauh berbeda dari makanan yang saya makan di gunung!"

Juragan tersenyum puas melihatnya begitu lahap menyantap setiap hidangan.

Kamu tidak akan lagi kekurangan apapun, Wulan. Aku akan membuatmu bahagia seumur hidup ini.

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
udah lah jd ajang coba2, harus beraktinf, difitnah pulak. ckckckckc kesian si sumat
Aisy Hilyah: iyaaaa kesian lah
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
sandiwara kah??
Aisy Hilyah: yup betul
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
malunya
Aisy Hilyah: banget
total 1 replies
Liana CyNx Lutfi
Siapakah mbh kari apakah dia yg mengendalikan juragan atas perintah ratih ?wulan cucunya ki jagat mkanya jngn macam2 klu tdak ingin matt dngn sia2 apa lagi dia tidak ingin mencari musuh tp klian yg ingin bermusuhan dngnya jd tangunglah resekonya
Aisy Hilyah: bener banget itu
total 1 replies
Memyr 67
𝗁𝗂𝗂𝗂𝗁, 𝗐𝗎𝗅𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺𝗆 𝖽𝗂𝖺𝗆 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗋𝖺𝗆𝗄𝖺𝗇. 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗎𝗉
Aisy Hilyah: sama sama kakak
total 1 replies
Kustri
klu brg percaya bs dikasih tanda, lha klu uang... apa bs🤔
Aisy Hilyah: kan yang punya uang kertas cuma juragan ceritanya
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 Kodam nya Wulan keluar gimana jadi mau kenalan 🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hehe iya dong
total 1 replies
vj'z tri
hayo juragan mari kaborrrrrr 🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahah ayo lah
total 1 replies
Dsy_Sagitariuzz
aku terwulan wulan
Aisy Hilyah: ehehehe
total 1 replies
vj'z tri
kang Sumar ,sabar yah hari ini sudah jadi kelinci percobaan jadi kambing hitam pula 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahaha saya sabar nyai
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 maluuuuu maluuu kalau masih punya malu kau lampir
Aisy Hilyah: udah putus urat malunya
total 1 replies
vj'z tri
ini dia biang Lala nya menyerahkan diri buat di bina 😏😏😏😏 lapor kang Dedi juragan biar di masukin barak 🤣🤣🤣🤣🤣 atau ibu Susi biar di tenggelam kan 🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahaha iya iya bener
total 1 replies
Kustri
basi pak!
giliran bs hidup enak ingin ikutan, ngapain dl kalian siksa
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Kustri
klu ada ayah durhaka, ya dia asepso😁🤭
Aisy Hilyah: sabun cuci haha
total 1 replies
Liana CyNx Lutfi
Sekarang ningsih yg ketahuan besok2 istri 1 dan 2 yg akan ketahuan busuknya...Ayo wulan tunjukkan pesonamu sdah waktunya mereka mempertanggungkan perbuatanya
Aisy Hilyah: iya bener satu satu dikupas
total 1 replies
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇. 𝗇𝗂𝗇𝗀𝗌𝗂𝗁 𝗒𝗀 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀? 𝗆𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺𝗉𝖺𝗂𝗇 𝗇𝗂𝗇𝗀𝗌𝗂𝗁 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗃𝗎𝗋𝖺𝗀𝖺𝗇?
Aisy Hilyah: hayooo diapain
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
obat perangsang kah?
Aisy Hilyah: betul
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
habis mandi bunga kah kau ratih
Aisy Hilyah: tujuh rupa tengah malam
total 1 replies
Liana CyNx Lutfi
Untungnya kang sumar masih selamat...mengatall kau selir mengatal kau🤣🤣
Aisy Hilyah: haha iya bener
total 3 replies
Dsy_Sagitariuzz
waduh ratih si titisan iblis sudah tau rencana juragan menyuruh org memata matai mereka🤔 smg wulan tau
Aisy Hilyah: tentu dia gak sembarangan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!