Alexa Hazelyn Smith adalah siswi cantik, jenius dan humble, cuek bagi orang asing. Dia bahkan banyak menciptakan obat-obatan dan tekhnologi baru, meskipun anak orang terkaya nomer dua di negaranya dia tidak pernah berperilaku sombong ataupun membully teman-temannya.
Semuanya bisa dicapai olehnya namun tidak dengan hati seseorang yang merupakan anak dari yang mempunyai yayasan, terkaya nomor Satu di Negaranya, Samuel Walton, Selain Tampan dan dingin dia menjadi Mafia yang berkedok ketua OSIS.
"Aku mencintaimu, sangat. Mulai dari dulu sampai sekarang rasa itu sama. Sama-sama membuatku senang, rindu dan luka dalam waktu bersamaan, sampai kapan? Kau bahkan tak melirik ku sama sekali. Apakah rasa ini akan ku pendam selamanya?" Lirih Alexa.
Yukk jangan lupa mampir di ceritaku ya! jangan lupa Tinggalkan komen....!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
As
Alexa tersenyum dia tahu meskipun di usia yang sangat belia anaknya sudah cukup menjaga dirinya, cara memegang pisau yang lihai, untuk bela diri? Anaknya memang sudah pandai bela diri dia belajar dasar dari Alexa namun gurunya bukan Alexa melainkan guru bermarga Wong keturunan asli Wong Fei Hung " orang di desa yang mereka tempati, orang yang ahli beladiri asli China dan seorang tabib menguasai obat tradisional dan akupunktur.
Axelo menjadi murid satu-satunya yang bertahan, namun seolah tahu dengan takdir nya dia menurunkan semua ilmunya pada Axelo, setelah Axelo di rasa kuat akhirnya guru bermarga wong itu meninggal dunia tepat sebelum Alexa pergi dari desa itu.
Mengenai Axelo yang terlihat sedikit lemah, Alexa memang sudah mewanti-wanti anaknya agar menjadi anak-anak kecil kebanyakan, dia tidak ingin anaknya menjadi pelampiasan musuh, terbukti waktu pesta sahabatnya, Alexa lebih yakin anaknya melihat penembak itu, bahkan jikapun ingin menghindari dia bahkan lebih bisa, tapi kenapa anaknya mengorbankan diri? Apa jangan-jangan anaknya sudah merencanakan sesuatu...
Alexa lebih kaget melihat ke arah anaknya dengan tatapan yang sulit di artikan...
Ares dan Cassy yang tak kalah terkejutnya memandang ke arah anaknya Alexa, mereka yang melihat anaknya yang juga dengan tatapan terkejut tanpa tahu terkejut dengan artian yang berbeda.
Disana Axelo tersenyum menyeringai, setelah korbannya meninggal dia mengusap-usap darah yang mengenai wajahnya "Terimakasih bibi, aku sudah berpuasa padahal setelah pindah ke negara ini"
Tak kalah lain terkejut nya dengan tamu-tamu yang berdiam di pintu utama tanpa bersuara mereka hanya bisa terkesiap dan tersenyum cerah "Aku tak tahu jika semenarik ini" Suara William mengagetkan semua orang termasuk yang ada di dalam.
Semua keluarga Walton masuk dengan bergaya ke dalam Mansion yang sangat mewah itu.
George yang sudah sadar dari keterkejutan nya dia beralih menatap sahabat satu-satunya itu "Kau datang"
William melengos "Tentu saja, bukankah hari sudah malam, dan sekarang waktunya kami berkunjung melamar cucumu, aku sedikit terkejut dengan cara penyambutan mu"
George mencari batang hidung cicitnya tapi sudah tak terlihat "Aa, tentu kami para pengusaha tidak kalah dengan cara kerja mafia" jawab George sambil terkekeh.
Disana sudah tak terlihat terkejut ataupun yang dilihat mereka kembali dengan suasana yang mengharukan.
"Maafkan aku Cas" Kate memeluk sahabatnya dengan erat "Alexa sudah ku anggap anakku sendiri tapi Samuel__"
"Aku sudah memaafkan mu jadi berhentilah mengucapkan kata-kata dengan nada seperti itu" Cassy mengurai pelukannya.
"Kau memang tidak bisa di ajak kompromi" ucap Kate memutar bola matanya malas dengan gerakan mengganggu suasana haru. Sedangkan Cassy hanya mengedikkan bahunya tak acuh.
Samuel, Alexa dan Axelo yang menjadi bintang utama di malam ini malah menghilang.
Jackson yang biasanya dingin saat ini mengubah raut wajah dinginnya, dia menatap ke arah Ares "Terimakasih"
Ares yang mendengar ucapan Jackson hanya memutar bola matanya, apa yang di harapkan dari laki-laki berwajah tembok ini, yang lain meminta maaf yang satu ini malah ber terimakasih,
Ares mendengus, ucapan apa yang di harapkan pada laki-laki satu ini "Untuk apa? Untuk karena putramu menghamili putriku"
Mereka semua menoleh ke arah Ares dan Jackson, kedua orang ini sangat berbanding balik, Jackson yang dingin dan datar, dia tak akan mengeluarkan banyak kata selain istri atau keluarganya, sedangkan Ares malah sebaliknya.
Jackson hanya mengedikkan bahunya tanpa memperdulikan Ares, kemudian beralih memandang sang istri dengan senyum tersemat di bibirnya.
Kate membalas Tersenyum kemudian duduk di samping Jackson, dia beralih memandang Ares dengan senyum yang menurut Ares menjengkelkan "Selamat malam besan, terimakasih karena menerima kami"
Ares mendengus " Kau tahu bukan aku tak pernah setuju anak kita bersama"
Kate tersenyum cerah memandang Ares "Tentu saja besan, tapi lihatlah apa kau bisa membelokkan takdir, dan sekarang akulah pemenangnya"
Ares menahan emosi "Kau?!!"
Jackson dan Cassy pura-pura tidak mendengar, dulu saat high school Katherine memang selalu menantang Ares yang notabene peringkat satu di kelas, entah mengolok-olok karena tidak menerima cinta sahabatnya Cassy.
Flashback On
Kate remaja berkumpul dengan semua teman geng nya The queen kecuali Cassy yang saat itu menghilang dari pandangan mereka.
"Cassy kemana ya ,aku lihat kayaknya masuk tadi" Kate menoleh ke segala arah.
Aleya menunjuk Cassy yang berjalan ke arah mereka dengan menunduk "Itu dia..."
Mereka lebih cepat menghampiri Cassy "Ada apa Cas". Cassy mendongak kan kepalanya.
Mariya Menggeleng kan kepalanya "Cas, Cas kau tahu bukan si tengil Ares itu sudah tidak bisa di harapkan"
Cassy memandang Mariya "Kenapa?"
Katherine mulai jengah dia sengaja mengusili "Kau tak tahu kalau dia gila?"
Serempak mereka menghadap Katherine kaget, bagaimana kalau orang-orang menyampaikan ucapan Katherine barusan pada Ares, mereka sama-sama tahu Katherine usil sedangkan Cassy yang polos hanya bisa terkejut dan percaya "Gila?" lirih Cassy
Mereka semua menggeleng kan kepalanya dengan tingkah ajaib Cassy dan Kate, Cassy yang di bilang lebih pintar dari akademik dari Kate bisa di bodohi?..
Dan ternyata memang benar adanya orang pintar kalah dengan orang cerdik.
Katherine mengangguk mantap "Kau harus percaya kalau dia memang gila"
Tanpa tahu ada laki-laki yang mendengar perkataan nya, laki-laki itu hanya mengangkat sudut bibirnya. Dia adalah Jackson yang berada di bangku taman sendirian.
Namun Tiba-tiba terdengar suara yang memang mereka kenali "Siapa yang gila"
Mereka menoleh ke arah suara dengan perasaan terkejut sekaligus ingin kabur mencari celah
"Kau" Itu adalah suara Cassy
Ares sangat terkejut Cassandra yang tadi mengatakan cinta dan memberikan sebuah kotak pada dirinya kini dia mengatasi dirinya gila, apa karena dia tolak??? "Kau mengatakan aku gila?!"
Cassy yang saat itu emosi menatap Ares pongah "Tentu saja, kenapa aku tidak bisa, kau ingin aku memukul mu, aku lebih dari bisa..."
"Benar, kau ingin siapa yang ingin memukulmu, Cassy atau kita?" Tanya Katherine ikut maju karena Cassy sudah mulai emosi, dia ingin Ares merasakan betapa gilanya Cassy mengejar cintanya mati-matian namun di tolak olehnya, biarkan hari ini membalas dendam rasa sakit itu.
Ares bergidik di keroyok Perempuan? The Queen? Siapa yang tidak kenal circle mereka, jago bela diri sekaligus cerdik mereka juga mulai menjadi tranding topik di dunia bawah?
"Kau pilih yang mana anak manis?" tanya Maria terkekeh
Mereka serempak maju, sedangkan Ares mundur perlahan..
Bug!
Suara hantaman demi hantaman "Ini balasan dari sahabat ku" ucap mereka masing-masing
Cassy yang tadi hanya menonton memandang Ares dengan tatapan yang sulit dia artikan, dia maju mengulurkan tangannya pada Ares, setelah Ares bangun Cassy melepaskan tendangan nya "Ini balasan dariku" dia tersenyum penuh kemenangan.
Flashback off