NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Di dalam mobil terdapat dua orang pria. Tampak salah satu nya sedang fokus menyetir dan pria yang di samping nya sedang menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan matanya.

Emrik yang sedang menyetir pun melirik sekilas ke sampingnya. Ia memandang penuh tanya, sebenarnya apa yang terjadi pada Ryszard? Mengapa bisa sampai ia mabuk berat seperti ini? Bukan kah Ryszard jarang sekali minum jika bukan karena ada masalah.

Sesampainya di depan mansion,Emrik langsung turun dan berjalan membuka kan pintu untuk Ryszard. Tak hanya itu ia juga kembali mempah tubuh Ryszard yang sudah sempoyongan di bantu dengan satpam yang kebetulan berada di dekat sana.

Beberapa kali Emrik memencet bel rumah,akhirnya terbuka juga.

"Cepat buka pintu nya!" Titah Emrik.

"I iya tuan" ucap maid yang membukakan pintu.

Dengan menaiki lift yang tersedia, mereka tiba di lantai atas tempat dimana kamar Ryszard berada.

Emrik langsung menginteruksi untuk berjalan ke kamar Ryszard. Namun saat berada di depan kamar pintu itu terkunci. Emrik berusaha mengetuk pintunya agar sang penghuni membuka kan nya namun nihil, tidak ada sahutan di dalam sana.

"Nona saya Emrik, tolong bukakan pintu nya." ucap Emrik sambil terus mengetuk pintunya.

Nea yang sudah terlelap pun terbangun mendengar gedoran pintu dan teriakan dari luar sana. Ia berjalan ke arah pintu. Pantas saja Nea sudah terlelap karena jam sekarang telah menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Maaf pak Emrik, pintunya di kunci dari luar saya tidak bisa membuka kan nya."

Emrik menghembuskan napasnya kasar. Lalu beralih ke arah maid yang mengikutinya dari belakang.

"Panggil bi Lastri, dia pasti yang membawa kuncinya!" ucap Emrik setengah berteriak karena tubuhnya sudah pegal menopang tubuh tuannya itu.

Tak berselang lama, bi lastri pun datang dengan membawa kunci.

"Cepat buka kan bi!" Titah Emrik.

"I iya tuan." Jawab bi Lastri patuh lalu memasuk kan kunci ke lubang nya dan memutarnya hingga pintu terbuka.

Tampak di dalam sana Nea kaget melihat Ryszard yang di papah oleh Emrik.

Emrik tak mempedulikan Nea yang masih mematung di depan pintu. Ia langsung menerobos masuk dan menidurkan Ryszard di kasur king size nya.

"A ada apa ini? Kenapa dia seperti ini?" Tanya Nea di tengah kebingungan nya.

"Saya juga tidak tahu, tadi saya datang tuan sudah seperti ini." Jawab Emrik sekadarnya.

"Jika sudah tidak ada yang di tanyakan lagi saya mau permisi nona." pamit Emrik.

"Iya silahkan."

Emrik, satpam, dan maid sudah meninggalkan kamar itu, meninggalkan dua insan sendiri di dalam sana.

Dalam hati Nea kembali bertanya, 'Apa yang terjadi? Apa dia seperti ini karena dirinya? Tapi mengapa?'

Nea berjalan ke arah kasur yang di tempati Ryszard, saat di dekat sana ia merapikan selimut Ryszard yang tampak tidak pada tempatnya. Ia mengamati wajah tenang itu yang sedang tertidur, niat nya mau ikut berbaring di samping nya namun ia urungkan karena mengingat kejadian tadi pagi yang cukup membuatnya trauma. Ia takut Ryszard akan mengulangi perbuatan nya tadi.

Akhirnya Nea memilih mengambil satu bantal dan membawanya ke sofa lalu merebahkan dirinya disana. Setelah beberapa saat kemudian Nea masuk ke alam mimpi.

Sementara diluar sana Emrik sedang berbincang dengan bi Lastri tapi bukan berbincang tapi lebih tepat nya menginterogasi.

"Apa yang anda tahu tentang tuan Ryszard?" Tanya Emrik kepada bi Lastri.

"Saya kurang tahu tuan. Saya hanya di perintah oleh tuan Ryszard untuk tidak membukakan pintu untuk nona, hanya boleh memberinya makan saat waktu nya makan." Jawab bi Lastri jujur.

"Apa sebelum itu mereka bertengkar?"

"Sepertinya begitu tuan, tadi saya mendengar tuan membanting pintu dengan keras dan menyerahkan kunci itu ke saya." Lanjutya lagi

"Terima kasih atas informasinya bi, Kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah itu Emrik meninggalkan mansion dan menuju ke apartemen dimana ia tinggal.

*****

Pukul 2 dini hari Ryszard bangun dengan kepala yang sangat amat pusing. Ia melihat ke sekelilingnya dan menyadari jika ia sudah berada di kamarnya. Matanya kembali menyapu seluruh ruangan dan mendapati tubuh kecil yang sedang meringkuk di sofa tanpa selimut. Melihatnya saja Ryszard bisa mengetahui bahwa gadis itu sedang kedinginan dan butuh sebuah kehangatan.

Ryszard pun melangkahkan kakinya menuju sofa itu dengan sempoyongan karena dirinya belum lepas sepenuhnya dari pengaruh alkohol yang beberapa lalu ia minum.

Dengan sempoyongan ia berjalan hingga menabrak dan menjatuhkan benda-benda yang ada disekitarnya. Tapi untung saja gadis yang tengah tertidur itu tidak terbangun atau pun terganggu sedikitpun dengan suara benda terjatuh.

Saat sudah berada tepat di hadapan sofa, ia menjatuhkan dirinya ke lantai hingga badannya sejajar dengan sofa. Ryszard menatap wajah teduh yang sedang tertidur, terselip rasa bersalah di hatinya mengingat perlakuan kasar nya pada gadis itu.

Ryszard menggerakkan tangan nya membelai pipi gadis itu lalu tersenyum lembut.

'Maaf kan saya telah kasar padamu, saya hanya marah karena kamu telah lancang menyimpulkan hal itu. Saya tidak tahu kenapa saya bisa marah saat kamu berkata ingin pergi. Yang saya tahu kamu milik saya dan tidak ada yang akan memisahkan mu dari saya termasuk surat perjanjian itu'. Batin Ryszard, kemudian ia mengecup lembut dari Nea yang sedang terlelap.

Ryszard kembali ke kasurnya mengambil selimut dan membawanya untuk menyelimuti tubuh mungil yang sedang kedinginan itu. Setelah tadi ia berpikir dengan sedikit otaknya yang masih berfungsi, ia menyimpulkan bahwa ia tidak akan bisa mengangkat tubuh Nea menuju kasur walau ia sangat ingin. Ia takut malah akan menjatuhkan nya atau membenturkan ya ke tembok dengan tubuhnya saat ini yang sedang mabuk.

Keesokan paginya

Sebuah mata indah mengerjap pelan karena diterpa sinar mentari pagi yang cukup menusuk mata cantik yang sedang terpejam saat itu. Pelan tapi pasti mata itu membuka lebar dan menampilkan iris kecoklatan dengan bulu mata yang lentik.

Nea meregangkan otot-otat nya yang terasa kaku, ia menyadari satu hal yaitu selimut. Seingatnya kemarin ia tidur tidak mengenakan selimut, tapi kenapa terbangun sudah ada selimut yang membungkus tubuhnya. Ia melihat sekeliling dan tidak melihat kehadiran pria itu, ya pria itu, pria yang berstatus sebagai suaminya.

"Kemana dia? Sepagi ini sudah tidak ada?" Gumam Nea.

Nea memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, lalu turun kebawah menghampiri bi Lastri.

"Bi pak Ryszard kemana ya?" Tanya Nea kepada bi Lastri yang sedang mengawasi pelayan mengerjakan pekerjaan nya.

"Tuan sudah pergi nona, katanya ada urusan. Dan beliau juga berpesan bahwa nona tidak boleh keluar dari mansion ini." ucap bi Lastri sesuai apa yang di instruksikan tuannya dan berhasil membuat Nea mendengkus kesal.

"Lalu apa yang akan di dalam mansion yang sangat membosan kan ini?"

"Terserah anda nona, anda bebas melakukan apapun di dalam mansion ini." Mendengar perkataan bi Lastri membuat mata Nea berbinar.

"Benarkah?" Tanya Nea semangat.

"Iya nona tuan tadi juga bilang seperti itu."

"Oh baiklah sepertinya langkah pertama aku ingin memasak, dan berikutnya aku akan menyirami bunga di belakang, dan em... entahlah aku akan memikirkan nya lagi."

"Tapi nona, tuan tadi berpesan nona tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun termasuk memasak, apa lagi menyirami tanaman di belakang. Itu semua sudah menjadi tugas masing-masing pelayan."

"Astaga! Katanya boleh melakukan apapun tapi apa ini?" Nea menghembuskan napas kasar.

"Boleh apa saja tapi yang tidak berbau pekerjaan rumah."

Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menyebalkan lagi untuk Nea karena akan terkurung di sangkar emas ini.

Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!