Cintaku Yang Tak Berharga

Dara pulang ke rumah dengan diantar selly. "bener kamu ngga mau nginep di rumahku dulu?" tanya selly saat mereka telah sampai depan rumah dara.

"ngga sel, dari kemarin kan aku nginep dirumah kamu. Lagian pasti mas hadi nyariin aku karena aku ngga kasih kabar, soalnya ponsel aku ada dimobil." jawab dara.

"ya udah kalau ada apa-apa kabarin aku. Nanti mobil kamu dianter sama supir aku."

"terima kasih ya sel, kamu udah selalu ada buat aku."

"memang sudah seharusnya dar, kita kan sahabatan sudah lama jadi kita sudah seperti saudara."

"ya udah aku masuk dulu ya, kamu hati-hati bawa mobilnya." ucap dara keluar dari mobil.

"ok, aku jalan dulu."selly meninggalkan rumah dara.

Dara memasuki rumahnya dan saat melewati ruang tengah ia di kejutkan dengan keberadaan hadi suaminya yang tengah menatapnya tajam dnegan tangan sedekap di dadanya.

"dari mana aja kamu, baru pulang sekarang?" tanya hadi dengan nada tegas dan mata menatap tajam kearah istrinya.

"dari rumah selly."jawab dara jujur.

"hmm.. Jangan coba-coba bohong sama aku dara." tegas hadi

"aku ngga bohong aku emang nginep dirumah selly."

"selain ke rumah selly, kemana saja kau?"

Dara merasa hadi mengetahi sesuatu "apa mas jadi tau sesutu? Ngga mungkin dia kan dia tau apa yang aku lakukan semalam." batin dara.

"kenapa diem, engga bisa jawab?"hadi melihat gelagat aneh istrinya dan tak bisa menjawab pertanyaannya.

"aku bener dirumah selly, emang kemana lagi?"jawab dara gugup tak berani menatap mata suaminya.

"lalu apa yang kau lakukan di club kemarin malam?"hadi yang pulang larut kemari malam tak mendapati istrinya dirumah dan saat ia menghubungi ponselnya pun tak aktif.

Hadi yang kebingungan mencari dara menanyakan pada mbok asih kemana istrinya pergi. Dan dari mbok asih, hadi mengetahui bahwa dara pergi ke pesta ulang tahun temannya.

Dari situ hadi menyuruh orang kepercayaan melacak dimana keberadaan istrinya. orang suruhannya membenarkan dara yang berada di club malam menghadiri pesta ulang tahun teman lamanya dan orang suruhannya melaporkan apa saja yang wanita itu tengah lakukan di pesta itu.

"a..aku a..aku bisa jelaskan mas." gugup dara takut suaminya mengetahui semuanya.

"jelaskan."tuntut hadi pada istrinya.

"a..aku pergi ke sana karena teman lamaku ulang tahun. Tapi aku bersumpah tak melakukan hal yang aneh-aneh." ucap dara berbohong.

mendengar ucapan istrinya hadi tak percaya tapi ia tak ingin memperpanjang masalah.

"hmmm... dara kapan kau akan bersikap selayaknya istri dan ibu dari seseorang? Apa kau tidak berpikir nama baik keluarga kita jika tau kau pergi ke club? Anak mu sudah remaja jadilah ibu dan contoh yang baik untuk putramu. Bukannya asik mencari kesenangan diluar sana sampai tak pulang!"hadi benar-benar kehabisan kata-kata untuk menasihati istrinya yang tak pernah mendengarkannya

"maafkan aku mas, ini terakhir kalinya melakukan ini."dara lega karena sepertinya suaminya tak mengetahui peristiwa malam itu.

"terserah kau saja, tapi ingat batasan dan nama baik keluarga ini." hadi meninggalkan dara ke ruang kerjanya. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri.

melihat kepergian suaminya dara memandangnya dengan penuh sesal. "maafkan aku mas, kali ini aku janji akan berubah menjadi istri seperti keinginanmu." janji dara dalam hatinya menyesal karena sempat khilaf dengan pria lain yang bisa saja mengancam keberlangsungan rumah tangganya dengan hadi.

dara naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk bersih-bersih dan istrirahat.

...----------------...

"anak-anak sudah malam berhenti bermain dan saatnya tidur."titah jihan pada anak-anaknya yang belum juga tidur padahal sudah pukul sembilan malam.

"lily, aura cepat tidur. Kalian bisa kesiangan besok sekolahnya." ucap jihan oada kedua putrinya yang dibalas anggukan oleh kedua anak kecil itu dan mereka segera naik ke atas kasur bersiap tidur.

"rio juga cepat tidur, kalau tidak mama tak akan membuatkan puding untukmu." ancam jihan oada si bungsu yang susah sekali di atur.

"iya mama, io bobo." bocah kecil itu takut mendengar ancaman mama nya yang tak akan membuat puding kesukaannya besok.

Jihan menemani anak-anaknya sampai terlelap dan meninggalkan kamar mereka. "selamat istirahat dan tidur yang nyenyak." ucap di jihan mencium kening anaknya satu persatu lalu meninggalkan kamar mereka menuju kamarnya.

Sebelum menuju ke kamarnya ia melihat kamar tamu tempat davin tidur. Ia membuka pintu melihat davin yang sudah tertidur pulas dikasurnya.

setelah memastika semuanya telah tertidur. Jihan ke kamarnya dan mencari ponselnya.

Saat mendapatkan ponselnya ia mencari nama suaminya dikontaknya lalu mengirim pesan.

"mas pulang jam berapa?" isi pesan jihan pada suaminya

jihan membaca buku sambil menunggu balasan pesan dari suaminya tapi tak juga ada balasan maka ia memutuskan menelpon suaminya karena malam sudah semakin larut tapi suaminya tak kunjung pulang.

menunggu panggilan tapi suaminya tak mengangkat telponnya membuat dara khawatir.

Dara mencoba beberapa kali tapi hasilnya tetap sama, suaminya tak mengangkat panggilannya.

"kenapa mas liam ngga angkat telpon ku, padahal tersambung." gumam jihan.

"aku telpon pak pras saja, siapa tau mereka sedang kerja." sekali percobaan sambungan telpon langsung diangkat oleh asisten suaminya itu.

"selamat malam bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya pras ketika sambungan telpon terhubung.

"maaf mengganggu malam-malam, saya hanya mau tanya apa pak pras bersama suaminya?" tanya jihan.

"tidak bu, saya sedang tidak bersama pak liam. apa ada yang bisa saya bantu?"

"lalu kemana ya mas liam sampai saat ini dia belum juga pulang. Saya khawatir." jawab jihan.

"saya akan mencari tau keberadaan pak liam sekarang bu, nanti saya hubungi lagi."

"baik pak saya tunggu kabar dari pak pras."sambungan terputus membuat jihan khawatir pada keberadaan suaminya.

"kemana mas liam sampai malam begini belum juga pulang?" dara mondar-mandir dalam kamarnya menunggu info dari Pras asisten suaminya.

kring

kring

Jihan langsung mengangkat telponnya. " iya, bagaimana pak, apa bapak sudah bertemu dengan suami saya?"seru jihan pada pras.

"sudah bu, pak liam bersama dengan mbak vina di club dan keadaanya mereka berdua mabuk berat sampai tak sadarkan diri, saya bisa membawanya pulang atau bagaimana?."terang pras dan menunggu arahan dari istri bosnya ini.

"vina!" jihan kaget mendengar vina bersama suaminya di club malam dalam kondisi mabuk sampai tak sadarkan diri.

jihan membatu shock mendengar keadaan suaminya. Kenapa mereka ke club dan mabuk-mabukan bersama.

"bu, bagaimana apa saya bisa membawa pak liam dan mbak vina pulang sekarang?."tanya pras karena tak lagi mendengar suara jihan.

jihan tersadar dari keterkejutannya dan langsung menjawab pertanyaan asisten suaminya itu. "iya pak pras bisa mengantar mereka pulang sekarang, maaf merepotkan pak pras malam-malam begini." jawab jihan.

"baik bu, saya akan sampai setengah jam lagi. Dan tak masalah ini bagian dari pekerjaan saya."setelah sambungan telpon terputus jihan termenung memikirkan apa yang tengah terjadi.

"aku merasa perasaan yang aneh, walaupun aku tau mereka sepupu, tapi hubungan mereka tak biasa. Mudah-mudahan ini hanyalah perasaanku saja."peperangan antara batin dan pemikiran. Perasaanya menduga mereka punya hubungan lebih dari sekedar saudara tapi pikirannya menolak hal itu.

Ia merasa jahat berpikiran buruk terhadap hubungan persaudaraan itu.

.

.

.

.

Tbc.