NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 - Mungkinkah Jodoh

Mada bergabung dengan Gita dan keluarga kecil Moza, kebetulan tidak jauh dari panggung. Matanya tidak lepas dari gadis yang sedang bernyanyi di atas sana. Siapa lagi kalau bukan Rindu. Menggunakan dress putih selutut dengan aksen renda dan bahan lace. Penampilan Rindu terlihat elegan, lengkap dengan heels dan rambut yang dibuat bergelombang.

“Cantik ya,” bisik Moza.

“Banget. Suaranya juga oke.”

“Bungkus gih,” bisik Moza.

“Kalau boleh sama Mama, udah gue bungkus pake karet dua.” Moza pun terkekeh, Mada yang sadar lalu menoleh. “Apaan sih lo.”

“Cie, cie, terpesona.”

“Siapa?” tanya Dewa yang kerepotan dengan putri kecilnya yang masih batita.

“Mada terpesona sama penyanyi itu.” Moza menunjuk ke arah Rindu. “Kayaknya masih muda.”

“Pepet sana,” titah Dewa. “Yang masih muda itu rasanya enak, apalagi yang masih kinyis-kinyis. Gue udah buktikan sendiri."

“Mulai,” seru Moza lalu mendorong bahu suaminya yang terkekeh sendiri entah membayangkan apa.

Dewa memanggil panitia dari WO lalu berbisik mengatakan sesuatu. Mada masih memperhatikan Rindu yang baru selesai mengakhiri lagunya.

“Kembali kami ucapkan selamat berbahagia untuk Mas Gilang dan Mbak Maira, semoga bahagia selalu,” tutur Rindu, lalu menerima secarik kertas dari rekan bandnya. “Ada atensi dari … siapa ini,” ujar Rindu di depan. “Salam kenal untuk aku, ini maksudnya aku ya. Dari … Mada Bimantara,” tutur Rindu dengan raut wajah langsung tegang.

“Sini mbak,” teriak Dewa sambil menunjuk ke arah Mada.

“Kampreeet banget laki lo Za,” cetus Mada yang kesal dengan gaya Dewa. “Norak banget, bikin gue malu.”

Rindu pun menatap ke arah yang dimaksud dan tatapannya bertemu dengan Mada. Gegas ia menunduk dan tersenyum, meski terkejut. “Selamat siang Pak Mada,” ucap Rindu. “Lagunya Cinta Luar Biasa.”

“Cie, yang cinta luar biasa,” ejek Gita.

“Parah-parah, bikin malu gue aja lo pada.”

“Daripada anaknya tanta Amira, mending yang ini tahu,” bisik Moza. “Aku yakin mama lebih setuju sama yang ini dari pada anak tante Amira.”

“Gue juga ogah sama Aida.”

“Arba kak, namanya Arba.” Gita menginterupsi sambil bergoyang pelan bahkan mulutnya ikut mengikuti lirik tanpa suara.

“Hai, boleh gabung?”

Mada dan yang lain menoleh. Sudah ada Arba di sana.

“Yaelah, ulet keketnya nongol,” gumam Mada.

“Mau gabung, silahkan cari tempat sendiri ya,” seru Moza mengabaikan Arba.

“Aku tamu masa nggak dikasih kursi.”

“Oh iya, silahkan,” ujar Mada sudah berdiri. Begitu pun dengan Gita yang langsung pergi. Nyatanya Moza dan Dewa pun langsung beranjak dari sana.

“Loh, kamu mau kemana?” tanya Arba.

“Cari angin, gerah di sini.”

“Gerah, orang dingin begini,” gumam Arba. Ia pun berusaha mengejar Mada, pandangan dan langkahnya sempat terhalang tamu lain membuatnya kehilangan jejak.

Mada masih memperhatikan Rindu dari jauh, saat gadis itu break dan digantikan dengan penyanyi lain lalu menjauh dari panggung. Mada mengejarnya, rupanya menuju arah toilet.

Sedangkan di dalam toilet, Rindu baru selesai dengan urusan di bilik lalu mencuci tangan dan memastikan penampilannya masih oke. Menghela nafas karena lagi-lagi bertemu Mada. Diakui ia tertarik dengan pria itu, siapa juga wanita yang tidak tertarik dengan Mada. secara fisik terlihat luar biasa.

“Kenapa ketemu lagi, ketemu lagi,” gumam Rindu lalu berdecak.

Meninggalkan toilet hendak kembali ke aula, Rindu mendengar seseorang memanggilnya. Ia pun menoleh. Seorang pria bersandar pada dinding di samping pintu toilet dengan tangan berada di saku celananya.

“Pak Ma-da,” ucap Rindu sambil mematung di tempat. Pria ini untuk apa menunggunya. Pikiran Rindu pun berkecamuk. Mendadak Rindu menduga kalau Mada akan mempermasalahkan profesinya sebagai penyanyi cafe dan acara dengan kontrak SPG yang ia terima.

Mada menghampiri Rindu. “Ikut saya,” ujarnya.

Rindu pun patuh lalu mengekor langkah Mada. ternyata Mada mengajak Rindu ke ruang tamu VIP. Menempati meja agak sudut dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk. Tentu saja Rindu semakin gugup.

Mada memanggil pelayan yang bertugas di ruangan itu, entah memerintahkan apa. Tidak lama pelayan tadi kembali membawakan minum serta beberapa piring kecil berisi makanan.

“Diminum dulu kalau mau makan yang lebih berat, nanti ambil sendiri di sana,” tunjuk Mada ke arah buffet.

“Iya, pak, terima kasih.”

“Kamu lolos seleksi ‘kan?” tanya Mada dan Rindu menjawab dengan anggukan. “Jadi --”

“Pak, saya jangan dipecat,” seru Rindu memotong ucapan Mada bahkan sambil menarik kursinya mendekat. “Saya butuh uangnya pak. Meski Cuma seminggu, hasilnya lumayan pak.”

“Siapa yang mau pecat kamu?” Mada tersenyum melihat Rindu yang mendadak khawatir dan gusar.

“Bapak panggil saya kemari bukannya mau pecat saya?”

“Ya nggak lah. Tapi itu bisa terjadi kalau kamu tidak bertugas dengan baik. Jangan pake mode galak bin judes,” sindir Mada.

“Itu ‘kan refleks pak, namanya juga kaget,” jelas Rindu membela diri. Tentu saja dia tahu maksud Mada karena kejadian pertemuan pertama mereka.

“Kalau kamu berhasil menjual unit, ada bonusnya ‘kan?” tanya Mada dan Rindu kembali mengangguk. “Ya usaha lah, yakinkan para pengunjung pameran sampai berhasil terjual.”

Rupanya ada yang memperhatikan interaksi Mada dan Rindu. Bukan hanya Sarah dan Arya, tapi juga Edric.

“Ceweknya Mada?” tanya Edric pada Sarah.

“Nggak tahu, nanti aku tanya deh. Apa kita samperin aja,” usul Sarah.

“Jangan. Mereka bukan anak kecil, tapi kalau dibawa ke sini berarti Mada memang sengaja nunjukin ke kita.” Arya dan Sarah masih memperhatikan putra mereka sedangkan Edric kembali menyambut tamu yang memasuki ruang VIP tersebut.

Mada dan Rindu masih terlibat obrolan, tentu saja didominasi oleh Mada. bahkan sesekali pria itu tergelak sendiri karena berhasil menggoda Rindu.

“Ini nggak salah pak, saya diajak kemari. Jadi minder,” ucap Rindu. “Yang masuk ke sini kan tamu khusus, lah saya apaan.”

“Kamu juga khusus, makanya saya bawa ke sini.”

Rindu langsung mencibir, sudah biasa mendengar gombalan pria.

“Eh, kamu tahu nggak tempat urus dokumen?” tanya Mada lebih serius lagi.

“Dokumen apa?”

“Kartu keluarga, aku mau buat kartu keluarga di mana paling atas nama aku bawahnya nama kamu,” ujar Mada laulu tergelak sendiri sedangkan Rindu berdecak dan cemberut.

“Nggak lucu tahu, pak. Saya balik ke dalam ya, kayaknya udah giliran saya lagi.”

“Beres di sini mau kemana?”

“Pulanglah, pak.”

“Mau ikut saya nggak?” tanya Mada masih dengan raut wajah serius.

“Kemana?” Rindu malah balik tanya.

“KUA,” jawab Mada.

“Boleh pak, gaskeun.”

“Wah, suka nih yang begini. Bentar tanya Mama dulu.” Mada mengeluarkan ponselnya.

“Eh, pak, saya bercanda kali. Pak Mada juga bercanda ‘kan?”

“Dicariin taunya ngumpul disini.” Bayu menggeleng pelan lalu menempati salah satu kursi. Begitu pun dengan Erlan.

“Patah hati gue, Mada berhasil nikung.”

“Lo sama Rindu nggak jadian, jadi gue nggak nikung.”

“Maaf, saya permisi,” ujar Rindu.

“Biar gue antar. Kalian makan dulu, tuh di sebelah sana prasmanannya. Bebas mau nambah asal jangan dibungkus.” Mada menghampiri Rindu.

“Saya bisa sendiri, pak.”

“Berdua itu lebih baik,” sahut Mada. “Nggak percaya tanya aja sama pak ustad. Emang kamu nggak mau berdua sama saya.” Mada mendorong pintu untuk kembali ke ballroom dan mempersilahkan Rindu berjalan lebih dulu.

“Pak Mada ini senang bercanda ya.”

“Setiap candaan saya ke kamu itu serius,” cetus Mada.

Suasana acara resepsi sudah tidak seramai tadi, setelah memastikan Rindu sudah berada di panggung Mada tersenyum lalu kembali ke ruang VIP. Bayu dan Erlan maish menunggu di sana.

“Lo serius suka sama Rindu?” tanya Bayu sedangkan Erlan sibuk dengan makanannya.

Mada mengedikan bahu, ia ingat ucapannya saat bertemu Rindu di cafe. Kalau memang ia bertemu lagi dengan gadis itu tanpa sengaja, berarti memang jodohnya atau ada campur tangan Tuhan. Nyatanya bukan sekali saja, ia bertemu dengan Rindu setelah kejadian tempo hari. Hari ini Mada memang belum ada rasa, tapi entah esok. Kita tunggu saja.

1
Dwi ratna
duh kta³ itu mengingatkanku pda sang seseorang deh
hiro_yoshi74
pantesan mami nya arba di tinggàlin orang modelan es gois sakudele dewe mono ho .🤭✌
Felycia R. Fernandez
mana mau Sarah besanan sama pengkhianat...
mendingan Rindu la,jaaaauuuh banget kelakuan kamu dan Rindu...
gimana mau jatuh cinta ma kamu
Felycia R. Fernandez
yang awal katanya ingin belajar ilmu bisnis,malah berubah jadi ilmu Pepet Mada...
😆😆😆😆
kamu gak masuk dalam hati Mada Arba,lebih baik sadar diri...
jauh jauh gih dari Mada
hiro_yoshi74
emang enakbdi cuekin
Purnama Pasedu
ngotot ya
tiara
sepertinya ayah Rindu orang kaya,cuma karena pamanya suka minta uang terus jadi ga peduli tuh sama kehidupan mereka
Esih Esih
apa mungkin rindu anak nya felix,kan dia org nya doyan selingkuh
Felycia R. Fernandez: wow...👍👍👍👍👍
aku gak kepikiran kesana kk...
keren kk nya
Esih Esih: ayo kak dtyas kita main tebak tebakan aja 🤣🤣
total 3 replies
Esih Esih
apakah ayah rindu orang kaya
Felycia R. Fernandez
judulnya Mada kebelet nikah kk Thor Dtyas 😆
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
tiara
ayo Mada cepat halalin Rindu biar biar bisa tinggal bareng
Felycia R. Fernandez
kasi pelajaran tuh buat pakde bude dan sepupunya...
babat habis sampai ke akarnya...
🤬🤬🤬🤬🤬
Esih Esih
aduh dikit amat cerita nya kak,kaya lg nyolek sambel tp blm sempet ke makan alias nanggung amat🤣🤣
aroem
bagus
Naja Naja nurdin
ya Ela model gombal nya yahut bingit bang
tiara
Rindu diselamatkan Mada dan anak buahnya tinggal keluarga pamannya nih menunggu pembalasan dari Mada
Sastri Dalila
👍👍👍👍
tiara
ayo Mada selamatkan Rindu,kamu pasti tau keberadaan Rindu lewat aplikasi kan
Rohmi Yatun
cerita yang menarik 🌹🌹🌹🌹👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!