NovelToon NovelToon
Istri Dalam Bait Do'Aku

Istri Dalam Bait Do'Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.

Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.

Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mecca

.

.

.

Mecca menatap lemari besar di depannya, bergegas ia mengganti kaosnya dengan set abaya simple berwarna hitam yang sudah Ken persiapkan. Dari awal Mecca datang, ia sudah melihat banyak set pakaian berjejer di dalam lemari itu. Yang ia kira itu milik istrinya Ken, dan benar adanya memang itu milik istri Kenindra yaitu dirinya sendiri.

Semua detail size dan warna-warnanya begitu tepat dengan selera Mecca. Ken tidak pernah gagal ng-threat istrinya memang.

Sementara Ken masih menunggunya di depan rumah. Mecca belum selesai mematut dirinya di depan cermin, memoleskan make up tipis sampai mengatur hijabnya agar perfect.

Sebagai seorang desainer fashion, penampilan tentu menjadi hal yang krusial untuknya. Dari ujung kaki sampai ujung kepala harus match antara warna dan pattern-nya.

Bukan ribet, tapi itu caranya menghargai dirinya sendiri. Dan sampai saat ini Mecca masih nyaman dengan segala sifat perfeksionisnya itu.

"Itu mobil yang kamu minta kemarin lusa waktu telponan sama eyang kan yaangg? " tanya Ken begitu melihat istrinya berjalan menuruni tangga. Ia tengah menyiapkan kaos kaki dan sandal untuk Mecca pakai.

" Hihi.. Iyaa mas, gercep banget eyang, takut aku kabur dari sini kali yaa? Hahaha... " jawab Mecca, dahinya mengernyit. Ia melupakan satu hal, kalau kaki adalah aurat yang harus ia tutup juga. Ken menarik pelan kakinya, untuk memakaikan kaos kaki.

"Udah, yuk!"

Terlalu antusias melihat mobil barunya, Mecca sampai tidak sadar menggandeng lengan Ken menuju halaman parkir pesantren.

Heh!  Kenapa tangannya sudah bergelayut manja di lengan Ken tanpa permisi? Duhhh! Tangann murahan dasarrr, baru melihat setengah lengan seksinya yang tidak tertutup lengan kemeja gituu aja udah langsung kepincut.

Ken sadar lebih dulu dengan sentuhan fisik yang Mecca lakukan spontan itu, sempat dia melirik sesaat ke arah lengan yang Mecca gandeng kemudian tersenyum tipis. Seketika sadar, Mecca ingin langsung menarik kembali tangannya namun Ken lebih cepat menahan, satu tangannya justru makin mempererat pegangan tangan Mecca sambil terus berjalan dengan santai.

" Waahhh.. Aston martinku gagah sekaliii... Bentar mas aku telphon eyang dulu ahh." Mecca memekik gembira seraya merogoh ponsel di saku, untuk menghubungi eyang sedangkan Ken sedang menandatangani tanda terima dari pihak showroom.

Setelah menekan tombo vc pada kontak 'yang mulia', beberapa detik kemudian wajah pria tua yang sering mengajaknya ribut muncul di layar ponsel.

' hallo assalamu'alaikum eyangg,,, '

' wa'alaikumsalam, gitu donggg, pakai salam jangan lupa.'

' hihi... iyaa eyangg,, aston martinnya udah sampai eyangg, thank you so muchhhh, sehat dan murah rejekinya selalu eyanggg.. ' ucap Mecca riang. Sebenarnya kalau mau membeli sendiri pun, Mecca sangat mampu. Namun kalau ia memilikinya dalam bentuk hadiah, rasa bahagianya akan jauh lebih dalam.

' Iyaa sayangg, senang sekarangg? Hmm,, eyang udah penuhi minta kamu.'

' Yaa Mecca juga udah penuhi mau eyang kan??'

' Masih ada satu lagi yang belum kamu penuhi ndukk..'

'Apa eyanggg,,? Mecca udah menerima perjoodohan ini lohh, apa lagi?"

' Ada satu lagi...'

' Apalagi eyangggg? Jangan bikin Mecca spot jantung lagi dehh!'

' Hahaha... mana suamimu?'

' Ini di sebelah Mecca, kenapa?'

' Eyang punya satu permintaan lagi sebelum kamu naikki mobil itu. Syaratnyaa, cuma satu tenang sajaa. bBuatkan eyang cicit yang banyakk. Gimana..?'

' Whattt?? ey-eyangg jangann aneh aneh dehh! Apa aja udah, Mecca bakal setujuin yang penting jangan itu.'

' Eyang maunya ituu, Keennn,, kamu denger kann? ' Mecca beralih menatap Ken dengan tatapan ambigu, pria itu sudah berada di sampingnya, tengah mengulum senyum.

' Mm, nggih eyang denger.' jawab Ken gugup.

' Jadi gitu yaa nduk syaratnya, sebelum kamu menyanggupinya eyang belum ijinkan kamu naik mobil itu.'

' Eyangg ishh. Nggak ikhlas banget deh kasih kadonya massa banyak syarat gini. Hufh! Tahu gitu aku beli sendiri aja mobilnya, lagian eyang kan udah punya cucu aku sama kak Deann sama ada Dylan, Anggara, Jingga, udahh banyakkk...' jawab Mecca panjang lebar yang hanya di balas dengan tawa riang eyang di seberang sana.

' Eyang maunya itu tadi, gimana bersedia nggak?'

' Mmm,, Mecca pikir-pikir dulu deh yaaa, udah ahh! Assalamu'alaikum.'

Mecca membalikkan badan, terus berjalan menghentakan kaki dengan keras untuk kembali kerumah. Meneruskan pembicaraan dengan eyang hanya akan semakin membuatnya canggung pada Ken.

Sedangkan suaminya, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Mecca. Sudah sedewasa itu, Ken masih saja merasa seperti menghadapi seorang Mecca gadis SMA cinta pertamanya dulu.

" Kenapa? Hmm, nggak mau cobain mobil barunya? " Ken menghampiri Mecca yang sedang kesal, duduk di sofa ruang tamu. Jilbabnya sudah terlepas dari kepala, wajah cerianya seketika meredup. Mecca bisa tahu dari nadanya terdengar Ken sedikit menggoda.

" Nggak, kamu denger sendiri tadi persyaratan dari eyangg. Hufh!"

Ken terkekeh pelan, "Jadi kamu nggak mau penuhin persyaratan eyang? Kamu kan suka banget mobil ituu,"

" Keenn! Mm,, maksud akuu mass, bukan aku nggak mau penuhi persyaratan itu cuma aku-yaa... Itu kan sesuatu yang nggak seharusnya di jadikan syarat," ujar Mecca, Eyang menggerus habis harga dirinya. Terang-terangan di depan Ken, eyang meminta cicit. Baru saja Mecca berdamai dengan perjodohan ini, ya kali langsung tancap gas.

" Kamu keberatan? Hmm.... ? "

Otomatis Mecca menelan ludahnya dengan gugup lalu menggeleng cepat "Nggak! Bukan itu, maksud aku. Gini, kalau sekarang aku nurutin persyaratan eyang, itu berarti aku melakukannya demi mobil kan? Kamu mau kita melakukan hubungan seintens itu tapi dengan alasan memenuhi syarat eyang? Bukan karena perasaan yang tumbuh dari dalam diri kita?"

Ken menoleh, meraih dagu Mecca agar menatap penuh padanya. Kemudian tangannya mengusap puncak kepala Mecca. " Terima kasih ya, ini jawaban terbaik yang pernah aku denger. Aku nggak akan minta kamu melakukannya sekarang, aku tahu kamu butuh waktu, aku nggak akan maksa kok. Seperti yang aku bilang kemarin, kita jalani dulu aja pelan-pelan."

Blushh!! Pipi Mecca memunculkan semburat merahnya.

Senyum Mecca merekah lebar, tidak pernah salah dia menjatuhkan hatinya pada pria yang kini menjadi suaminya. Dia terlalu menawan dari berbagai sisi, paras dan hatinya memang sudah tercipta khusus untuk Mecca yang petakilan, tukang ngambek, keras kepala dan gengsinya tinggi. Perpaduan yang sempurna.

"Tapi mas, jangan bilang-bilang eyang dulu yaa soal ini."

"Iya."

"Ehh! Terus kalau mau pergi-pergi gimana dong? Percuma ada mobil nggak bisa dipake."

"Memangnya mau kemana? Hm,"

"Yaa, kan aku harus ke kota juga buat cek-cek di butik. Atau kita butuh sesuatu mungkin, ya kalii mau muter-muter di pesantren doang hidupnya. Ada coffeeshop atau mall deket sini nggak sih?"

Suaminya tertawa rendah, Mecca sudah dalam mode normal sepertinya. Ia sudah bisa nyaman berceloteh, dia hanya akan menjadi pendiam ketika berada dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman.

"Di sini jauh dari mall ataupun coffeeshop sayang, tapi kalau mau, aku bisa ajakin kamu kesana. Aku ada mobil, biasanya dipake kalau anterin madu-madu doang. Ada motor juga. Jadi, mau pilih yang mana buat kencan pertama kita? Hm,"

Kenindra menatap wajah istrinya, menanti ekspresi yang akan Mecca berikan. Dalam pikiran Mecca, pesantren itu pasti kuno kan? Entah mobil dan motor apa yang Ken tawarkan, bukan Mecca terlalu pemilih atau mementingkan materialisme.

Sudah pernah ia bilang, kalau dirinya yang sekarang adalah pusat perhatian banyak orang dari kalangan atas. Jadi, ia selalu mengusahakan penampilan perfectnya. Itu adalah branding dari seorang Mecca Jesellyn.

Fashionable, elegant, hampir seluruh barang yang melekat di tubuhnya adalah barang-barang branded kelas dunia.

"S-serius? Kalau gitu, kita jalan-jalan sekitar sini aja yuk." ajak Mecca ragu.

"Boleh. Kamu mau siap-siap dulu yaa, aku siapin mobilnya."

"Ok!"

Ken tersenyum tipis menatap punggung istrinya yang kian menjauh, melewati tangga menuju kamarnya.

Meskipun Mecca bisa dibilang sangat sempurna. Karir yang mapan, paras yang menawan dan memiliki segudang prestasi yang membanggakan. Tapi semua itu tidak membuatnya sombong, tak pernah ada gosip buruk yang menerpanya, hanya beberapa kali muncul di media bersama pasangannya yang kerap kali berganti-ganti. Itu saja.

Ken mengikuti semua beritanya, dan di hadapannya kini. Ketika di rumah, Mecca tetaplah, Perempuan cantik yang menjadi kekasihnya dulu. Tak banyak berubah.

1
MimmaRia
ceritanya bagus, gk monoton yg pesantren bgt, tp jg gak sok CEO2 gt , mskipun chapter awal2 msh yg byk flashbacknya, tp bkn yg lebay ke blakang bgt gt..
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍
Yazh: Wahh😍 Terima kasih kak. Iya memang konfliknya aku sengaja buat yang ringan, jadi nggak bikin kalian mikir banget.

Udah banyak pikiran kan? Ya kali aku nambahin beban🤭
becandaa kak✌
total 1 replies
MimmaRia
wkwkwkkkk... Mecca jd mikir pstinya,, jaim salah gak jaim mancing Kenindra😂😂
Yazh: 😄😄 betul kak, galau maksimal dia. Denial terus, antara nggak mau jujur sama diri sendiri dan nggak kuat sama godaan Ken😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!