Seorang wanita muda bernama Lydia dipaksa menikah dengan mafia kejam dan misterius, Luis Figo, setelah kakaknya menolak perjodohan itu. Semua orang mengira Lydia hanyalah gadis lemah lembut, penurut, dan polos, sehingga cocok dijadikan tumbal. Namun di balik wajah manis dan tutur katanya yang halus, Lydia menyimpan sisi gelap: ia adalah seorang ahli bela diri, peretas jenius, dan terbiasa memainkan senjata.
Di hari pernikahan, Luis Figo hanya menuntaskan akad lalu meninggalkan istrinya di sebuah rumah mewah, penuh pengawal dan pelayan. Tidak ada kasih sayang, hanya dinginnya status. Salah satu pelayan cantik yang terobsesi dengan Luis mulai menindas Lydia, menganggap sang nyonya hanyalah penghalang.
Namun, dunia tidak tahu siapa sebenarnya Lydia. Ia bisa menjadi wanita penurut di siang hari, tapi di malam hari menjelma sosok yang menakutkan. Saat rahasia itu perlahan terbongkar, hubungan antara Lydia dan luis yang bertopeng pun mulai berubah. Siapa sebenarnya pria di balik topeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Seorang wanita dengan rambut panjang bergelombang, mengenakan jas pink, berjalan tergesa sambil membawa map tebal. Ia hampir menabrak Rafael. Kertas-kertas jatuh berserakan ke lantai.
“Ya ampun!” seru wanita itu, berjongkok cepat untuk memungut dokumennya. Suaranya jernih tapi terdengar dingin, seolah ia tidak terbiasa meminta maaf.
Rafael, yang biasanya akan bergerak dingin dan singkat, kali ini membeku sejenak. Matanya menatap wanita itu. Wajahnya bukanlah kecantikan mencolok seperti Lydia, namun ada sesuatu yang luar biasa di sana: sorot mata tajam, bibir yang seolah selalu siap mengeluarkan komentar pedas, dan sikap percaya diri yang membuatnya berbeda.
Ruisa. Itu nama yang tertera di kartu identitas yang menggantung di lehernya.
Rafael menunduk, membantu mengumpulkan kertas. “Kau ceroboh,” komentarnya datar.
Ruisa mendongak, menatapnya tajam. “Dan kau… terlalu lambat menghindar. Jadi kita imbang.”
Luis yang berdiri tak jauh hanya mengangkat alis tipis, sedikit terhibur dengan percakapan singkat itu. Lydia menahan senyum, matanya bergulir dari Rafael ke Ruisa, seakan menemukan sesuatu yang menarik.
Begitu kertas terkumpul, Ruisa berdiri dan menepuk-nepuk jasnya. “Terima kasih… walau kau terlihat lebih seperti patung penjaga daripada manusia.”
Rafael membuka mulut, hendak membalas, tapi lidahnya terasa kelu. Entah mengapa, pria yang biasanya dingin dan penuh kontrol itu mendapati dirinya kehilangan kata-kata.
Lydia akhirnya angkat bicara. “Ruisa, ini Rafael. Asisten pribadi Luis. Rafael, ini Ruisa asisten sekaligus adik angkatku. Dia adalah wakilku selama ini dan ia juga yang menemukan obat bakar.”
Mata Rafael sedikit melebar. "Obat bakar?" Ia melirik sekilas ke arah wajah Luis, lalu kembali menatap Ruisa.
Ruisa menyilangkan tangan di dada. “Ya, obat luka bakar. Kenapa? Kau pikir aku cuma tahu soal kertas-kertas berantakan?”
Luis terkekeh pendek, hampir tak terdengar. Sementara Lydia menutupi bibirnya dengan tangan, menahan tawa. Rafael, yang biasanya bisa membuat siapa pun gentar hanya dengan tatapan, kali ini benar-benar terlihat kaku.
Mereka akhirnya naik bersama ke lantai atas. Rafael berjalan di belakang, tapi matanya tanpa sadar sering melirik Ruisa yang melangkah cepat sambil berbicara tentang data penelitian.
“Jadi, Nyonyaku,” Ruisa membuka pintu ruang rapat sambil memandang pemilik perusahaan itu. “Kami sudah siap mempresentasikan hasil uji coba. Semoga Anda puas.”
Rafael terhenti sejenak. Ia memandang Ruisa, lalu bergumam lirih, “…Nyonya ku.”
Semua orang menoleh. Lydia memandang Rafael dengan ekspresi bingung bercampur geli. “Apa kau baru saja memanggilku… nyonya ku?”
Rafael menegakkan tubuhnya. “Itu… hanya bentuk penghormatan dan dia juga memanggil anda begitu.”
Ruisa mendengus, menahan tawa. “Penghormatan atau pengabdian? Wah, ternyata kau tipe pria ksatria tua yang setia. Menarik.”
Pipi Rafael memanas, meski wajahnya tetap berusaha dingin. “Aku hanya menjalankan tugasku.”
“Ya, ya…” Ruisa melangkah masuk, masih dengan senyum mengejek. “Kalau begitu, tugasku adalah memastikan kau tidak terlihat seperti robot di kantor ini.”
Luis masuk terakhir, melirik sekilas ke arah Rafael yang tampak gelagapan. “Sepertinya aku tak perlu khawatir lagi. Rafael akhirnya menemukan seseorang yang bisa membuatnya bicara lebih dari tiga kata.”
Lydia terkekeh, menatap Luis penuh arti. “Dan sepertinya seseorang itu tahu cara membuatnya kehilangan kendali.”
Rafael merasakan dadanya berdebar, sesuatu yang asing baginya. Bukan karena marah, melainkan… sesuatu yang lebih sulit dijelaskan.
Ruisa, dengan langkah ringan, duduk di kursi rapat. Tatapannya tajam, bibirnya menyungging senyum tipis. Ia tidak menyadari betapa banyak hal baru yang akan dimulai dari pertemuan sederhana itu.
Dan Rafael tahu, meski ia tak pernah tertarik pada wanita sebelumnya, kali ini ia tidak bisa berpaling.
Hari itu Lydia tetap fokus dengan pekerjaannya, memimpin rapat, mendengarkan laporan tim, dan sesekali menuliskan ide baru untuk ramuan khusus Luis. Sementara Luis duduk tenang di sampingnya, menatap penuh kebanggaan pada wanita yang kini menjadi pusat dunianya.
Namun di sudut lain ruangan, Rafael dan Ruisa sesekali saling beradu pandang saling menyindir dengan kata-kata, saling menantang dengan sikap. Entah bagaimana, percikan kecil sudah mulai menyala.
Dan Lydia, yang duduk di tengah antara Luis dan dunia barunya, menyadari satu hal: bukan hanya kisah cintanya dengan Luis yang sedang berkembang, tapi mungkin, sebuah kisah lain akan lahir di hadapannya kisah antara pria kaku yang setia, dan wanita dingin yang cerewet namun penuh kejutan.
Bersambung
🤣🤣🤣🤣
ttp smngt dn d tnggu crta yg lainnya....
smngtttt....😘😘😘
jd ingt dlu pas luis msh kaku,glirn istrinya hmil mlah dia jd lebay....skrng pun mkin posesif aja sm ank2nya....
kira2 thn dpn ultah mreka temanya apa y????kn luis bkln ikutan jg pke kstum ky mreka....🤣🤣🤣
Slmt buat smuanya.....lega krn twins udh hdir d dnia....ga sbr nunggu mreka bkln mrip spa,misterius ky ortnya kah????
thor
Smngtt kk...