NovelToon NovelToon
My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Auristella Queensha Syahreza

Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.

Kenan Alvaro Melviano

Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.

Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.

Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.

🌸

"Gue ngak ijinin lo makan ini."

"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue ngak suka penolakan."

"Gue ngak perduli."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesedihan Alexa

"ALEXA!"

Alexa menatap pisau berlumuran darah yang berada ditangannya dengan tatapan kosong.

"Apa yang lo lakukan."

Alexa tersentak saat dengan tidak berperasaannya Nicholas mendorongnya sampai terjatuh.

"Marsya, lo gak papa?" Nicholas tampak kawatir melihat keadaan Marsya.

"Sa-kit b-ang." Marsya merintih kesakitan.

"Ada apa ini? Astaga marsya kamu kenapa bisa kayak gini."

Hendri menatap garang Alexa dan beralih menatap pisau yang berada ditangan Alexa. Alexa mengeleng melempar pisau dan menghampiri hendri.

"Maaf pah, ini gak seperti apa yang papa liat. Alexa gak sengaja. Bukan Alexa yang mulai duluan pah." Alexa menatap hendri dengan mata berkaca-kaca ketika hendri menatapnya kecewa.

Plak

Tanpa diduga tangan Hendri melayang menampar Alexa. Papa yang selama ini selalu melindunginya. Papa yang tidak pernah berbuat kasar kepadanya. Sekarang malah menamparnya karena sebuah kesalahan yang sama sekali gak dia lakukan.

"Saya tidak pernah memiliki anak seperti kamu. Kalau sampai sesuatu terjadi sama keponakan saya. Kamu gak akan pernah saya maaf kan!"

Seperti tersambar petir, Alexa tertunduk kaku. Mengingat kembali kata-kata tajam penuh penekanan yang Hendri lontarkan.

Setelah mengatakan itu, Hendri pergi menyusul Nicholas yang sudah lebih dulu membawa Marsya ke rumah sakit.

Alexa mendongak menatap mamanya. Citra menatap Alexa, kecewa.

"Mah,mama percayakan sama Alexa."

"Mama kecewa sama kamu."

Alexa menjatuhkan badannya kelantai. Menangis-nangis tersedu-sedu. Citra meninggalkannya tanpa menoleh kearahnya yang kacau.

"Alexa lebih kecewa, Alexa lebih sakit. Kenapa kalian gak ada yang percaya sama Alexa. Sebenarnya yang anak kandung kalian siapa aku atau dia hiks."

Alexa memandang telapak tangannya yang penuh dengan darah Marsya.

"Lo menang. Lagi-lagi lo menang."

"Haha....." Alexa tertawa menyedihkan.

"Dan gue kalah. Selalu kalah, lo berhasil buat gue menyedihkan." Lirih Alexa.

...🌸...

Alexa memandangi lingkungan rumahnya, ia melipat tangan diatas dada sambil berdiri diteras rumahnya,tatapanya kosong.

Alexa tidak menyangka ayah kandungnya, ibu kandungnya,bahkan kakak kadung yang harusnya menjaganya, tapi ia malah setega itu mendorong dan menuduhnya tanpa mereka tau titik masalahnya seperti apa.

Alexa memandang mobil yang ia yakin mobil ayahnya berdiri dilobby rumahnya,bterlihat papanya dan Nicholas keluar dari sana.

Mereka keluar sambil menatap Alexa tajam, Alexa mentap abang dan papanya itu memeles.

"Pa, bang dengerin penjelasan Alexa dulu"mereka menatap Alexa sama, masih dengan tatapan tajam.

"Semua sudah jelas Alexa,saya tidak mau mendengar penjelasan kamu"Alexa menggeleng tidak percaya dan menatap punggung papanya yang sudah masuk kedalam rumah.

"Lo juga gak mau dengerin penjelasan gue?"Alexa menatap Nicholas lamat berharap Nicholas mau mendengar penjelasanya, tapi harapanya sia-sia saat Nicholas mengatakan kata-kata yang sangat menusuk hatinya.

"Penjelasan apa lagi? penjelasan kalau lo benci Marsya dan mau Marsya mati? lebih baik gue punya adik kayak Marsya dari pada adik munafik kayak lo"sakit, rapuh, perih, itu lah yang Alexa rasakan.

Alexa menggeleng, tidak, Alexa tidak kuat dengan semua ini, dengan teganya kakaknya sendiri berbicara seperti itu.

"Gue nyesel punya adik kayak lo, jangan pernah liatin muka lo kehadapan gue lagi"Alexa mengusap kasar air mata yang berjatuhan begitu saja dipelupuk matanya, ia menatap kakaknya sambil geleng-geleng kepala tidak percaya.

Apa dia bilang? menyesal? Tidak mau lihat wajah Alexa lagi? Alexa tersenyum miris.

"Gue gak nyangka kalian lebih percaya wanita ular itu dari pada gue"Alexa menatap Nicholas dengan pandangan yang sulit Nicholas artikan.

"Oke, kalau itu mau kalian"Alexa tersenyum miris."gak mau liat muka gue lagi kan? gue bakal kabulin permintaan kalian, gua harap suatu hari kalian gak akan nyesel."

"Kalau itu sampai terjadi, gue gak tau apa gue masih bisa memaafkan kalian atau gak"Alexa terkekeh.

"Gue sayang kalian dan sekaligus benci"Alexa berjalan meninggalkan Nicholas yang terdiam tapi sebelum itu Alexa bendongak kebelakang dan mengucapkan hal yang membuat Nicholas mematung.

"Selamat tinggal dan terima kasih untuk semuanya"

...🌸...

Tidak terasa bulan sudah menampakkan sinarnya, dan kini waktunya Stella untuk pulang karen waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

Stella memesan ojek online,kalau menunggu angkutan umum tidak akan ada karena hari sudah malam.

"Gue duluan ya."ucap Stella yang diangguki Leora.

Stella menaiki motor bang ojol, setelah itu motor berjalan menjauhi restoran tempat Stella bekerja itu.

"Makasih pak." Ucap Stella setelah sampai didepan rumahnya.

Stella membayar ongkos ojek dan setelah itu berjalan menuju rumahnya.

Stella mengerinyit saat melihat orang yang menenggelamkan kepalanya disela lututnya,ia duduk tepat di teras rumah Stella.

"Lah kok gue jadi merinding ya"gumam Stella sambil melihat orang itu ngeri, apa lagi mendengar isakan yang menambah kesan menyeramkan.

Dengan jantung yang berdegub kencang, Stella mendekati orang itu, Stella menyenggol pelan bahunya, masih merasakan tubuhnya hangat,bberarti bukan hantu.

"Mbak ngapain disini?"Stella dibuat kaget saat gadis itu mendongak dengan mata yang penuh linangan air mata, ditambah lagi matanya sembab, mungkin karena lama menangis.

"Astaga Lex lo kenapa?"Alexa hanya menatap Stella sayu, Stella memandang dua koper yang berada disebelah Alexa."ayo masuk dulu, lo harus cerita sama gue"Alexa hanya mengangguk lesu.

"Yaampun Stella, Alexa kenapa?"ucap bunda Stella yang melihat penampilan Alexa begitu menyedihkan, Stella hanya menggeleng pertanda tidak tau."yaudah kamu bawa Alexa kekamar, nanti biar bunda siapkan minum"Stella mengangguk dan memapah Alexa masuk kekamarnya.

Stella menatap Alexa yang hanya diam duduk diatas ranjang stella, tatapanya kosong, entah kenapa Stella yang melihat sepertinya masalah Alexa sangat besar.

"Lex lo cerita sama gue, sebenarnya apa yang terjadi?"Alexa hanya diam, yang membuat Stella menghela nafas."Lex lo masih menganggap gue sahabat kan?"Alexa hanya mengangguk lesu.

"Kalau lo masih nganggep gue sahabat, lo cerita semuanya sama gue, ingat Lex seneng lo, seneng gue, sakit lo juga sakit gue Lex"Alexa menatap Stella dengan mata berkaca-kaca, ia berhamburan memeluk Stella sambil terisak, ia bersyukur masih ada yang sayang sama dia.

"Gue benci keluarga gue stell"Stella mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa Lex?"Alexa melepas pelukanya dari Stella dengan masih terisak.

Alexa menceritakan kajadian dimana Alexa dan Marsya bermain pisau, sampai pisau itu mengenai Marsya, dan keluarganya membecinya hanya karena itu.

"Jadi Marsya sengaja menusuk perutnya pakai pisau dan seolah-olah dia membuat lo yang melakukanya?"Alexa hanya mengangguk."Gila banget tu orang, hatinya terbuat dari apa sih?"Alexa hanya menggeleng dengan tersenyum miris.

"Gue gak tau stel, boleh gue tinggal disini untuk sementara waktu?"Stella mendengus.

"Tanpa lo minta gue terlebih dahulu mau menawarin lo, tapi maaf kamar gue sekarang kecil, gak seperti kamar yang dulu"alexa mengangguk.

"Gak papa kok stel, santai aja"

1
Dewi Saptiani
ini rada aneh niy...cctv mana?model orkay tapi rumah minim cctv.hidup ditahun brp thor ini ceritanya???
Samiatik
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!