NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Playboy

Suamiku Seorang Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri prisella

Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!

"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.

"Saahh"

"Sahh"

Teriak para tamu undangan, termasuk

teman-teman nya.

"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.

********

Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.

Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab : 15 POV : Arjuna Geofino Mahendra

Singkat cerita, hari sudah berganti menjadi Senin yang cerah ini. Mereka semua sudah siap dengan seragam barunya, lalu berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Hari ini adalah hari pertama sekolah mu! Jangan sampai ayah dengar ada kasus dan keributan lagi disekolah!" Tegas Reynald.

"Iya, Yah!" Balas mereka kompak.

Oh ya, mereka juga sudah ada perjanjian jika tak lagi memanggil Reynald dan Prissia dengan sebutan Om dan Tante. Mereka semua di minta untuk sama kan saja memanggilnya seperti Geo memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan Ayah dan Mamah saja.

"Sarapan nya mau pake, Sayang?" Tanya Prissia pada keempat anak bujang dadakan itu.

"Apa aja, Mah" balas Vano.

"Aku roti panggang aja" sahut Geo.

"Aku nasi goreng, Mah" lanjut Bima.

"Aku ambil sendiri aja, Mah" cecar Dion lalu hendak mengambil piring sendiri namun ada tangan yang mencegahnya.

"Biar mamah aja ya, Nak!" Pintah Prissia, akhirnya mau tak mau Dion pun menarik kembali tangannya dengan sedikit paksaan. Sebenarnya ia tak enak jika harus di suguhi seperti ini, berasa jadi anaknya beneran, hehe.

Prissia sudah selesai dengan pesanan ke empat anak bujang dan suami tercintanya, lalu ia mengoleskan roti dengan selai strawberry di atasnya berbeda dengan Geo yang menambahkan selai coklat kacang.

Mereka makan dengan sama-sama, tanpa obrolan hanya dentingan sendok serta garpu saja. Karena itu salah satu yang di ajarkan oleh kakek dan nenek Geo, mereka terus menggunakan tata krama yang sudah dari dulu di buat.

Lima belas menit, mereka sudah selesai menghabiskan makanannya. Kini mereka sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dengan menggunakan masing-masing motor sport mereka membela jalan untuk sampai ke tempat tujuan.

Namun, setengah perjalanan lagi mereka sampai di sekolah ada insiden yang tidak mengenakan. Motor Geo dan yang lainnya di kepung oleh musuh,

"Turun lo, breng*ek!" Jerit salah satu anggota musuh.

"Kenapa?" Tanya Geo dengan santai. "Bos kalian udah kalah juga, masih aja nyari masalah" hina Geo dengan gaya sedikit mengejek.

"Maksud lo apa, anj*ng!" Jawabnya.

"Gue bukan orang bodoh yang bos lo bisa bodohi" balas Geo. Lalu Geo turun dari motornya mendekat ke arah gerombolan itu.

"Bos lo yang bodoh, ngga bisa balapan tapi sok-sok an minta tanding sama gua" lanjut Geo dengan sombong. Vano dan Dion, sudah bersiap jika sang musuh akan mulai duluan.

Geo mengatakan seperti itu membuat bos geng mereka yang semula anteng duduk di motor pun jadi geram, ia langsung bangkit lalu hendak menendang Geo namun tak bisa karena Geo lebih dulu mundur.

"Segitu doang, kemampuan lo?" Ejek Geo.

"Majuuuu" jerit bos geng tersebut.

Akhirnya mau tak mau Geo, Vano, dan Dion langsung membabi buta menghajar dan memukul mereka.

Bugh

Bugh

Krak

Prang

Perkelahian antara dua geng tersebut pun ricuh, sehingga menyebabkan kemacetan disana hingga bunyi sirene polisi yang membubarkan mereka.

Geo, Vano, Bima dan Dion tiba disekolah pun sudah sangat telat. Gerbang sekolah mereka juga sudah pasti di tutup.

Tin

Tin

Geo mengklakson didepan gerbang, satpam sekolah yang tadinya sedang berkeliling di area gerbang pun menjadi menoleh.

"Aduh, tong udah jam berape ini?" Kata Satpam tersebut dengan logat betawi.

"Tadi ada problem kita" jawab Bima.

"Bentar-bentar, kite kage pernah liat muke lu pada tong! Anak baru ye?" Tanya satpam.

"Iya pak!" Jawab Bima

"Yaudeh, laen kali jangan pade telat lagi ye tong!" Nasihat pak satpam sambil membukakan pintu gerbang untuk mereka

"Makasih pak" tutur Dion.

"Iye tong, same-same" sahut Pak satpam lalu menutup kembali gerbang tersebut kemudian melanjutkan acara yang tadi sempat ke tunda

Geo dan lainnya sudah memarkirkan motor sport mereka, lalu keluar dari area parkir untuk menuju ruang kepala sekolah.

"Lo beneran masih hapal, Ge?" Tanya Bima, pasalnya dari tadi mereka hanya muter-muter saja.

"Kayaknya" balas Geo.

"Anj*r, bilang bang*at kalau lo lupa!" Pekik Vano.

"Kita tanya aja deh" putus Dion.

Lalu ia melihat dua anak laki-laki yang turun dari tangga entah kemana tujuannya.

"Sorry, gue boleh nanya ruang kepala sekolah ngga?" Tanya Dion, to the point.

"Lah belakang kalian ruang kepala sekolah" jawab salah satu laki-laki tersebut.

Sontak Geo, Vano, Bima dan Dion langsung menoleh belakang. Lalu mereka semua tepuk jidat karena tulisan ruangannya di atas pintu.

"Ok, thanks" ucap Dion.

Lalu Bima mengetuk pintu tersebut.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" jawab orang yang ada didalam.

Klek

Vano membuka pintunya, membuat kepala sekolah yang sedang fokus pada layar di laptop pun mendongak.

"Silahkan duduk" pintah pak kepala sekolah.

Mereka semua pun mengikuti apa yang di ucapkan oleh kepala sekolah tersebut.

"Baik tolong perkenalkan nama kalian masing-masing!" Pintah kepala sekolah.

"Saya, Sagara Bimantara"

"Elvano Kavindra"

"Saya Alzian Dion Nakara"

"Pasti bapak sudah tahu kan?" Ucap Geo yang bukannya memperkenalkan dirinya ia malah bertanya pada kepala sekolah tersebut.

"Haha, kamu tenang saja, sesuai dengan perjanjian ayah mu kemarin" balas kepala sekolah yang bernama Pak Guntoro.

Geo hanya mengangguk, ia sudah berjanji pada Reynald untuk tidak membuka identitasnya di sekolah ini entah apa alasannya dia. Padahal di sekolah lama, Geo selalu memamerkan harta-hartanya serta ketengilan nya dia tapi sekarang bahkan untuk sekedar memberitahu identitasnya dia jadi enggan.

"Bentar" ucap Pak Guntoro lalu keluar dari ruangannya dan tak lama ia balik lagi.

"Kalian akan di masuk kan ke kelas 11 IPS 7, karena hanya kelas itu lah yang masih kekurangan siswa!"

"Disana ada yang cantik ngga pak?" Canda Bima.

"Ada lah yang pasti mah, dia juga ada empat orang" balas Pak Guntoro.

"Hahh! Serius pak! Namanya siapa kalau gitu?" Tanya Vano dengan wajah berbinar.

"Ada, .... " belum sempat Pak Guntoro berucap pintu sudah lebih dulu di ketuk dari luar.

Tok

Tok

"Masuk" ujar Pak Guntoro.

"Maaf pak, apa bapak panggil saya?" Tanya guru yang bernama Jingga, karena menggunakan papan nama di kerudungnya.

"Ya, tolong bawa mereka ke kelas sekarang ibu mengajar! Karena wali kelas mereka tengah ijin tak masuk karena sakit!" Sahut Pak Guntoro,

"Baik, Pak!" Jawab Bu Jingga, lalu menoleh ke empat anak laki-laki tersebut.

"Hayuk, ikut saya dari belakang" ajak nya ibu jingga.

Mereka semua pun bangkit dari duduknya, dan berjalan dengan wajah lesu. Tak butuh waktu lama mereka semua sudah sampai di kelas tersebut.

Lalu mereka di suruh perkenalan oleh bu Jingga tadi, tapi Geo salfok sama salah satu kelompok yang tak menoleh sedikit pun ke arah dia. Setelah perkenalan Geo dan yang lain pun di suruh duduk ke kursi yang kosong dekat dengan tembok.

Mata Geo terus memperhatikan kelompok tersebut tanpa mengedip, hingga tak terasa Keempat perempuan itu sudah pergi keluar dengan tangan mereka masing-masing membawa barang.

"Bro lo suka?" Tanya Dion,

"Ngga" balas Geo cuek,

"Ingat, Tasya sama Qairen mau di apain!" Canda Vano.

"Haha, kaya gue pacarannya pakai hati aja" balas Geo.

"I know, apa kali ini salah satu dari mereka akan menjadi santapan lo selanjutnya?" Ledek Bima.

"Mungkin" balas Geo dengan Acuh.

"Woaah, anjir sat set juga lo ya" sahut Vano.

"Bac*t lo ah! Gue pengen tidur dulu bentar" putus Geo, lalu meletakkan kepalanya ke atas meja yang ber bantal tangannya sendiri.

*Bersambung*

* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*

*Salam manis dari AUTHOR 🤭*

* ig @vera_miceela

@putri488241.

1
Diah Susanti
terlalu kasar cwenya thor
Putri Anggraini: iya tapi baik karakter cewek nya😊
total 1 replies
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!