Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 31.
Trimakasih ya Allah sudah mempertemukan kembali dengan istriku, sambil mengecup kening Ara .
"A..aku dimana?"
"Kamu dirumah sakit sayang, kamu pingsan tadi".
"Kamu siapa ?"
"Aku suamimu Arasya, kamu hilang ingatan".
"Ahhh jadi kamu suamiku,mana buktinya?", Sebastian pun menelepon Toni untuk membawakan buku nikah keduanya.
"Ton, tolong ambilkan buku nikah ku dan Ara diapartemen , bawa kesini ke rumah sakit Puri Medika sekarang.
"Baik tuan" jawab Toni.
Toni pun menyerahkannyan bosnya itu.
"Ini Ara buktinya..kau memang istriku!" , Ara memeluk suaminya itu, "maafkan Ara mas sampai saat ini aku belum bisa mengingat pernikahan kita".
"Iya tak apa Ara pelan pelan saja" , Ara belum mengingat apapun tentang Bastian dan apa yang terjadi di dalam pernikahannya, andaikan ingatan nya sudah kembali akan kah ia masih menerima Bastian?
"Ara, kata dokter Evan kamu habis melahirkan?"
"Iya mas, namanya Mateo usianya baru 3 bulan".
"Apakah wajahnya mirip denganku?" tanya sang suami.
" Sangat mirip denganmu, mas mau kah kau membantu mengingat semuanya mas?"
"Iya sayang aku akan membantu mengingat semuanya, tentang pernikahan kita".
"Trimakasih mas."
Didalam hati, Sebastian berharap bahwa Ara tidak akan mengingat semuanya, ia ingin pernikahannya dengan Ara baik baik saja tanpa melihat masalalu. Sebastian tak bisa membayangkan apa jadinya jika Ara mengetahui semuanya.
Dirasa kesehatan Ara sudah membaik dan bisa pulang, Sebastian mengantar istrinya itu ke kediaman dokter Evan.
Tok tok tok.
"Kau sudah pulang nak, kata Evan kamu pingsan disana?" tanya ibu Grace
"Iya Bu"
"Loh kamu diantar siapa ini?"
"Kenalkan Ibu ini Mas Sebastian, Mas Sebastian ini adalah suami Ara Bu" .
Ibu Grace dan Sebastian pun berjabat tangan
"Terima kasih Ibu Grace sudah merawat Ara selama ini, Ara adalah istri saya , selama 1 tahun belakangan saya mencarinya dan ternyata Ara hamil dan sudah melahirkan anak saya".
"Alhamdulillah nak Sebastian,,Ara sudah anggap sebagai anak ibu sendiri"
"Ibu, saya kesini untuk meminta izin menjemput istri dan anak saya".
Ibu Grace yang mendengar permintaan Sebastian mendadak sendu, "tapi ibu bolehkan mengunjungi Ara dan Mateo ?"
"Tentu Bu" timpal Ara.
Mereka pun berpelukan, sejatinya ibu Grace adalah ibu yang penyayang dan bijaksana.
"Oek oek oek" Mateo menangis.
"Mateo" gumamnya, Ara berlari menghampiri anak semata wayangnya itu. Ia segera menyusui, setelah selesai Ara membawa Mateo ke ruang tamu.
Melihat Mateo, Bastian tak sabar untuk menggendongnya, "anak papa", ia tak kuasa menahan tangis, diciumnya anaknya berkali kali, ia sangat bahagia.
"Mas, kita tunggu dokter Evan pulang ya, Ara mau mengucapkan terimakasih".
"Iya nak Bastian,, sekalian makan malam disini ya" tawar ibu Grace.
"Iya Bu" jawab Bastian.
Didalam ruang tamu mereka bercengkerama layaknya sebuah keluarga, ibu Grace berharap Evan pun bisa seperti Ara segera memiliki keluarga yang bahagia.
"Assalamualaikum" salam Evan .
"Waalaikumsalam" .
Evan mencium takzim tangan ibunya itu, "Evan cepat bersih bersih terus makan malam bersama, hari ini Ara dijemput oleh suaminya".
"Pak Sebastian kesini?"
"Iya sekarang ada dikamar Ara, ada yang mau pak Bastian omongin sama kamu" lanjut ibu Grace.
"Iya Bu", Evan menuju ke kamarnya, sejenak ia duduk dipinggir ranjang, ia merasakan hampa direlung hatinya ia akan berpisah dengan Ara dan Mateo, "tak seharusnya aku memendam rasa pada istri orang" gumamnya menertawakan dirinya sendiri. Setelah selesai membersihkan diri Evan menuju ke ruang makan.
"Ara kamu harus makan yang banyak, biar asimu lancar" kata ibu Grace.
"Iya Bu.. "
"Dokter Evan, terimakasih sudah menolongku, aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan dokter".
"Tidak perlu Ara, maafkan aku juga karena aku kamu mengalami amnesia".
"Terimakasih dokter Evan sudah merawat dan mengijinkan istri saya tinggal disini".
"Sama sama pak Bastian".
"Ara hiduplah bahagia ya nak" timpal ibu Grace .
Mereka pun makan malam bersama.
Pukul 09.00 malam Ara, Mateo dan Sebastian pun pamit.