Private Tutor Class

Iya Cindy baru merasa terancam setelah dia mengetahui Al dekat dengan perempuan lain selain dirinya.

Karna Cindy tau Al bukan tipikal yang dekat dengan banyak wanita, setiap wanita yang dekat dengannya pasti akan menjadi kekasihnya.

Di fikirnya keputusan Al untuk meminta putus kemaren adalah hanya untuk menggertaknya, hanya butuh waktu untuk istirahat sejenak. Jadi Cindy berfikir untuk memberi waktu untuk Al, karna sebelum belumnya pun begitu, dan mereka akan kembali lagi seperti tidak ada yang terjadi.

Jadi dia tidak terlalu mengambil pusing keputusan Al. Tapi setelah dia mengetahui Al malah benar benar serius dengan keputusannya, dia baru kalang kabut. Apalagi dia sudah melihat dengan mata kepala nya sendiri Al dekat dengan perempuan lain, bahkan satu fakultas dengannya.

“ Al “

“ cukup Cind gue bilang, biarin gue bahagia dan cari bahagia lo yang gak lo dapet di gua “

Al beranjak meninggalkan Cindy dan teman temannya, melihat Al yang beranjak teman teman Al pun ikut beranjak.

“ duluan ya Cin “ kafka basa basi ke Cindy “ ayok “ kafka mengajak dua teman nya yang tadi. Kedua temannya pun mengangguk dan ikit pergi meninggalkan Cindy sendiri.

Cindy yang melihat Al dan teman teman nya berlalu nampak kesal dan menghentak hentak kan kakinya sebelum dia pergi.” Awas lo “ ucapnya berlalu

Di area parkir sini Cindy mulai menghubungi seseorang untuk mengali informasi tentang siapa sebenarnya Ica, karna selama ini memang Cindy tidak terlalu perduli terhadap teman teman nya di satu fakultasnya malahan. Tapi kali ini dia terpaksa mencari informasi itu agar dia tidak gegabah jika ingin melakukan apapun itu kedepannya.

————

Karna tidak ada kelas hari ini habis makan siang Ica pamit ke mamahnya ingin mengunjungi kantor ayah nya.

Mobilnya terparkir di area parkir khusus, untuk memasuki kantor sang ayah.

Penampilan Ica kekantor papahnya

Saat dia mulai memasuki area pintu masuk kantor sudah terdengar suara suara orang berbisik, ya orang orang kantor memang tidak ada yang mengenali Ica selama ini papahnya menyembunyikan indetitas anaknya bukan karna apa, hanya saja papahnya berfikir dunia bisnis ini jahat jadi dia sebisa mungkin dengan tidak mempublis anaknya untuk menghindari hal hal yang tidak dia ingin kan. Hanya beberapa orang kolagenya yang benar benar penting yang pernah bertemu dengan Ica.

Semua orang sekarang sedang memandang siapa kah gerangan perempuan cantik nan elegant yang memasuki kantor ini.

Kalo dari penampilannya sudah di pastikan Ica bukan kalangan orang biasa.

Ica berlalu membiarkan desas desus yang terjadi berjalan ke arah receptionis

“ hallo buk selamat siang, ada yang bisa saya bantu? “

“ hai, saya ingin bertemu dengan CEO perusahan ini “

“ maaf buk, apakah sudah membuat janji sebelumnya “

“ hm, bisa di bilang sudah bisa juga di bilang belum sih. Coba deh kasih tau aja ada Alicia di bawah “

“ baik buk, mohon tunggu sebentar ya buk “ saut sang receptionis ramah

Ica pun menganggukan kepalanya membalas senyum ramah itu menunggu di ruang tunggu yang ada di dekat receptionis meletakan tasnya di atas meja dan menyilang kan kaki dengan anggun membaca majalah yang ada di sana.

Setelah menunggu beberapa saat semua orang di buat terpaku oleh kehadiran sang CEO di perusahaan itu menyambut Ica.

Dari sini pun sudah bisa di tebak bahwa tamu kantor siang ini bukan lah orang biasa, sampai sampai pemilik perusahaan ini sendiri yang menjemput.

“ sayaaaang “ papah nya berjalan ke arah Ica dengan merentangkan kedua tangan nya.

Ica mendongak ke arah papahnya tersenyum meletak kan majalahnya dan keluar dari bagian sofa menyambut pelukan papahnya dengan senyum terbaiknya.

Sontak orang yang ada di sana saling lirik, secara papah Ica itu masih bisa di bilang muda seperti sugar daddy yang menyambut sugar baby nya.

Apalagi di tambah Ica tidak menjawab ucapan papahnya tadi hanya tersenyum saja.

“ kenapa tidak langsung naik aja tadi “ mereka sambil berjalan ke arah lift dengan posisi papah Ica merangkul dari samping putrinya.

Di dalam lift “ pengen langsung ke atas takut di bilang lancang pah “ kekeh Ica

“ Ica aja tadi liat mereka semua terkejut ada Ica di sana, lucu banget liat reaksi mereka pah. Apa di kira mereka Ica ani ani nya papah ya “ lanjut Ica lucu

“ kamu ini aneh aneh aja mikirnya “ kekeh papah nya menoel hidung putrinya

Memasuki area ruangan papahnya, matanya terpaku melihat nya.

“ woahhh, gila keren banget ruangan papah “ serunya girang

Ica langsung mendudukan diri di sofa yang ada di ruangannpapah nya meletak kan tas nya dengan elegant bertingkah seolah olah dia ada lah ibu ibu sosialita.

“ Pah apakah seperti ini gaya ibu ibu penjabat pah, Ica udah cocok belum pah “

Ica tersenyum meminta pendapat papah nya.

Papahnya hanya tersenyum menggeleng geleng kan kepalanya, melihat tingkah laku putri nya.

———

Ariel yang sudah selesai dengan kuliahnya pun hari ini mendatangi kantor papah nya. Ariel memang sudah mulai ikut ikut papahnya dan sudah mulai aktif di perusahaan papahnya. Terkadang juga sering menggantikan meting bahkan acara acara penting lainnya.

Seperti saat ini karna papah nya pergi untuk menemui rekan bisnis nya jadi Al di tugas kan untuk ke kantor pusat. Untuk menyelesaikan pekerjaan papahnya.

Al semoat mengirim pesan kepana Ica

“ hai Ca, lagi apa? “

Tapi belum ada balasan dari Ica.

——-

Kembali ke kantor papah Ica. Pintu ruangan papah Ica di ketuk oleh sekertaris pribadinya .

“ permisi pak, ada tamu bapak yang meminta bertemu. “

“ siapa? “ balas papah Ica dingin. Ya memang aura papah Ica itu sangat sangat lah dingin.

Ica yang melihat sekertaris pribadi papahnya yang seperti perempuan gatal sengaja sekali meggunakann rok span pendek, dengan kemeja yang di masukan tapi bagian atas kancing terbuka.

Ica yang melihat itu sedikit geram. Sebenarnya bukan hanya Ica sekertaris papahnya oun yang melihat Ica pun sedikit terusik, karna memang sekertarisnya ini seperti mempunyai ketertarikan kepada papah Ica.

“ Pak Dimas pak “

“ baik lah suruh masuk “

Saat sekertaris papahnya hendak berlalu Ica memanggil sekertaris itu.

“ hei kamu “ tegur Ica spontan sekertaris itu menoleh menunduk memberi hormat walaupun dalam keadaan jengkel.

“ iya, ada yang bisa saya bantu “

“ sudah berapa lama kamu bekerja di sini “

Papah Ica yang melihat anaknya menegur sekertarisnya itu hanya membiarkan saja.

“ eh sudah hampir dua tahun buk, ada apa ya? “

“ selama dua tahun bekerja disini, apa pakaianmu selalu seperti itu “

Sang sekertaris membulat kan mata melihat ke Ica lalu ke papah Ica dan kembali ke Ica lagi. Papah Ica hanya menyembunyikan senyumnya di balik jari telunjuknya yang memegang pena.

Melihat itu tentu sekertaris ini sedikit tersentak kaget serta tersinggung. Karna belum pernah ada yang berani menegurnya. Pernah habya di peringatkan papah Ica untuk memakai pakaian yang sedikit lebih sopan. Tapi menurutnya pakaian nya sudah sopan.

Tapi hanya sekali itu papah Ica memperingatkan, sesudah nya dia tidak pernah berucap lagi.

Mungkin di fikir sekertaris itu papah Ica suka tapi disisi lain papah Ica hanya malas berucap berulang kali.

Dan papah Ica masih meperkerjakannya karna hasil kerjanya sangat bagus. Mangka dari itu dia tidak memcatnya. Enggan memasukan masalah pribadi ke pekerjaan. Yang penting sekertarisnya profesional dalam bekerja.

“ maksud ibuk “

“ tolong ganti baju mu, kalau kamu masih mau bekerja disini “ ucapnya datar

Karna melihat atasannya tidak ada respon untuk membelanya sang sekertaris hanya mengangguk lalu berlalu keluar.