NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:349
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah akan baik-baik?

Di rumah sakit terbaik di jakarta kini Naren dirawat, tangannya retak akibat kecelakaan tersebut dan kepalanya bocor.

Geng inti Stofor kini menjenguk ketua mereka yang terbaring sakit di rumah sakit. Tak hanya geng inti Stofor saja yang hadir, Gisella anak baru yang sekarang mulai dekat dengan anak Stofor itu juga turut hadir dengan membawa bingkisan berupa buah di tangannya.

"Bos gimana keadaan lu." Tanya Rion saat mereka sudah sampai di ruang rawat inap Naren.

"Hm, seperti yang lo liat." Ucap Naren dengan cuek melihat temannya datang menjenguknya.

"Gue belum nemu siapa yang membuat lo kecelakaan, tapi kabar yang gue denger ia memang raja jalanan." Ucap Angkasa pada Naren.

"Tapi bukankah Dion yang bersalah karena lick, dia cuma menghindar saja." Ucap Elang dengan jujur karena sudah melihat video rekaman tersebut.

Rion yang mendengar itu langsung menginjak kaki Elang agar menjaga mulutnya.

Naren yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya karena memang belum mendengar kabar itu.

"Apa yang lo bilang?"

"Eh em itu..." Elang gelagapan ingin menjawab Haizar yang melihat itu tanpa basa basi memperlihatkan video rekaman tersebut pada Naren.

"Jangan bikin malu geng kita, lo ketuanya seharusnya lo gak curang dalam balapan seperti ini." Ucap Haizar dengan datar.

Dari semua geng inti memang Haizar yang paling berani berbicara to the point pada Naren tanpa memikirkan apapun makanya Haizar adalah wakil dari Naren itu sendiri.

Naren yang melihat itu langsung merebut ponsel Haizar dan melihatnya dengan serius.

Ia menggenggam ponsel tersebut dengan kuat saat melihat video kecurangannya tersebar.

"Sialan." Umpatnya yang di dengan oleh semua orang yang ada disana.

"Nama baik geng kita saat ini sedang tidak baik-baik saja, lebih baik lo klarifikasi di akun medsos lo karena selain video iu tersebar semua korban balap lo angkat suara yang membuat keadaan semakin runyam." Lanjut Haizar.

Naren semakin marah, ini semua gara-gara pria itu yang membuatnya harus menanggung ini.

"Sialan, gue harus cari tahu siapa dia sebenarnya." Ucapnya dengan penuh kalimat benci.

"Sudah lah bos, kita main damai saja untungnya bukan dia yang kecelakaan karena jika dia yang kecelakaan lo bisa di penjara karena berusaha mencelakai orang lain di jalan." Ucap Elang yang mendapatkan tatapan tajam lagi dari Rion.

Elang hanya cengengesan saja.

"Sudah-sudah, Naren mau buah jeruk? biar aku kupasin." Ucap Gisella dengan lembut, Gisella mulai berbicara lembut pada geng Stofor karena hanya mereka yang mau dekat dengannya saat menjadi murid baru di sekolah itu karena semua orang menjauhinya entah apa sebabnya padahal ia tak pernah membuat masalah dengan mereka.

"Hm." Ucap Naren yang berusaha meredakan amarahnya.

Gisella mengangguk dan mulai mengupaskan kulit jeruk tersebut dan menghidangkannya di piring kecil agar Naren mudah untuk memakannya.

"Lo jadi tunangan dengan Erzabell bro?" Tanya Rion yang mulai membicarakan topik baru.

"Wah serius? hubungan lo berkembang cukup pesat ya?" Ucap Elang dengan heboh.

"Jangan bahas wanita jalang itu disini." Ucap Haizar dengan dingin.

"Cih jalang dari mana? lo pernah liat dia ngangkang dimana emang? kalau dia dapet yang lebih baik dari lo pasti lo bakal nyesel." Ucap Angkasa dengan sinis.

Haizar yang mendengar itu tersenyum miring.

"Lo selalu bela Erzabell, lo suka dia? sana ambil gue ga butuh cewe kaya dia. Menjijikkan!"

Angkasa yang mendengar itu mengepalkan tangannya, mereka semua tak tahu jika sebenarnya Angkasa adalah sepupu Erzabell dia adalah cucu perempuan satu-satunya di keluarga besarnya yang membuat ia dijaga oleh para sepupu laki-lakinya namun sayang dia jatuh cinta pada orang yang salah walaupun Angkasa sudah memperingatinya berkali-kali.

"Bro, lo jangan gitulah. Apa sih yang kurang dari Erzabell? dia cantik, kaya, famous, pinter juga jadi apa yang kurang dari dia?" Tanya Rion menasehati, dia sama seperti Angkasa yang kasihan terhadap Erzabell yang sudah berjuang mati-matian mendapatkan cinta si brengsek satu ini.

"Dia murah." Ucap Haizar tanpa beban.

Angkasa sudah menahan mati-matian dirinya untuk tidak membaku hantam wajah tampan tapi songong itu disini, namun ia masih ingat Erzabell yang akan membencinya jika ia melukai pangeran kodoknya itu.

"Siapa Erzabell?" Suara lembut itu mengalihkan pembicaraan panas itu.

"Neng geulis, Erzabell adalah orang yang bikin lo jatuh di kantin kemarin." Ucap Erzabell dengan lembut.

"Ouh dia, ternyata dia tunangan Haizar? cantik ya gak sepertiku." Ucapnya dengan nada lembut dan tersenyum tipis lalu melanjutkan mengupas buahnya karena yang berada di piring Naren sudah habis.

"Kata siapa tidak cantik?" Tanya Naren sambil menaikkan alisnya dan nada suaranya dingin.

Gisella yang ditanya seperti itu tersenyum tipis.

......................

"Auryn!" Suara teriakan menggelegar tersebut terdengar keras di mansion keluarga Queensha.

Para pelayan yang memang sudah mengenal sahabat nonanya itu hanya diam saja, Zamora dan Erzabell segera masuk ke dalam kamar milik Auryn yang berada di lantai dua.

"Auryn lo kenapa ga masuk sekolah?!" Ucap Zamora dengan heboh saat sudah membuka pintu kamar Auryn.

Auryn yang sebelumnya sedang santai maraton drakor langsung kaget hingga hampir menjatuhkan Ipadnya.

"Lo buat kaget Auryn anjir." Ucap Erzabell sambil memukul pelan Zamora.

"Hehehe, lo kenapa ga masuk? gue kira lo sakit." Ucap Zamora sembari berjalan ke arah ranjang Auryn dan ikut rebahan disana.

"Malas." Ucap Auryn seadanya lalu memberikan ruang untuk Erzabell agar bisa ikut rebahan di ranjang miliknya.

Mereka semua ber-oh ria saja.

"Oh iya lo harus tau ini, Naren kecelakaan!" Ucap Zamora dengan heboh.

"Iya gue udah tau di sosmed tadi." Ucap Auryn.

"Gila sih, gue gak nyangka jika Naren berbuat curang seperti itu." Auryn yang mendengar itu langsung menaikkan alisnya karena bingung.

"Kenapa?"

"Naren celaka karena ulahnya sendiri yang ingin mendorong motor orang lain saat balapan agar dia menang untungnya malah dia sendiri yang kena, kukira dia tampan dan berkharisma eh ternyata dia pecundang juga." Ucap Zamora dengan kesal.

Auryn menjadi terdiam, karena ceritanya sudah sedikit melenceng sedikit jauh dari ceritanya.

Naren memang seharusnya tidak kecelakaan di ceritanya dan ia tak licik seperti itu, tapi kenapa ini berbeda dengan aslinya?

Apakah ini akan baik-baik saja?

"Auryn, lo kenapa?" Tanya Erzabell dengan lembut pada sahabatnya tersebut karena ia lihat Auryn malah melamun.

"Eh tidak. Bagaimana dengan pertunangan lo Bell?" Ucap Auryn mengalihkan pembicaraannya.

"Ha? lo kok tahu?" Auryn yang mendengar itu ingin mengutuk dirinya karena keceplosan mengucapkan pertanyaan itu.

"Lo mau tunangan Bell? sama Haizar? jangan gila deh lo." Ucap Zamora yang memang sudah sejak awal tidak menyukai Haizar menjadi sedikit ngegas.

"Em itu sebenarnya rencana orang tua kami, tapi bukankah itu baik membuat hubunganku dengan Haizar semakin dekat?" Ucap Erzabell dengan tersenyum malu.

Zamora dan Auryn hanya menghela nafasnya.

Auryn melihat Erzabell dengan tatapan dalam.

"Apa aku harus merubah nasib Erzabell? alur sudah sedikit berubah mungkin tidak apa-apa membuat antagonis ini memiliki akhir baik, toh masih ada antagonis lain di cerita ini karena pria itu merupakan antagonis utamanya." Ucap Auryn dalam hati.

Auryn berpikir sejenak dan mengambil keputusan ini dengan matang.

"Erzabell boleh aku bicara denganmu?" Ucap Auryn dengan serius, bahkan nada suara dan panggilannya sudah berubah Erzabell dan Zamora ikut terkejut dengan perubahan ini.

"Kenapa? lo tinggal bilang aja disini." Ucap Erzabell dengan bingung.

"Tidak, kita harus berbicara berdua." Ucap Auryn dengan serius.

Erzabell melihat Zamora yang sama bingungnya dengannya, namun ia tetap mengangguk dan Auryn mengajak Erzabell untuk ke balkon kamarnya dan menutup pintunya.

"Mungkin ini akan menyakiti hati lo atau membuat lo gak terima dengan ucapan gue. Tapi gue mohon pertimbangin apa yang gue ucapkan sekarang." Ucap Auryn dengan serius.

"Apa? kenapa lo mendadak serius seperti ini."

"Jika lo masih ingin hidup jangan tunangan dengan Haizar, gue tau lo cinta mati padanya tapi pada akhirnya lo akan menyesal telah mencintainya.Apa lo gak sadar jika dia psikopat gila di balik wajah tampannya?"

"Lo ngomong apa sih Ryn? ga mungkinlah Haizar orang seperti itu, gue udah mengenalnya sejak lama." Bantah Erzabell yang tak ingin menerima kenyataan.

"Apa yang lo ketahui? bahkan lo gak tau apa makanan kesukaannya apa hobi nya bahkan lo gatau kan jika ibunya dibunuh dengan tangan dia sendiri?" Ucap Auryn dengan tajam dan menusuk.

Erzabell yang mendengar itu tentu saja sangat terkejut.

"Lo gila Ryn, lo jangan asal ngomong!" Sentak Erzabell dengan marah.

"Jika lo gak percaya temui gue di jalan tarumanegara besok malam jam sembilan, gua akan buktiin apa yang gue ucapkan bukanlah sembarangan!" Ucap Auryn dengan tegas.

Erzabell menggeleng tek percaya.

"Lo gila Ryn." Ucapnya dengan lirih lalu berlari masuk ke dalam untuk mengambil tasnya dan kemudian pergi dari mansion Auryn dengan segera.

Auryn melihat itu hanya diam, setidaknya ia sudah memperingatkan bukan? pilihan hidup Erzabell hanya di tangannya sendiri setidaknya ia tidak egois pada sahabatnya itu walaupun sempat terlintas untuk bersikap egois padanya tapi ia sadar ia tak boleh sejahat itu mengingat masa lalu Erzabell yang kelam, yang mungkin juga adalah ulah dari ciptaan naskahnya yang membuat masa lalu kelam untuk sang antagonis.

Auryn menghela nafasnya pelan, Zamora langsung menghampiri Auryn yang masih berada di balkon.

"Erzabell tadi kenapa?"

"Tidak apa-apa, dia harus disadarkan agar tidak jadi tunangan Haizar." Ucap Auryn seadanya.

Zamora pun mengangguk setuju.

"Bener, gue punya firasat tidak baik jika Haizar dan Erzabell bertunangan karena aura Haizar terasa tak seperti orang normal lainnya." Ucap Zamora dengan serius.

Auryn yang mendengar itu hanya diam saja tak menanggapi hal lebih, ia memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan diikuti oleh Zamora.

Mereka berdua sudah tak berminat untuk bermain dan Zamora memilih untuk pulang juga ke mansionnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!