Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima belas
"Hah, apaan, tu?" bisik Jenifer pada Kavita. Bulu kuduknya terasa meremang. Ia melihat sesuat seperti bersembunyi dibalik pohon pinus dengan tubuh tinggi dan besar, serta memiliki bulu yang cukup lebat.
"Ssssttss." Kavita meletakkan jemari telunjuknya dibibir Jenifer agar diam. "Mungkin saja kera," sahutnya dengan memperhatikan hutan pinus yang tampak mulai menggelap, sebab Maghrib akan tiba.
"Kembali ke tenda, yuk? Aku takut." gadis itu menyapu tengkuknya. "Jika kera tak mungkin sebesar itu," Jenifer menimpali ucapannya.
"Penakut banget! Mungkin saja orang hutan" omel Kavita kesal.
"Ih, serem. Mana ada orang utan di Sumatera. Aku mau balik ke tenda, kalau siang aku mau, tapi hari mulai gelap, aku gak mau ambil resiko." Jenifer menarik Clara untuk menemaninya pulang ke tenda, dan gadis itu hanya menurut saja, sebab ia tak mau diserang nyamuk yang mengepakkan sayapnya dengan memberikan suara denging nyaring.
Kini tinggal Novi yang menemaninya. Lalu mereka bersekutu untuk turun kebawah, dan meraih batu berukuran cukup besar untuk mereka geser dan digelindingkan yang nantinya diarahkan ke pada ketiga orang yang sedang berada disungai.
Shasa tampaknya sedang buang air, sedangkan Galuh mengisi air yang berada diatas Shasa.
Sedangkan Gita mengisi botol air mineral berukuran dua liter sebanyak.dua botol.
"Nov, ambilin ranting dibelakang kamu buat mencungkil batu ini." bisiknya pada Novi ke arah ranting yang berjarak lima meter dari tempat mereka berdiri.
Novi menganggukkan kepalanya, lalu menyelinap diantara pohon pinus untuk mengambil ranting yang diminta oleh Kavita, sedangkan ia sendiri mengamati Dita dan dua temannya yang sudah selesai dan bersiap meninggalkan sungai.
"Sialan si Novi, ngambil ranting saja lama banget!" omelnya dengan kesal, lalu merasa semakin kecewa karena buruannya sudah mendaki tebing dan menuju ke tenda.
Ia semakin menggerutu karena Novi tak tak kunjung juga datang. Jarak yang hanya lima meter dan tak terlalu jauh mengapa.begitu sangat lama?
"Dasar, Novi sialan! Dia pasti balik ke tenda!" gadis itu terus menggerutu dan akhirnya kembali ke tenda dengan rasa kecewa yang besar.
Kavita tiba ditenda. Ia melihat Pak Seto menatapnya. "Darimana saja? Jangan keluyuran saat senja, banyak bahaya yang terlihat, dan minimal bawa teman, serta senjata perlindungan seperti parang," ucapnya dengan nada penuh penekanan.
"Buang air kecil!" jawabnya ketus.
Sepeninggalan Kavita dan juga Dita, satu sosok bertubuh tinggi dengan bulu yang cukup lebat membekap Novi dengan tangannya.
Kedua matanya tampak memerah, dan ia menatap mangsanya dengan seringai.
Ia melesat membawa tubuh sang gadis pergi menuju suatu tempat yang tersembunyi. Setibanya ditempat persembunyiannya, ia melemparkan tubuh sang gadis yang tampak ketakutan dan memucat.
Braaaak
Tubuh Novita mendarat dilantai goa dengan meringis kesakitan.
Ia melirik sosok yang membawanya, dan merasakan penyesalan mengapa tak mengikuti Jennifer pulang ke tenda saat tadi dan bertahan bersama Kavita yang akhirnya membawa petaka bagi dirinya sendiri, semua ini adalah karma baginya karena berniat mencelakai Dita yang tak memiliki kesalahan apapun padanya.
"Jangan! Jangan!" pekiknya ketakutan. Ia melirik sosok tersebut dikegelapan malam yang mengandalkan sinar rembulan, dan terlihat sangat besar, lebih mirip manusia, namun wajahnya sangat jelek.
"Sudah sangat lama aku dibangunkan, namun belum menemukan makanan," ungkapnya dengan suara yang sangat serak, semabri berjalan dengan langkahnya yang cukup menggema.
Seketika wajah Novita memucat, ia ketakutan dan beringsut mundur dengan menggunakan tumitnya.
Sosok itu semakin bersemangat untuk mendapatkan mangsanya. Ia menerkam sang gadis, lalu menarik paksa pakaian sang gadis hingga terlepas.
"Aaaaa... Tidak, lepaskan! Lepaskan!" teriakannya sangat percuma, sebab tidak akan ada yang mendengarnya, dan sosok itu semakin mendekatinya.
Dengan tatapan yang berhasrat, ia melampiaskan semua penderitaannya selama ini, dan hal itu membuat Novi membeliakkan kedua matanya menahan rasa sakit pada selangkanya.
Sosok itu tak perduli seberapa keras Novi berteriak, hingga akhirnya sang gadis tak lagi sanggup menahan penderitaannya.
Pandangannya semakin menggelap ditengah hutan dengan suasana malam gelap.
Setelah berhasil mencapai puncaknya, ia melepaskan Novi dan menatapnya dengan nafas yang memburu.
Kini rasa lapar menyerang perutnya. Air liurnya meleleh melihat santapan lezat didepannya.
Dengan rakus ia mulai mencabik tubuh sang gadis yang tak lagi bergerak karena kesakitan dan kelelahan.
Ia membuka matanya saat merasakan perutnya dirobek, lalu membuka mulutnya dengan tanpa.suara, dan ia tak.lagi melihat dunia saat tangan kekar nan berbulu itu menarik paksa jantungnya, lalu mengunyahnya dengan cepat.
Ditempat lain, Kavita memasuki tenda, lalu melihat Jennifer dan juga Clara sedang bermain ponselnya dan melakukan streaming pada para penggemarnya diapplikasi yang menghasilkan uang sembari bernyayi dan menggoyangkan kepalanya.
Sementara itu, Dita dan yang lainnya menyiapkan makan malam mereka dan minuman hangat untuk membantu tubuh mereka mengatasi dinginnya malam ini.
Kavita menatap kedua temannya sembari mencari keberadaan Novi. "Dimana Novi?" tanyanya pada kedua sahabatnya.
Jennifer dan Clara menoleh kepadanya, lalu menatap dengan heran. "Kan tadi bersamamu." jawab Jennifer, lalu kembali pada video streamingnya.
Kavita mengangakan mulutnya. Ia merasa mulai cemas. "Jadi ia tidak ada kembali ke tenda?" tanyanya dengan wajah pucat.
Keduanya menggelengkan kepala. "Mungkin lagi ikut masak dengan yang lain," sahut Clara santai. Bahkan tidak ada rasa kekhawatiran diwajah mereka, bukankah mereka sahabat? Lalu mengapa sesantai itu?
Kavita menutup pintu tenda. Lalu mencari keberadaan Novi diantara para peserta camping lainnya.
Ia mengamati satu persatu, namun tak menemukannya. Lalu kemana Novi berada? Apakah ia tersesat saat akan kembali ke camp?
Kavita memucat, dan ia mulai ketakutan. "Nih, makan," seorang gadis berambut lurus pendek menawarkannya satu mangkuk mie instan yang masih mengepul asapnya.
Ia meraihnya, lalu duduk diatas bongkan kayu dan mulai menyuapkan mie kedalam mulutnya dengan perasaannya yang semakin cemas, sebab tak ada tanda-tanda jika Novi akan kembali.
Api unggun yang terus menyala, membuat suasana begitu menyenangkan bagi peserta camp, bahkan ada yang membawa gitar untuk membuat suasana semakin riuh.
Clara dan juga Jennifer keluar dari tenda, lalu mengambil makan malam mereka dan melihat Novita yang terus menatap kearah hutan pinus tempat dimana tadi mereka berangkat bersama untuk berniat mencelakai Dita.
Keduanya beranjak dari tempatnya dengan membawa mangkuk berisi mie yang ada ditangan mereka. "Nov, kamu baru balik? Sampai buat Kavita dan kita-kita cemas." ucap Jennifer sembari menyeruput mie nya.
Gadis itu hanya diam, tanpa menjawab.
"Jenn, Cla, kemari!" teriak Pak Putro kepada keduanya.
"Ayo, Nov. Buruan, jangan ilang lagi!" ajak keduanya, lalu beranjak dari tempatnya.
Keduanya menghampiri sang dosen dengan mie masih penuh dimulutnya.
"Jangan terlalu jauh dari tenda, ini malam dan berbahaya." pesannya dengan nada penekanan.
"Kami hanya jemput Novita," jawab Clara.
"Jemput siapa?"
"Novi---," keduanya tersentak kaget saat menoleh kebelakang dan tak menemukan sosok yang mereka sebut.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔