IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 15
Davin dan Giska telah pulang ke Jakarta setelah dua hari menghabiskan waktu bersama, bisa di bilang honeymoon singkat. Dari Bandara, Davon memilih pulang bersama Giska ke apartemen nya.
" Von, kamu gak pulang aja. nanti di cariin.. " ucap Giska setelah mereka masuk ke dalam apartemen.
" Aku capek, mau istirahat. " Davon melenggang menuju kamar tanpa menghiraukan pertanyaan Giska.
Giska pun tak mempermasalahkan itu, tidak di pungkiri dia juga merasa senang jika terus bersama Davon. Dia hanya tidak ingin egois memiliki Davon seutuhnya, dan mengingatkan Davon jika ada wanita lain yang mungkin sedang menunggu kehadirannya. Meski hatinya ngilu saat membayangkan kebersamaan Davon dengan Aurel.
Giska memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum ikut beristirahat di samping Davon. Ketika Giska sudah membaringkan diri di samping suaminya, Tiba-tiba lengan Davon melingkar di perut Giska.
" Von, belum tidur. " tanya Giska.
" Hem. " ucap Davon tanpa membuka kedua matanya.
Giska yang mendapat tanggapan deheman Davon memiringkan tubuhnya menghadap Davon. Di lihatnya wajah suaminya yang begitu tampan. Betapa beruntungnya Giska memiliki suami yang super komplit tampan, mapan, dan yang paling penting menyayangi dirinya. Tanpa sadar Giska tersenyum sendiri.
" Kenapa tersenyum, apa yang kamu pikirkan? hem! " suara Davon membuyarkan lamunannya.
Giska menjadi sangat gugup, aksi mencuri-curi pandang wajah suaminya ketahuan, wajahnya seketika merah merona.
" Lagi mikirin yang jorok ya! " tebak Davon.
" Iikh ngaco! mana ada aku mikir jorok. " Giska mencubit perut suaminya.
" Aauuwww.. " sakit Gis.
" Kamu sih, nyebelin! " Giska mengerucutkan bibirnya, membuat Davon semakin gemas.
" Kamu sengaja godain aku? " Davon.
" Siapa yang godain. Ge er! "
" Tuh, bibir kamu di maju-majuin. pengin aku cium? " goda Davon. Dengan cepat Davon berpindah posisi yang sangat intim.
" Davon!! " pekik Giska saat Davon sudah meninndih tubuhnya. " Mau ngapain! katanya capek! "
" Hehe.. kalo sama kamu, aku gak ada capeknya. nyampe pagi kalo kamu mau aku jabanin. " Davon.
" Iihkk kamu tuh ya! inget besok udah mulai kerja. " Giska.
" Aku bisa ambil cuti. " ucap Davon.
Tidak mau menunggu lama lagi, Davon melancarkan aksinya, menyalurkan hasratnya, berdekatan dengan Giska selalu membuatnya menginginkan terus menerus. Tubuh Giska bagai candu bagi Davon, bagaimana tidak? tubuh Giska sangatlah menggoda, tubuh idaman para lelaki bak gitar Spanyol.
*
Pagi harinya Giska sudah bersiap dengan pakaian rapih. Hari ini, rencananya Giska akan melamar pekerjaan di perusahaan Davon.
Giska tidak lupa dengan tugasnya menjadi seorang istri di pagi hari membuat sarapan untuk suaminya dan dirinya.
" Von, kita sarapan dulu yuk. " ajak Giska yang melihat Davon sudah rapih dengan stelan jasnya dan baru saja keluar dari kamar mereka.
" Kamu bikin sarapan? " tanya Davon.
" Iya dong, emang kenapa? "
" Gak, apa kamu gak repot harus bikin sarapan dulu, bangun jam berapa kamu? " tanya Davon. Dirinya merasa heran masih jam tujuh tiga puluh tetapi dia sudah rapih dan masakan pun sudah siap di hidangkan di meja, dengan beberapa menu masakan.
" Abis subuh aku langsung masak, " jelas Giska sembari tersenyum.
Lagi-lagi Davon di buat kagum dengan sosok Giska, dia masih menyempatkan untuk melayani suaminya. Padahal mereka bisa saja sarapan di luar. Bahkan Aurel yang sudah dua tahun menemaninya tidak pernah memasakannya, mereka hanya makan diluar saat ingin makan bersama.
" Enak gak? " tanya Giska saat Davon mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Davon mengunyah dan menikmati makanannya sebelum bersuara. " Hemm.. enak, " jawabnya singkat.
" Cuma gitu? " Giska mencebikkan bibirnya.
" Enak banget maksud ku sayang ku, cinta ku. " Davon tersenyum lebar. " Terimakasih.. " lanjutnya.
Giska pun tersenyum lebar mendapatkan pujian dari Davon. " Ayo buruan, nanti kita telat. "
Seusai sarapan, Davon dan Giska berangkat ke kantor bersama, setelah berdebat sedikit mengenai pakaian yang Giska kenakan. Davon tidak suka jika Giaka memakai pakaian yang tadi ia kenakan karena menurut Davon itu terlihat cukup sexy.
Akhirnya Giska mengganti pakaiannya hingga beberapa kali baru Davon mengiyakan, meski sebenarnya belum puas, karena Giska masih terlihat sexy.
Jangan salahkan pakaiannya, tubuh Giska lah yang membuat dia terlihat sexy meski tidak menggunakan pakaian minim sekali pun.
Sebelum sampai di depan kantor, Giska meminta Davon untuk menurunkannya di halte. Sebenarnya Davon tidak mau menuruti keinginan Giska, tapi Giska kekeh ingin turun di halte, karena tidak ingin karyawan lain mengetahui hubungannya dengan Davon dan menjadi bahan gosip. Apalagi seluruh karyawannya sudah di pastikan tau bahwa Aurel lah istri dari atasannya.
*
Setelah bertemu dengan HRD, Giska resmi bekerja di perusahaan milik suaminya mulai besok. Mudah sekali Giska bisa masuk ke perusahaan itu tanpa melalui berbagai tes dan interview seperti kebanyakan perusahaan lainnya.
Tentu semua itu sudah ada campur tangan sang pemilik perusahaan, yang bukan lain suami tercintanya.
Karena hari masih terlalu siang untuk Giaka pulang ke apartemen nya, Giska memilih bertemu dengan Laura.
" Ra, gue ganggu gak? " ucap Giska yang sudah masuk ke ruang kerja Laura, yang di antar oleh salah satu pekerja di cafe milik Laura.
" Giska! ngagetin aja! " pekik Laura yang terkejut den kehadiran Giska.
" Heheh... sorry, kaget ya. " Giska duduk di sebrang meja kebesaran Laura.
" Sedikit sih. Tumben lo bisa keluar. Gak di kekepin nih ama si Davon. "
" Bisa aja lo kalo ngomong! " seru Giska.
" Eh gimana? lo udah tanya ama laki lo tentang Tomi? " tanya Laura yang penasaran kabar sang pujaan hati.
" Emem.. iya, dia kerja ama Davon. " ujar Giska.
" Terus.. terus.. " Laura sangat antusias mendengar kabar selanjutnya. Giska yang sudah tau kalau Tomi sebenarnya sudah memiliki kekasih menatap sahabat nya itu dengan rasa iba. Dia tidak mungkin berbicara yang sebenarnya, yang akan membuat Laura patah hati.
" Terus apanya! " Giska pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan Laura.
" Iikkh gak peka banget! ya terus gimana? dia masih singgle apa udah punya pasangan. "
Dengan berat hati Giska berbohong pada Laura, " Mana gue tau Ra, gue belum pernah ketemu ama dia. "
" Kan lo bisa tanya ama Davon. "
" Ck, Davon mana mau tau urusan orang lain, apalagi urusan cinta. " Giska.
" Hehe iya juga sih. Si Davon otaknya kan cuma ada lo. hahaha.. "
" Sial!! "
" Ngomong-ngomong lo rapih amat abis dari mana? " tanya Laura yang melihat penampilan Giska sangat rapih.
" Abis ngelamar kerja di kantor Davon. " jawab Giska.
" Lo kerja Gis? kok dibolehin ama pawang lo. "
" Itu karena gue kerja sama dia jadi di bolehin, mana mungkin gue kerja di tempat lain di bolehin Davon. " gerutu Giska.
" Iya.. iya.. eh gue lupa dari kemaren-kamaren mau tanya ama lo. penasaran banget. " ucap Laura sembari cengar-cengir.
" Nanya apaan sih, heboh bener ampe cengengesan begitu. " Giska.
" Hehe.. melam pertama lo gimana? pasti si Davon girang banget bisa dapetin lo. "
" Kepo! " jawab Giska sembari tergelak.
*
*
*
JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN
LIKE, KOMEN, VOTE.
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBERIKAN DUKUNGANNYA.
Bye.. bye...
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻