Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 The Lancaster
Beberapa hari kemudian.
"Dasar pria bodoh itu! Apa Lady tau yang telah dilakukannya? Aries sedang tidur saat saya masuk ke kamar Lady! Kenapa dari sekian banyak ksatria, Lady harus memilih dia? Bukankah sudah saya bilang dia pria paling menyebalkan di tempat ini!"
Winter terkekeh saat mendengar perkataan Sia. Sejujurnya dia tidak ingat siapa yang dekat dengannya dan siapa yang tidak dia suka.
Dia hanya mengingat nama-nama yang disebutkan oleh Sia. Namun dia tidak menyangka bahwa ksatria yang dia pilih justru pria yang sering membuat Sia kesal.
"Kamu datang terlalu pagi, Sia. Wajar saja dia masih tidur."
"Hari ini pesta debutan Lady! tentu saja saya harus datang pagi untuk mempersiapkan kebutuhan Anda! Lagipula tugas dia berjaga saat Lady tidur! Bagaimana jika ada penyusup yang masuk ke kamar Lady saat malam?"
"Itu tidak mungkin terjadi di kediaman Lancaster." Winter menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Sia.
"Saya paham, Lady. Tapi tetap saja-"
"Sia, apa kamu mau masih mengomel dan tidak akan membantuku hari ini?"
"Ah.. Maafkan saya, Lady! Saya hanya kesal karena Aries orang yang pemalas! Maaf saya sudah melampiaskannya pada Lady Winter."
Winter kembali terkekeh saat melihat Sia yang tampak menyesal. Sia memanggil beberapa pelayan lainnya untuk membantu mempersiapkan kebutuhan Winter.
Beberapa jam kemudian, seluruh riasan telah selesai. Wajah pucat Winter terlihat merona dalam balutan riasan yang cantik.
Gaun indah berwarna putih dengan balutan kain biru menampakkan tubuh Winter yang mulai terisi. Gerak tubuhnya yang anggun serta senyum yang menghiasi wajahnya seolah menampakkan kecantikan bunga sosial.
Saat Winter keluar, Aries yang terlihat acuh tak acuh telah menunggunya di luar.
"Apakah kamu juga ikut ke pesta?" Sia bertanya dengan kesal.
“Tentu. Aku seorang ksatria, bukan pelayan pribadi.”
“Lady! Lihat, dia mengejek saya!”
“Hah, selalu drama," gumam Aries pelan.
"Lord Anthony meminta saya tetap menjaga Lady selama pesta. Saya tidak dapat memasuki aula pesta, tapi saya akan mengamati dan menjaga Lady dari jauh."
Walaupun terlihat santai saat bekerja tapi Aries menunjukkan postur ksatrianya saat bersama Winter. Winter lalu mengangguk dan mulai berjalan yang diikuti oleh Aries dan Sia.
"..Bagaimana penampilan Lady hari ini?"
Sia yang bertanya menepuk tangan Aries saat mereka berjalan bersama.
"Hah?"
"Kenapa kamu tidak berekspresi apa-apa? Lady kita sangat cantik, Apa kamu tidak terkejut waktu pertama kali melihatnya berdandan?"
"Lady memang selalu cantik." Aries menjawab dengan malas.
"Bahkan para pelayan yang mendandaninya kaget saat melihat penampilan akhir Lady! Apa kamu seacuh itu? Hati kamu pasti terbuat dari batu!"
"Hahhh.. Aku sudah bilang cantik dari tadi!"
"Tapi ekspresi kamu tidak menunjukkan hal itu. Wajahmu selalu terlihat sama!"
Aries yang tampak kesal berjalan dengan cepat mendekati Winter.
"Lady, kenapa dia terus mengikuti kita? Dia bahkan tidak ikut ke pesta. Dia seharusnya tinggal di kamar atau pergi ke dapur."
"Apa?! Kamu mengabaikanku sekarang?" Sia berjalan dengan cepat menyusul Aries dan menarik bajunya.
Winter kembali tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Semenjak Aries menjadi ksatrianya tidak ada hari tanpa pertengkaran mereka berdua. Terkadang pertengkaran mereka cukup menghibur bagi keseharian Winter yang biasa.
Ketika mereka mencapai ujung lorong, mulai terlihat pintu besar yang mengarah ke lantai pertama mansion Lancaster. Winter lalu membalikkan tubuhnya dan menempelkan ujung jari dimulutnya.
"Sstt, kita akan sampai. Kalian harus diam jika tidak ingin dimarahi oleh ayah, bukan?"
Seolah memahami maksud Winter, Aries dan Sia segera menutup mulutnya. Mereka lebih bebas berekspresi saat tinggal di paviliun tambahan. Namun, suasana di rumah utama sangat berbeda dengan paviliun. Anggota keluarga Lancaster lainnya sangat tegas dan membenci keributan.
Sia berjalan mendekati Winter dan memperbaiki sedikit rambutnya yang keluar.
"Anda sangat cantik, Lady. Tidak mungkin ada mata yang tidak memperhatikan Anda hari ini. Saya berharap, setelah proses pendewasaan ini kebahagiaan selalu menyertai Anda."
Winter melihat ketulusan yang disampaikan oleh Sia. Dia lalu memegang tangan Sia dan menekannya dengan kuat.
"Terima kasih, Sia. Aku juga berharap kebahagiaan selalu menyertaimu," jawab Winter yang dibalas dengan anggukan Sia dengan mata terharu.
Setelah menarik napas, Winter menuruni tangga didampingi oleh ksatria pribadinya. Di bawah tangga sudah berkumpul seluruh anggota Lancaster.
Mereka tampak terkejut saat melihat Winter. Namun perubahan itu hanya sesaat dan wajah mereka kembali ke ekspresinya masing-masing.
"Aku akan pergi dengan Duchess. Kalian bertiga dapat pergi menggunakan kereta bersama. Louis, tolong ingatkan beberapa hal kepada Winter selama perjalanan."
"Baik Ayah!"
Louis menyeringai mendengar perkataan ayahnya seraya melirik Winter. Duke Lancaster membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar mansion.
Duchess Isabella lalu berjalan mendekati Winter. Dia membuka kipas bergambar ular hitam lambang keluarga Lancaster dan menatap Winter dari atas hingga bawah.
"Kamu tidak akan bisa seperti ini tanpa usaha dariku. Tapi, kamu harus selalu ingat, etika di pesta dansa lebih penting daripada penampilanmu. Martabat keluarga Lancaster ada di tanganmu hari ini."
"Baik, terima kasih Duchess.”
Winter menunduk kepala di hadapan Duchess. Duchess lalu menutup kipasnya dan membalikkan tubuhnya seraya berucap pelan.
"Selama perjamuan ini, panggil aku ibu."
Dia lalu berjalan tanpa menoleh ke arah Winter. Winter yang masih menunduk mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Tidak akan mudah memanggil wanita yang selalu menyiksanya dengan sebutan ibu.
...***...
Winter memandangi tangan Anthony yang sudah berada di hadapannya.
Winter adalah tokoh utama keluarga Lancaster pada pesta debutan hari ini. Tapi dia tidak mengira Anthony akan membantunya menaiki kereta kuda.
Bahkan karena yakin kedua kakaknya tidak akan memperdulikannya, dia sudah meminta Aries untuk membantunya menaiki kereta kuda sebelumnya. Aries sudah duduk di sebelah kusir kereta, menyesuaikan posisinya.
"Apakah kamu tidak akan naik?"
Alis Anthony terangkat saat Winter terlihat kaku. Winter lalu tersadar dan menempelkan tangannya di atas tangan Anthony.
"Ah, terima kasih Kak Anthony."
Begitu mereka berdua masuk, Louis menarik napasnya dengan kesal. Salah satu kakinya terangkat ke atas dan kedua tangannya bersila di atas dada.
"Jangan manjakan dia, Anthony." ujarnya kasar.
"Meskipun keamanan mansion Lancaster kuat, banyak mata-mata yang memperhatikan Winter di luar mansion. Kita tidak boleh lengah."
Wajah Winter berubah saat mendengar perkataaan Anthony. Dia mengira Anthony mulai berubah. Tapi ternyata itu semua hanya akting untuk menunjukkan kedekatannya kepada mata-mata.
"Ck, kamu benar." Louis mendecak dengan keras.
"Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka kamu bisa berubah cantik seperti ini. Yah, kamu memang harus secantik ini untuk memenangkan hati Putra Mahkota. Tapi cantik saja tidak cukup Winter," lanjut Louis.
Dia lalu mengangkat ujung sepatunya dan menggoyangkan gaun Winter dengan keras. Winter menundukkan wajahnya, dia mencoba menahan kedua tangannya yang bergetar.
"Selain belajar etiket kerajaan, kamu juga harus belajar merayu. Bukankah begitu?"
Wajah Winter memerah, dia lalu menatap Louis dan mengepalkan tangannya erat. Walaupun dia masih takut tapi dia sangat marah karena sikap tidak sopan Louis kepada adiknya sendiri.
"Hah, lihatnya gadis bodoh ini! Kamu berani menatapku sekarang!"
Louis bangkit dari kursinya. Dia mengangkat tangannya tinggi seolah akan menamparnya. Winter menutup matanya saat melihat reaksi Louis. Namun tangan itu berhenti saat suara dingin keluar.
"Cukup. Apa kamu ingin merusak wajah Winter saat debutnya dan membuatnya gagal menghadiri pesta ini?"
Anthony melirik Louis tajam. Louis lalu kembali duduk dan mendesah dengan keras.
"Aku akan bersabar hari ini. Tapi jika kamu gagal merayu Putra Mahkota setelah kesabaranku selama ini. Kamu harus bersiap Winter!"
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!