 
                            Vania dan Basir terpaksa harus meninggalkan kampung tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Kampung itu sudah tidak beres, bahkan hal-hal aneh sudah mulai terlihat. 
Basir pun mengajak adiknya untuk pindah ke kota dan menjalankan kehidupan baru di kota. Tapi, siapa sangka justru itu awal dari perjalanan mereka. Terlahir dengan keistimewaan masing-masing, Vania dan Basir harus menghadapi berbagai macam arwah gentayangan yang meminta tolong kepada mereka. 
Akankah Vania dan Basir bisa menolong para arwah penasaran itu? Lantas, ada keistimewaan apa, sehingga membuat para makhluk astral sangat menyukai Vania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Manager Baru
Keesokan harinya, Hana datang ke kontrakan Vania. Seperti halnya Vanessa, Hana juga sempat terpesona akan ketampanan Basir. Ketampanan alami yang tampa perawatan sama sekali.
"Kamu yang namanya Hana?" tanya Kang Basir.
"Iya, Kak," sahut Hana gugup.
"Panggil Akang saja sama kaya Vania, saya kurang suka dipanggil kakak," sahut Kang Basir.
"Baik Kang, maaf," sahut Hana.
"Duduklah," perintah Kan Basir.
Hana duduk ditemani Vania, sedangkan Basir duduk di hadapan Hana. Tatapan Basir sangat tajam ke arah Hana membuat Hana takut. Basir mulai membacakan ayat kursi tapi matanya tidak lepas dari Hana.
Beberapa detik kemudian, Hana mulai kepanasan. Matanya melotot ke arah Basir, kali ini bukan Hana yang hadir di sana tetapi jin yang menguasai tubuh Hana. "Keluar kamu dari tubuh wanita ini, alam kalian berbeda jangan ganggu wanita ini," ucap Kang Basir penuh penekanan.
"Jangan halangi saya dengan Hana, Hana itu milik saya dan saya akan tetap di tubuh Hana," ucap Jin yang ada di tubuh Hana.
Vania sampai mundur, melihat Hana bicara tapi suaranya sangat berat seperti pria. Tubuh Hana mulai menggeliat, saat Basir kembali membacakan ayat kursi. Bahkan Hana hampir menyerang Basir tapi Basir bisa mengatasinya secepat kilat.
"Ambilkan garam kasar, Dek," titah Kang Basir.
"Iya, Kang." Vania segera berlari ke dapur untuk mengambil garam kasar yang Basir simpan di dalam toples plastik ukuran besar.
"Ini, Kang."
"Lumuri daun bidara itu dengan garam," ucap Kang Basir.
Vania mengikuti perintah Basir. Setelah dilumuri garam, Vania pun menyerahkan daun bidara itu kepada Basir. Dengan terus membacakan ayat kursi dan surat-surat pengusir jin, Basir pun menempelkan daun bidara itu di kening Hana.
Seketika Hana berteriak. "Panaaaassss....lepaskaaaaann!" teriak Hana.
"Pegangin, Dek," ucap Kang Basir.
Sekuat tenaga Vania memegangi tubuh Hana, tenaga Hana begitu sangat kuat. Keringat sudah mulai bercucuran di wajah tampan Basir. "Keluar kamu, jangan ganggu gadis ini!" bentak Kang Basir.
"Tidak mau. Hana adalah milikku, sampai kapan pun aku tidak akan pergi. Kamu yang pergi, atau kamu akan mati sama seperti nasib ustaz-ustaz yang berusaha memisahkan aku dengan Hana," sahut Jin itu.
"Bukan saya yang mati tapi kamu yang akan hancur!" tegas Kang Basir tanpa rasa takut sedikit pun.
"Sakiiiiiitttt..... lepaskaaaaaannn!" teriak Hana.
"Keluar kamu!" bentak Kang Basir.
"Tidak mau," sahut Jin di dalam tubuh Hana.
"Wah, kurang aja kamu jadi kamu nantang saya?" ucap Kang Basir.
Basir semakin menekan kening Hana menggunakan daun bidara yang dilumuri garam itu. Hana menjerit dan berontak bahkan Vania kewalahan menahan tubuh Hana. Basir semakin kuat dan semakin fokus membaca ayat kursi dan surat-surat pengusir jin.
Cukup lama itu terjadi, hingga Hana pun lemas dan tenang. Basir menghentikan kegiatannya. "Hana, kamu sudah sadar?" tanya Kang Basir.
Hana mengangguk, Vania pun membawakan air minum dan memberikannya kepada Hana. Hana duduk dengan napas yang masih terengah-engah. "Bagaimana Kang, apa jinnya sudah keluar dari tubuh aku?" tanya Hana.
"Belum Hana, yang menguasai tubuh kamu itu merupakan raja jin tidak semudah itu saya bisa mengeluarkannya dari tubuh kamu. Butuh waktu lama untuk mengusir dia dan menghancurkan dia, jadi saya minta kamu harus rutin ke sini dan sabar," sahut Kang Basir.
"Terus, apa yang harus saya lakukan?" tanya Hana.
"Pokoknya kamu jangan tinggalkan sholat, rajin baca ayat kursi, dan surat-surat pendek sebelum tidur kalau ada waktu senggang jangan lupa baca Al-qur'an juga. Lawan dia jangan sampai tubuh kamu dikuasi dia," ucap Kang Basir.
"Baik, Kang. Terima kasih ya, Kang," ucap Hana.
"Sama-sama."
Dikarenakan sudah menjelang maghrib, Hana pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
***
Keesokan harinya....
"Dek, nanti pulang kerja Akang mau pergi ke suatu tempat dulu ada teman Akang yang katanya mau menjual rumah murah mudah-mudahan saja benar," ucap Kang Basir.
"Iya, Kang. Vania juga kayanya bakalan pulang telat Kang, soalnya barusan Bu Vanessa ngirim pesan katanya hari ini semuanya harus lembur karena akan kedatangan Manager baru," sahut Vania.
"Ya, sudah kamu hati-hati," ucap Kang Basir.
Seperti biasa, mereka berangkat ke tempat kerja menggunakan ojeg masing-masing. Tidak membutuhkan waktu lama, Vania pun sampai di kantor. Suasana ruangan perencanaan pagi ini begitu sangat sibuk karena akan ada Manager baru dan dengar-dengar Manager baru itu serba perfect ruangan harus bersih dan rapi.
"Gila, kayanya kita gak bakalan bisa santai lagi kerja di sini," keluh Dasep.
"Iyalah, mana Managernya anak pemilik perusahaan lagi, mana bisa kita macam-macam," sahut Gala.
"Makanya kalau kerja itu jangan banyak bercanda, giliran kaya gini pada ngeluh 'kan kalian," ketus Vanessa.
Vania hanya bisa tersenyum, kali ini dia beres-beres bersama Hana. "Kak, apa tadi malam ada gangguan?" bisik Vania.
"Masih ada Van," sahut Hana.
"Sabar, baru sekali mudah-mudahan Allah menyembuhkan kakak," ucap Vania.
"Aamiin."
Ruangan itu sudah bersih dan rapi, semuanya berbaris di depan pintu untuk menyambut kedatangan Manager baru mereka. "Aku penasaran banget dengan Manager baru kita," bisik Vanessa.
Terdengar suara derap langkah dari luar, dan semua orang semuanya menoleh ke arah pintu masuk dengan wajah penasaran. Perlahan pintu terbuka, seorang pria dewasa masuk membuat semuanya membelalakkan mata. Pria tampan, putih, berdiri di depan pintu sembari melihat satu persatu karyawan di sana.
"Busyet, tampan sekali," bisik Vanessa.
Semuanya tampak kagum melihat Manager baru mereka, sedangkan Vania justru fokus kepada sosok yang mengikuti pria itu. Seorang wanita dengan rambut terurai tapi posisinya menunduk dan berdiri di belakang pria itu. Vania sudah yakin jika itu bukan manusia, pada saat sosok itu mengangkat kepala seketika Vania pura-pura ngobrol dengan Vanessa.
Sosok itu tahu akan Vania, dia hendak mendekati Vania tapi baru saja beberapa langkah sosok itu terpental sampai menghilang. Vania menghela napas, sudah pasti sosok itu menginginkan Vania tapi sayang tidak bisa mendekati Vania. Berbeda dengan Hana yang senyum-senyum sendiri melihat Manager baru itu, sepertinya Hana menyukai pria tampan itu.
"Selamat pagi, semuanya!" sapa seorang pria tua yang merupakan HRD.
"Selamat pagi, Pak!"
"Pagi ini tim perencanaan kedatangan Manager baru, namanya Pak Andri dan Pak Andri ini merupakan putra tunggal pemilik perusahaan ini jadi saya minta kepada kalian bekerjalah yang rajin lagi karena Pak Andri tidak akan mentolerir jika ada karyawan yang melakukan kesalahan jadi harus hati-hati dan lebih teliti lagi," seru Ketua HRD.
"Baik, Pak."
"Pak Andri, ini adalah ruangan perencanaan jika Pak Andri butuh sesuatu, anda bisa meminta bantuan kepada Vanessa dan dia merupakan ketua tim di sini," ucap Ketua HRD.
Pria yang bernama Andri itu mengangguk, ketua HRD pun pamit. Semua orang mulai memperkenalkan diri satu persatu, tapi tatapan Andri terkunci kepada Vania yang dari tadi hanya menunduk. Entah kenapa dia suka sekali melihat Vania yang mempunyai wajah cantik alami tanpa makeup yang berlebihan.
jangan2 pake penglaris tuh baso bisa rame banget