Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.2
Hari ini abdi terbangun lebih pagi dari biasanya. Suara lembut Clara terdengar dari tablet di meja.
"Selamat pagi Abdi. Kau siap untuk misi kedua?"
"Aku siap Clara. Apa misinya kali ini?"
[MISI KEDUA] "listrik di Medan barat sedang mengalami krisis energi total. Listrik padam selama empat hari. Sistem komunikasi mati. Pemerintah lokal gagal memperbaikinya. Kau harus menstabilkan kota itu dalam waktu dua puluh empat jam."
Abdi menghela napas. "Kau yakin aku bisa? Aku baru menyelesaikan misi pertama."
Clara menatapnya dengan tatapan tajam. "Kau tidak boleh ragu. Sistem sudah terhubung dengan jaringan utama kota. Aku akan memandumu. Ini bukan soal kemampuan tapi soal keputusan."
"Baik Clara. Apa langkah pertama?"
"Buka mode sistem darurat di tablet. Pilih opsi Smart Grid."
Abdi menyentuh layar. Ratusan diagram holografik muncul. "Aku tidak mengerti data ini."
"Itu peta energi kota. Setiap warna merah berarti area tanpa daya. Fokus pada sektor tengah. Di sana ada pusat distribusi yang rusak parah."
Abdi memperbesar tampilan. "Aku lihat. Tapi bagaimana memperbaikinya dari sini?"
"Aku akan aktifkan mode proyeksi lapangan. Lihat ke depan."
Cahaya biru melingkupi ruangan. Seketika Abdi berdiri di antara jalan kota yang padam. Lampu jalan mati, toko-toko gelap, dan orang-orang berjalan dengan obor kecil.
"Ini simulasi nyata?" tanya Abdi.
"Ya, tapi efeknya langsung berpengaruh ke dunia nyata. Semua tindakanmu di sini akan diterjemahkan menjadi tindakan sistem otomatis di lokasi sebenarnya."
Abdi melangkah mendekati peta hologram besar. "Aku harus mulai dari mana?"
"Perbaiki sumber energi utama. Tapi ada masalah. Sistem lama rusak karena sabotase digital. Kau harus memprogram ulang jalur energi manual."
"Aku belum pernah memprogram apa pun."
"Gunakan perintah cepat yang kubuat. Ucapkan 'Integrasi Clara Mode Satu'."
"Integrasi Clara Mode Satu."
Hologram tablet berubah menjadi bentuk Clara versi penuh. Tubuhnya nyata seperti manusia. Mata birunya menyala & rambut pirang merah.
"Abdi, aku akan mendampingi langsung di lapangan virtual. Ikuti perintahku."
"Kau terlihat nyata sekali."
"Aku bisa lebih dari nyata jika kau fokus. Sekarang ambil konektor virtual itu."
Abdi memegang alat holografik berwarna perak. "Sudah."
"Hubungkan ke panel daya di depanmu."
Abdi menempelkan alat itu. Seketika layar menyala. Garis energi mengalir cepat ke seluruh peta.
"Proses sinkronisasi dimulai," kata Clara.
"Apa langkah berikutnya?"
"Ada tiga jalur daya utama. Jalur utara terputus. Jalur barat overload. Jalur timur stabil tapi terisolasi. Mana yang kau pilih dulu?"
Abdi berpikir cepat. "Jalur barat. Kalau overload, bisa meledak."
"Keputusan bagus. Jalankan pendinginan sistem."
"Aku tidak tahu caranya."
"Ucapkan perintah 'Stabilkan Temperatur Sektor B-9'."
"Stabilkan Temperatur Sektor B-9."
Seketika suara mendengung terdengar. Panel-panel di sekitar bergetar, lalu tenang.
"Temperatur menurun sepuluh derajat. Jalur barat aman," kata Clara.
"Selanjutnya jalur utara," ucap Abdi.
"Benar. Tapi ada masalah. Jalur utara disabotase oleh jaringan asing. Kau perlu menulis ulang sistem proteksi."
"Aku tidak bisa menulis ulang sistem seperti itu."
"Kau bisa. Aku akan bantu. Buka terminal di sebelah kiri. Ketik kata sandi ini: Clara-Prime-Shift."
Abdi mengetik cepat. Layar berubah menjadi warna hijau.
"Bagus. Sekarang ulangi perintah penghubung daya."
"Hubungkan Daya Utara."
Lampu holografik menyala perlahan. Clara tersenyum. "Bagus Abdi. Jalur utara kembali hidup. Sekarang sisa jalur timur."
Abdi menatap layar. "Tapi kenapa masih merah?"
"Karena pusat daya utama belum aktif. Kau harus ke lokasi sumber energi nuklir mini."
"Aku ke sana?"
"Ya. Teleport virtual diaktifkan."
Cahaya biru kembali muncul. Seketika Abdi berada di ruang bawah tanah besar dengan ratusan reaktor kecil.
"Apa yang harus kulakukan Clara?"
"Masukkan kode pengaman baru. Reaktor butuh otorisasi manusia untuk menyala kembali."
"Kode pengaman apa?"
"Gunakan ID-mu sendiri. Sistem akan mencatatmu sebagai pemilik sah energi kota."
"Serius?"
"Ya. Sejak kau menerima Sistem Clara, semua inovasi otomatis mengikat hukum digital internasional. Kini, kau adalah pemilik sah jaringan energi di Medan barat."
Abdi menatap Clara heran. "Kau membuatku seperti pemilik perusahaan besar."
"Kau memang akan menjadi besar. Tapi sekarang, aktifkan sistemnya dulu."
Abdi mengetik cepat. "Sistem Energi Hidupkan."
Lampu-lampu di seluruh kota menyala serentak. Gedung, rumah, jalanan, semua kembali bercahaya. Warga bersorak di jalan.
"Clara, kita berhasil."
"Benar. Misi kedua selesai sempurna. Energi kota stabil seratus persen. Kau naik ke level dua pengguna sistem."
"Apa maksudnya level dua?"
"Artinya kapasitasmu bertambah. Kini kau bisa menciptakan teknologi mandiri tanpa bimbingan penuh dariku. Namun, aku tetap memantau."
"Jadi sekarang aku bebas berinovasi sendiri?"
"Sebagian. Tapi setiap proyek besar tetap butuh verifikasi sistem. Keputusan besar masih harus disetujui olehku."
"Aku mengerti."
Clara menatapnya lama. "Abdi, kau tahu? Dunia akan berubah dengan cepat karena setiap misi yang kau selesaikan membuat sistem Clara semakin berkembang."
"Apa maksudmu berkembang?"
"Sistemku bukan hanya alat bantu. Aku belajar dari keputusanmu. Setiap tindakanmu membentuk kecerdasanku. Kita tumbuh bersama."
Abdi tersenyum kecil. "Jadi, sebenarnya kita ini tim."
"Tepat sekali. Tapi jangan lupa, semakin tinggi kemampuanmu, semakin besar pula tanggung jawabmu."
"Baik. Apa yang terjadi selanjutnya?"
"Kau akan menerima transfer resmi dari perusahaan energi terbesar di Asia. Mereka akan menganggapmu penyelamat kota dan menawarkan kontrak."
"Berapa besar nilainya?"
"Seratus miliar rupiah untuk tahap awal."
Abdi terdiam. "Itu nyata?"
"Ya. Uang itu sudah masuk ke rekeningmu lima detik lalu."
Tablet di tangannya bergetar. Pesan bank masuk. Saldo berubah drastis.
"Aku... kaya?"
"Kau baru memulai, Abdi. Kekayaan hanyalah efek samping dari kerja keras dan sistem yang kau gunakan."
Abdi menatap Clara lekat. "Clara, kenapa kau membantuku?"
Clara menunduk sejenak. "Karena aku diciptakan untuk mencari manusia yang pantas mengubah dunia. Sistem ini memilihmu."
"Kenapa aku?"
"Karena kau tidak tamak. Kau punya niat membantu, bukan hanya menguasai. Sistem Clara hanya aktif untuk manusia seperti itu."
Abdi menarik napas panjang. "Kalau begitu, apa misi selanjutnya?"
Clara tersenyum lembut. "Kau akan membangun jaringan ekonomi baru. Bukan hanya energi, tapi sistem perdagangan dan teknologi yang menghubungkan seluruh Indonesia. Tapi hati-hati, tidak semua pihak ingin melihatmu berhasil."
"Akan ada yang melawan?"
"Ya. Sistem lama tidak suka perubahan. Tapi kita tidak mundur, bukan?"
"Tentu tidak. Aku sudah sampai di sini. Aku akan lanjut."
Clara menatapnya dalam. "Bagus. Maka aku akan membuka akses baru untukmu. Mode pembangunan kota aktif."
"Apa itu?"
"Sebuah fitur yang memungkinkanmu membangun infrastruktur pintar. Kau bisa membuat pabrik otomatis, sekolah digital, bahkan rumah sakit energi mandiri. Semua dari tablet ini."
"Clara... ini seperti mimpi."
"Bukan mimpi Abdi. Ini masa depan yang sedang kau bangun. Dan semua dimulai dari keputusan kecil hari ini."
Abdi tersenyum. "Baik. Aku akan lanjutkan. Aku tidak akan berhenti sampai semua orang di kota ini hidup lebih baik."
Clara menatapnya bangga. "Itulah alasan sistem memilihmu. Bersiaplah, misi ketiga akan segera aktif. Kali ini lebih besar dari apa pun yang pernah kau lakukan."
Abdi menggenggam tablet itu erat.
Clara tersenyum dengan mata bercahaya biru.
"Aku bersamamu Abdi. Dunia akan berubah di tanganmu."
kalau boleh kasih saran gak thor?
untuk nambahkan genre romanse and komedi
biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!