Kata orang anak perempuan itu milik ayahnya, tapi kenapa ayah tak menginginkan aku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilma Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.14
" Diruang keluarga, Tama dan papinya sedang duduk berdua setelah sekian lama mereka tidak saling jumpa, ada kecanggungan antara anak dan ayah tersebut ".
Gimana sekarang bisnis kamu " papi tama mencairkan suasana".
Bisnis aku berkembang kok Pi, bahkan ada rencana mau bikin hotel di Jakarta "Tama yang merasa hebat karena bisnisnya lancar".
Baguslah kalau gitu ? Abang kamu Rony mana " papi Tama celingak-celinguk mencari keberadaan Rony".
"Tama hanya diam melihat papinya mencari Rony".
kok kamu diam " papi Tama yang bingung kenapa tama tidak menjawab ".
Rony kan banyak tugas Pi, mungkin dia lagi tugas diluar, kalau Tama kan sibuk Pi "menjawab dengan nada cuek".
Iya, anak papi cuma kalian berdua papi gak mau kalian gak akur " papi Tama yang wanti-wanti Kepada tama".
Gimana bisnis papi diluar negeri "Tama mengalihkan pembicaraan".
Alhamdulillah lancar juga, oh ya, papi dengar kamu punya pacar? pacar kamu orang mana ? "papi Tama yang ingin tahu siapa gadis tersebut".
udah berakhir Pi, mungkin bukan jodoh " Tama yang tidak suka membahas Riska".
papi ingin sekali kamu atau Rony segera menikah, "sambil minum jus yang ada di depan mejanya".
sekarang Tama gak punya pacar Pi, bagaimana mau nikah ? " Tama yang Bingung mau jawab apa".
iya, papi cuma mau bilang gak peduli dari keluarga apa ? yang penting calon menantu papi itu harus baik dan dia rajin sholat, kamu kan tau bagaimana papi " sesibuk apapun papi Tama tidak pernah meninggalkan sholat itulah alasan papi Tama sangat kaya".
Ha ? berarti papi Nerima Riska "tama berbisik dalam hatinya".
kok kamu diam ? " papi Tama yang bingung melihat anak nya tersebut".
jadi ? maksud papi walaupun dia miskin papi akan nerima ? " Tama yang ingin tau jawaban papinya".
kenapa papi gak harus Nerima, yang penting kalian saling cinta dan wanita itu baik papi gak ada masalah " papi Tama meyakinkan Tama".
Tapi kata mami... " Tama yang tidak melanjutkannya perkataan nya".
gak usah dengar ucapan mami kamu, mami kamu itu tidak berhak mengatur siapa yang jadi calon istri kamu, karena yang akan menjalani Nya itu kamu "papi Tama yang mendukung anaknya".
"Baru kali ini aku kagum atas Jawaban papi, biasanya kami saling berlawanan " tama yang menatap dalam papinya".
papi ke kamar dulu mau istirahat " dengan tangan yang Menutup mulut karena menguap".
hhh... jadi mami bohongi aku ? " Tama yang mulai Sadar atas maminya".
kalau aku tahu papi Tidak mempermasalahkan latar belakang keluarga Riska, aku mungkin tidak akan pernah ninggalin Riska " ingin rasanya teriak atas kebodohan yang Tama udah lakukan pada Riska dan anaknya". tapi kalau papi sampai tahu aku punya anak di luar nikah mungkin papi akan berubah pikiran " Tama yang bertarung atas hati dan pikirannya".
"Hendri Kusuma, atau papi tama yang tiba-tiba menelponnya Ringgo"
" aku dengar kamu udah menikah, selamat atas pernikahan mu " dengan nada turut bahagia".
Alhamdulillah makasih om, " Ringgo yang canggung komunitas dengan papi Tama".
maaf om nelpon kamu , soalnya om ada rencana bisnis bareng kamu " papi Tama yang ingin kerja sama dengan Ringgo".
bisa aja sih om, tapi beberapa Minggu ok ni Ringgo gak bisa " , dengan nada yang halus".
gak masalah, soalnya om juga lagi di kampung, om nelpon kerena ingat sama kamu " merasa tidak enak karena menggangu pengantin baru".
iya om, maaf ya Ringgo gak undang soalnya Ringgo juga nikah karena waktu yang mepet, om taulah jadwal kerja gimana " Ringgo yang tau kalau pak Hendry adalah papi Tama, takut kalau Tama tau tentang Riska ".
iya, udah dulu ya om istirahat dulu " sambil mengucapkan assalamualaikum ".
waalaikumsalam " dalam hati Ringgo berkata kalau dunia ini sangat sempit, karena masih berurusan dengan keluarga Tama".
siapa ? " Riska yang bertanya pada Ringgo, karena setahu Riska Ringgo gak punya keluarga lagi".
Rekan bisnis, dia udah anggap aku seperti keluarga "Ringgo yang hati-hati menjawab pertanyaan Riska".
"kini Riska dan Ringgo tidur di satu kamar".
kamu mau lampunya nyala atau mati " Riska yang basa-basi kepada Ringgo ".
tergantung kamu, senyaman kamu aja "Ringgo menyerahkan nya pada Riska ".
mati aja "sambil mematikan lampu nya", gak nyangka ya Kita jadi suami istri, " Riska yang menatap Ringgo".
"karena Ringgo tahu Riska sedang hamil muda, Ringgo tidak banyak menuntut dari Riska", dan Ringgo yang tiba-tiba mendekat dan memeluk Riska berkata " hari ini kita akan memulai kehidupan yang baru, meski tidur di pelukan aku tidak nyaman, tapi aku berharap kamu bisa merasakan kehangatan dari aku " sambil mencium ubun-ubun Riska".
ini adalah pelukan terhangat setelah ayahku, terimakasih telah mencintai aku, dan ijinkan aku belajar untuk cinta Sama kamu Ringgo, aku tahu sulit tapi beri aku waktu, kamu baik jatuh cinta dengan mu pastilah mudah.
"Riska dan Ringgo pun tidur sambil berpelukan". mereka membuka lembaran baru dalam kehidupan mereka".
" Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, Riska bangun lebih dulu dan Riska melihat Ringgo yang masih memeluk nya".
Terimakasih, terimakasih karena kamu mencintai aku, kamu berhasil membuat aku percaya akan cinta lagi. "Riska yang berbicara dalam hati nya".
bapak merasa sangat bahagia karena Riska menikah " bapak Riska yang selalu mengulang kata yang Sama".
iya pak, ibu juga sangat bahagia akhirnya Riska menemukan laki-laki yang bertanggung jawab dan mencintai nya.
semoga pernikahan anak kita menjadi pernikahan yang sakinah ya pak, dan semoga Ringgo bisa menjaga Riska " ibu Riska yang terlihat lebih tenang sekarang".
ibu tenang aja, Ringgo itu anak yang baik bahwa kedua orang tuanya juga sangat baik, mungkin ini jalan Allah untuk menyatukan mereka "bapak Riska yang menenangkan istrinya ".
nak Rony belum datang ya pak "ibu Riska yang melihat ke arah kamar Rony ".
mungkin nak Rony lagi ketemu sama orang tuanya, gimana ya Bu ? gak mungkin kita selamanya disini, gak enak juga sama nak Rony " bapak Riska uang merasa gagal jadi kepala keluarga kalau bergantung sama orang lain".
ibu juga merasa gitu pak, tapi gimana lagi Tama itu sangat kejam kalau dia nanti lihat kita maka Riska dan Rony akan di celakai " ibu Riska yang bingung juga harus bagaimana ".
hh... orang kaya memang gitu ya Bu, semena-mena "bapak Riska yang menghela napas nya dengan berat ".
"Disisi lain Rony sedang sibuk dengan bisnis yang dia jalani di luar kota, sampai bertemu papinya dia pun gak sempat, tapi hari ini dia pulang karena ada tugas dari kantor untuknya " sebenarnya Rony sangat rindu sekali dengan papinya".
****