Hazella

"Aku sengaja meminta devi pergi karena ku pikir dia tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Jadi apa benar kamu sedang hamil?" dokter dafa takut mengusik privasi hazel yang mungkin saja dengan alasan tertentu ingin merahasiakan kehamilan nya dari siapa pun termasuk devi.

Karena itulah dia meminta devi keluar dari ruangan nya dengan alasan membuat minuman untuk hazel.

"Saya tidak tahu dok" jawab hazel menggeleng jujur.

"Dari pemeriksaan denyut nadi mu, aku pikir saat ini kamu sedang hamil."

"Sebaiknya kamu segera memeriksakan keadaan mu ke bagian obgyn untuk memastikan. Aku yakin kamu juga sudah menduga nya, kamu bukan devi yang otak nya tidak sampai memikirkan tentang hal itu."

"Keadaan mu saat ini jelas mengarah layak nya wanita yang tengah mengidam, mual karena mencium bau menu makan siang yang terhidang" ujar dokter dafa.

Dari awal hazel mual saat akan menghidangkan makanan dokter dafa sudah menaruh curiga.

Kemudian opini nya di kuatkan dengan hazel yang berusaha menolak saat devi akan membantu wanita itu duduk di sofa.

Hazel berusaha mencari alasan untuk menghindari aroma makanan yang ada disana supaya tidak terhirup oleh indra penciuman nya.

Dan dugaan dokter dafa semakin kuat saat memeriksa denyut nadi hazel.

"Ya, setelah ini saya akan periksa dok" balas hazel.

Sebenar nya hazel merasa sangat canggung karena hanya berdua saja bersama dokter dafa di dalam ruangan itu.

Dia tidak tahu harus mengatakan apa karena dokter dafa selalu memasang wajah datarnya. hazel tidak dapat menebak isi kepala pria itu, entah senang atau tidak akan keberadaan hazel yang selalu berkeliaran disekitar nya.

Bukan kemauan hazel tapi keadaan terus membuat mereka bertemu setiap hari nya. Selain karena urusan pekerjaan devi yang selalu menarik nya untuk menemui dokter dafa.

Dan hazel tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu.

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya dokter dafa yang membuat hazel mengerutkan kening nya bingung.

"Maksudku apa yang akan kamu lakukan jika benar saat ini kamu tengah hamil" ulang dokter dafa memperjelas pertanyaan nya.

"Ya tentu saja saya akan merawat nya dengan baik, dok. Memang nya apa lagi?" jawab hazel polos. Wanita itu tidak mengerti arah pembicaraan dokter dafa.

Terlihat dokter dafa menghela napas karena hazel tidak memahami maksud ucapan nya. Salah nya juga yang bicara terlalu ambigu.

"Apa kamu akan rujuk dengan mantan suami mu?" tanya dokter dafa blak-blakan.

Pernyataan itu kontan membuat hazel terdiam untuk beberapa saat. Dia bahkan tidak memikirkan tentang hal itu.

Kehamilan yang masih dugaan ini membuat hazel sibuk dengan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Jujur saat berpikir bahwa diri nya sedang hamil hazel teringat pada David. Namun tidak lebih hanya karena dia merasa bahagia bisa hamil anak dari David, pria yang hingga saat ini namanya masih begitu istimewa di hati hazel Tapi pikiran untuk rujuk tak pernah terlintas bahkan sedikitpun.

Hazel sama sekali tidak pernah berpikir akan kembali lagi dengan David dan mengulangi hal yang sama. Kisah mereka telah usai sejak pengadilan mengetuk palu menyatakan jika mereka resmi bercerai.

"Tidak dok, saya akan merawat nya sendiri" jawab hazel yakin.

"Saya tidak akan kembali pada mas David hanya karena saat ini saya tengah mengandung anak nya. Saya dan dia sudah hidup di jalan masing-masing" lanjutnya tanpa ada keraguan.

Hazel tidak akan mengulangi kembali kisah nya selama 4 tahun ini belakangan ini. Dia memutuskan lari dari orang-orang yang tidak menyadari keberadaan nya, menjauh dari orang-orang yang bahkan tidak melihat eksistensinya.

Hazel ingin mencari kebahagiaan yang benar-benar bahagia. Ya, dia memutuskan memulai hidup baru seperti khalisa.

Setidaknya hazel bisa benar-benar tersenyum seperti saat dia melihat senyuman khalisa yang tergambar seperti telah terbebas dari rasa sakit hati yang menjerat nya.

Hazel tidak akan berusaha keras lagi yang jelas-jelas berpotensi hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Mulai sekarang hazel harus mencintai dirinya melebihi apapun.

Dia tidak akan mengharap kebahagiaan semu itu lagi. 4 tahun waktu yang sangat cukup untuk dirinya berjuang.

"Kamu yakin? Hidup sebagai orang tua tunggal sangat tidak mudah. Dan kamu juga pasti akan membutuhkan sosok suami yang selalu siap siaga menemani kamu dalam kehamilan ini."

"Jangan membuat keputusan dengan terburu-buru, aku akan memberitahu David tentang kehamilan mu dan kalian bisa mendiskusikan nya bersama. Lagipula bagaimana pun hubungan kalian sekarang, dia berhak tahu tentang kehamilanmu"

"Jangan dok" tanpa sadar hazel meninggikan suaranya saat menyampaikan kata larangan itu.

Hazel tidak ingin David tahu atau lebih tepatnya dia tidak siap dengan reaksi yang akan ditunjukkan oleh David. hazel takut hatinya kembali patah. Situasinya cukup rumit dan hazel tidak tahu bagaimana cara menjelaskan nya pada dokter dafa.

Bagaimana bisa hazel tiba-tiba memberi kabar bahwa dirinya sedang hamil pada mantan suaminya sedang David sendiri tidak sadar telah menyentuhnya. Alih-alih percaya David dan keluarganya justru akan berpikir itu adalah trik licik hazel agar tidak jadi bercerai.

Hazel hanya ingin menjaga hatinya dari segala caci maki mertua serta adik iparnya. Dan hazel juga tidak siap mendengar David meragukan bayi dalam kandungannya.

Hazel tidak ingin merasa kecewa meski keraguan David terdengar sangat logis.

Selain alasan itu hazel takut mantan suaminya dan juga keluarganya akan menuntut hak asuh anaknya. Jika mereka melakukan hal itu hazel yakin suaranya tidak akan menang di pengadilan meski ada aturan bahwa anak-anak di bawah umur dua belas tahun hak asuhnya akan jatuh pada ibunya.

"Saya tidak bisa menjelaskan situasinya, tapi jika benar saat ini saya sedang hamil saya benar-benar tidak ingin mereka mengetahuinya."

"Saya tidak ingin mereka menganggap kehamilan ini adalah cara licik saya untuk tetap bersama mas David."

"Dan selain itu saya juga takut mereka akan mengambil hak asuh anak saya. Saat ini hanya bayi ini yang saya miliki dok, dia yang benar-benar akan selalu ada untuk saya dalam keadaan apa pun."

"Jadi saya mohon, jangan beritahu pada mas David ataupun pada keluarganya tentang kehamilan ini. Saya benar-benar meminta pengertian dokter" mohon hazel.

Dokter dafa tampak berpikir untuk sesaat. Jika mengikuti logikanya tentu cara yang hazel gunakan sangat salah.

David adalah ayah dari janin yang bersemayam di rahim hazel jadi jelas pria itu berhak tahu. Tapi bagaimanapun dokter dafa harus sadar posisinya. Dia tentu tidak berhak ikut campur terlalu jauh.

"Baiklah jika itu keputusan kamu. Aku harap kamu sudah benar-benar memikirkannya" balas dokter dafa

Hazel menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih dok"

"Jaga kesehatan, apalagi jika benar kalau saat ini kamu sedang hamil. mommy dan daddy pasti akan sangat khawatir bila terjadi sesuatu padamu, apalagi Devi"

"Ah ya satu lagi, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk memakan bekal yang disiapkan oleh mommy. Apa ada makanan yang kamu inginkan?, aku akan meminta orangku untuk membelinya agar siang ini perutmu tidak benar-benar kosong"

"Saya belum terlalu lapar dok. Nanti biar saya saja yang membelinya sendiri"

"Baiklah kalau begitu" balas dokter dafa tak memaksa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...happy Reading😍...