NovelToon NovelToon
TERIKAT DENGAN PAMAN SAHABATKU

TERIKAT DENGAN PAMAN SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Dark Romance
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Velira terjebak dalam pelukan Cyrill Corval pria dingin, berkuasa, sekaligus paman sahabatnya. Antara hasrat, rahasia, dan bahaya, mampukah ia melawan jeratan cinta terlarang itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 14

Pertemuannya dengan Cyrill adalah sebuah kebetulan yang tak pernah terlupakan.

Kali terakhir sekaligus pertama kalinya ia mengunjungi kediaman keluarga Corval di Vienna, Amara sedang tidak enak badan dan memintanya naik sendiri ke kamar.

Kediaman Corval sangat megah, beberapa kali lebih luas dari rumah keluarga Drazel. Meski para pelayan sudah memberikan petunjuk, Velira yang memang tidak pandai mengingat arah tetap saja salah kamar.

Tanpa sadar, ia memasuki kamar Cyrill.

Begitu melangkah masuk, Velira disambut oleh ruangan yang sederhana namun elegan, sama sekali bukan gaya Amara yang penuh warna. Suara gemericik air terdengar dari kamar mandi, dan ia menunggu dengan sabar.

Siapa sangka, bukan Amara yang keluar dari kamar mandi, melainkan Cyrill. Pria itu baru saja selesai mandi, tubuh bagian atasnya tidak berbusana. Tidak siap dengan pemandangan itu, Velira hampir pingsan, berteriak kecil dan bergegas keluar. Sampai sekarang ia masih ingat jelas sosok Cyrill saat itu, otot-otot yang terbentuk sempurna, tetesan air yang mengalir di sepanjang tubuh atletisnya ketika pria itu bergegas meraih handuk mandi. Kenangan itu masih membuatnya merona setiap kali teringat.

Amara tidak menyadari ketertarikan Velira pada pamannya yang tumbuh seiring waktu. Gadis itu hanya senang sahabatnya mau datang ke pesta ulang tahunnya. Layaknya anak kecil, Amara dengan antusias membuka hadiah-hadiah ulang tahunnya satu per satu.

Velira melihat deretan hadiah mewah dan tangannya mengepal tanpa sadar. Dengan kondisi keuangan yang terbatas, hadiah darinya tergolong sederhana sebuah gantungan kunci lucu.

Amara membuka bungkusan hadiah dari Cyrill sambil mengerucutkan bibir. "Paman pelit! Kotaknya kecil sekali."

"Buka saja dulu," Cyrill menjawab santai.

Ketika Amara membukanya, matanya berbinar melihat jam tangan berlian Patek Philippe yang berkilau. "Terima kasih semuanya!" serunya sambil membungkuk ke seluruh hadirin. "Tahun depan semoga kalian lebih royal lagi ya!"

"Dasar gadis kecil!" Adric memarahi cucunya dengan gemas, membuat semua orang tertawa.

Setelah acara pemotongan kue, keluarga Corval berkumpul sambil berbincang hangat. Tiba-tiba ponsel di saku Velira berdering. Melihat nama Camilla di layar, ia tersenyum meminta maaf dan berjalan keluar sebentar.

Di dalam ruangan, Amara berkata pada kakeknya dengan mata berbinar, "Kakek, bagaimana menurutmu Velira? Dia hebat kan seperti yang selalu kuceritakan?"

Bahkan sebelum Velira masuk tadi, Amara sudah memuji sahabatnya habis-habisan.

Gadis itu memang berkesan sopan dan pendiam. Berbeda dengan remaja masa kini yang suka ramai dan berlebihan, Velira terlihat kalem dan terpelajar.

"Gadis yang baik," puji Adric yang jarang sekali memuji orang.

Amara mengedipkan mata nakal. "Tentu saja! Kan dia sahabatku!"

Ibu Amara, Lyana, menambahkan, "Anak itu memang baik sekali. Kalau saja dulu tidak terjadi kecelakaan itu, mungkin dia benar-benar sudah jadi adik Amara."

Oktavia menjadi penasaran. "Maksudnya bagaimana?"

Lyaba tersenyum sambil bercerita, "Dulu anak itu tinggal di panti asuhan. Entah kenapa Amara sangat menyukainya dan memaksaku mengadopsinya. Tapi suatu hari anak itu pergi entah ke mana dan pulang dalam kondisi sakit parah. Kami sudah bersiap mengadopsinya, tapi ayah kandungnya datang dan membawanya pulang."

"Itu ayah yang jahat seperti yang sering diceritakan Amara?" tanya Oktavia.

"Ya, benar."

***

Camila tahu bahwa Velira akan pergi ke pesta ulang tahun Amara hari ini, dan ia menduga Amara pasti akan mengadakannya di kediaman keluarga Corval.

Artinya Velira pasti akan bertemu Cyrill.

"Kalau kamu bertemu Cyrill, jangan lupa sampaikan salamku ya?" nada bicara Camilla sangat arogan. Bahkan saat meminta tolong, caranya terdengar seperti sedang memerintah.

Velira mengerutkan kening, tidak suka dengan sikap kakak tirinya. "Baiklah. Kalau tidak ada yang lain, Amara masih menungguku untuk acara pemotongan kue."

Ia sedikit berbohong karena tidak ingin memperpanjang percakapan dengan Camilla.

Camilla bergumam sebentar lalu menutup telepon.

Ketika Velira kembali, ia mendengar mereka sedang membicarakan dirinya, tentang mengapa ia tidak ikut saat itu. Jika saja ia ikut, sekarang ia sudah menjadi bagian dari keluarga Corval.

Velira merasa malu. Kenangan masa lalu sudah ia kubur dalam-dalam dan tidak ingin membahasnya lagi.

Namun Cyrill yang biasanya pendiam tampak tertarik dan bertanya, "Sakit parah? Kasihan sekali."

Tidak ada yang menyangka Cyrill akan angkat bicara, dan semua mata tertuju pada Velira.

Mata jernih Velira dipenuhi keterkejutan. "Aku kehujanan waktu itu, jadi sakit."

"Kenapa bisa kehujanan?" tanyanya lagi, iris mata gelapnya menatap tajam.

Bagi yang lain, pertanyaan Cyrill mungkin hanya basa-basi biasa, tapi bagi Velira itu terasa seperti serangan langsung ke jantung.

Wajahnya memucat. "Aku cuma tidak sengaja kehujanan saja," jawabnya dengan suara gemetar. Mata besarnya yang jernih menatap Cyrill dengan pandangan memohon.

Cyrill memasukkan satu tangan ke saku celana dan, sesuai keinginan Velira, tidak melanjutkan pertanyaan.

Semua anggota keluarga Corval memiliki kesan baik tentang Velira, terutama Adric yang merasa gadis ini tidak sombong dan berlagak seperti remaja lainnya.

Kalau saja dulu putra mereka benar-benar mengadopsinya, pasti akan jadi hal yang baik.

Sayang sekali.

Malam semakin larut, keluarga Corval dengan hangat mengundangnya menginap.

Velira dengan tegas menolak.

Saat itu, Cyrill yang mengenakan pakaian kasual yang segar turun dari lantai atas. "Aku yang antar dia pulang."

Oktavia menatapnya heran. "Mau ke mana kamu malam-malam begini, bukannya di rumah?"

Bibir Cyrill sedikit terangkat. "Nicolas dan yang lain mengajak main, sekalian aku antar dia pulang."

"Nicolas lagi! Awas kamu ketularan kebiasaan buruk mereka!" Oktavia agak kesal.

"Tenang, aku tetap anak baik-baik kok!"

Velira menatap Cyrill dengan takjub. Cyrill yang bersikap manja pada ibunya benar-benar berbeda dari sosok pria dingin yang terkenal di luar sana.

Ternyata, pria ini cukup tampan saat tersenyum.

Cyrill memang sedang mau keluar, jadi wajar saja ia menawarkan diri mengantar Velira pulang.

Velira tidak bisa menolak. Pilihannya hanya dua, ikut dengan Cyrill atau tetap tinggal di sini.

Lagipula, semakin banyak waktu yang bisa dihabiskannya bersama Cyrill, semakin baik. Siapa tahu pria itu akan berubah pikiran dan mulai memperhatikannya.

Di bawah tatapan semua orang, Velira tidak berani menatap Cyrill langsung. Ia dengan sopan berterima kasih, "Terima kasih, Paman Cyrill."

Paman lagi. Apa gadis ini ketagihan memanggilnya paman?

Kemudian, ia mengganti sepatu dan mengikuti langkah pria itu.

1
Asyatun 1
lanjut
Oma Gavin
valerie hidupmu sudah ada digenggaman cyrill percuma kabor yg ada makin bikin cyrill cemburu dan maras apalagi 2x lihat kamu dicium ryder makin menampar harga diri nya
Zainuri Zaira
valeria bodoh..kok aq kesal yh bca ceritax
Zainuri Zaira
ciril pnegecut
Zainuri Zaira
ah dasar laki2 buaya 2 beradik pun di umbat
Asyatun 1
lanjut
Oma Gavin
wah dpt jackpot cyrill awas nanti valerie marah tau nya kamu yg menjebak tapi emang iya sich nabok nyilih tangan 🤣🤣😂
Dinda
lanjut
Dinda
good
Lira
bgu
Qisya
aguss
Nara
lanjut
Nara
bagus
Anonymous
lanjut
Anonymous
unik
Anonymous
lanjut
Asyatun 1
lanjut lanjut
Asyatun 1
lanjut
Anjani
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!