Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 14.
"Ra, kamu sudah tidur?" tanya Bastian.
"Belum mas..ada apa?" jawab Ara.
Bastian mendekat dan perlahan menggenggam tangan Ara dan dikecupnya..
Cup..
Ara kaget dan segera melepaskan genggaman suaminya itu.
"Aku ingin kita selalu bersama Ra, aku tahu pernikahan ini bukan karena kita saling cinta tapi karena tanggung jawabku, entah mulai kapan aku mulai menyukaimu Ra" kata Bastian lirih.
"Bisakah kamu selalu di sisiku Ra?" sembari menatap istrinya itu.
Mendengar curahan hati sang suami, membuat hati Ara menghangat.
"Tapi aku tak bisa mas, ada janji seseorang yang harus aku tepati" batinnya sambil menatap sendu sang suami.
"Ra..kenapa diam aja, hmmm?".
"Aa..aku" kata Ara gugup.
Bastian mendekat lalu diciumnya bibir sang istri,********** sedikit agar bibir Ara terbuka, keduanya terpejam menikmati rasa yang tak bisa digambarkan kata kata.
"Boleh kah aku berharap mas, tapi rasanya ini tidak mungkin" batin Ara.
Suasana dikamar itu pun terasa panas hanya terdengar deru nafas memburu, Bastian menurunkan ci***annya ke leher sang istri.
"Ahhhh" desah Ara.
Bastian mendengar istrinya mendesah, semakin kalang kabut, dirinya sudah dikuasai oleh Na*su bi*ahi, tangannya pun tak tinggal diam dan mulai melepas kancing piyama Ara perlahan.
Ara yang tersadar itu pun langsung menepuk nepuk dada Bastian.
"Stop stop stopppp!" teriak Ara.
"Hiks hiks hiks" tangis Ara.
Mendengar Ara yang menangis, Bastian pun mundur perlahan
"Arrrrrghhhh...maafkan aku Ara"
"Ara, maafkan aku, maafkan aku" seraya mendekat ke arah ke istrinya itu.
Dipeluknya sang istri "maafkan aku tidak akan memaksamu, aku khilaf, aku tahu kamu belum siap" kata Bastian.
"Hiks hiks, aku takut mas, aku takut" isak tangis Ara.
"Iyaaa aku janji tak lagi lagi" kata Bastian.
Mereka pun berpelukan saling menenangkan dan tak lamapun Ara tertidur disusul Bastian.
Pagi menjelang.
Rasa kikuk pun menghinggapi Ara dan Bastian, mereka mencoba untuk melupakan kejadian semalam.
"Ra, kamu mandi duluan sudah jam setengah 7 nanti aku antar kamu ke tempat kursus".
"I..iya mas " kata Ara kikuk..
Dan acara bebersih pun mereka sudahi.
"Ayo ku antar, nanti kamu pulang jam berapa?"
"Gak usah mas, aku berangkat sendiri saja nanti bareng sama Nadia pulang juga sama Nadia".
"Naik apa ?" tanya sang suami.
"Naik motor mas" seraya membenahi jaketnya.
"Panas Ra, kalo gak mau aku antar minta pak Jamal anter dan jemput sekalian bareng sama temenmu itu".
"Gak papa ko mas, aku sudah terbiasa naik motor".
"Sudah diantar pak Jamal saja" perintah Bastian.
"Iya iya mas, nanti berangkat diantar pak Jamal" pasrah Ara.
"Ya sudah aku berangkat ke kantor dulu".
Cup Bastian mencium kening Ara
"hati hati mas" pesan Ara pada suaminya itu.
"Iya" jawab Bastian.
Dan Bastian pun meluncur ke perusahaannya.
"Nad, kamu gak usah jemput nanti aku yang jemput kamu, oke " suara Ara ditelepon.
"Oke Ra, aku siap siap dulu ya".
"Oke nad".
Dan mereka pun berangkat bersama ke tempat kursus. Disana mereka pun mulai berkonsentrasi mendengarkan instruktur kuliner.
Diperusahaan.
"Halo Soraya, kamu bisa ke kantor inget pakai pakaian yang sopan" kata Bastian di telepon.
"Oke bas terimakasih tapi tunggu dulu aku jadi bekerja dibagian apa ?" tanya Soraya.
"Nanti aku jelasin dikantor yang penting kamu kesini dulu" imbuh Bastian.
"Oh oke trimakasih ya bas".
"sama sama".
"Yeeeeeeeesss, paman bibi, aku diterima diperusahaan Bastian" sorak Soraya kegirangan.
"Perlahan lahan aku akan menjadikan Bastian milikku" kata Soraya dalam hati.