Wu Lan Cho, adalah sebuah Negeri yang sangat penuh dengan misteri, pertumpahan darah, perebutan kekuasaan. salah satu kekaisaran yang bernama Negeri Naga yang di pimpin oleh seorang Kaisar yang sangat kejam dan bengis, yang ingin menguasai Negeri tersebut.
Pada saat ini dia sedang mencari penerusnya untuk melanjutkan tekadnya, dia pun menikahi 6 wanita berbeda dari klan yang mendukung kekaisarannya. dan menikahi satu wanita yang dia selamatkan pada saat perang di suatu wilayah, dan memiliki masing-masing satu anak dari setiap istrinya.
Cerita ini akan berfokus kepada anak ketujuh, yang mereka sebut anak dengan darah kotor, karena ibunya yang bukan seorang bangsawan. Namanya Wēi Qiao, seorang putri dengan darah gabungan yang akan menaklukan seluruh negeri dengan kekuatannya dan menjadi seorang Empress yang Hebat dan tidak ada tandingannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hazelnutz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bergabungnya Sekutu Kuat
Xiao Yin menarik kembali tinjunya setelah ditangkis dengan mudah oleh Wēi Qiao. Tubuhnya melenting ke belakang, mendarat ringan di atas tanah berpasir, dan ia langsung memasang kuda-kuda dengan senyuman lebar di wajahnya. Namun senyuman itu bukan tanda meremehkan, melainkan tanda bahwa ia menemukan lawan yang tidak biasa.
Di sisi lain, Wēi Qiao berdiri di depan para pengikutnya, tubuhnya tegak seperti perisai, matanya dingin menatap Xiao Yin. Rambutnya yang berkibar diterpa angin, ditambah aura yang masih tersisa dari Aliran Pedang Penghancur, membuat sosoknya bagaikan tembok yang tak tergoyahkan.
Huang Jianwu yang tadi hampir terkena serangan, menatap Wēi Qiao dengan rasa syukur yang dalam.
Huang Jianwu: "Putri… terima kasih sudah melindungi aku."
Namun, Wēi Qiao tidak menoleh, tidak mengangguk. Ia tetap fokus menatap lawannya, hanya sebuah kalimat dingin yang keluar dari bibirnya.
Wēi Qiao: "Shen Jianguo, apakah dia kuat?"
Shen Jianguo yang masih terbelalak, tubuhnya sedikit bergetar karena melihat sosok itu, menjawab dengan suara berat.
Shen Jianguo: "Iya, Putri… dia kuat. Menurut rumor, Xiao Yin adalah iblis muda yang tak tertandingi. Katanya, dia bisa bergerak secepat petir, dan satu pukulannya bisa merobohkan rumah batu."
Belum sempat mereka mencerna kalimat itu, tiba-tiba udara bergetar. Craaaaakkkk!! Sebuah kilatan kuning berbentuk naga melesat dari tubuh Xiao Yin, kecepatan gerakannya seakan menembus ruang dan waktu. Angin tajam menampar wajah semua orang, membuat debu dan ranting beterbangan ke udara.
Micro Bots (peringatan):
"Bahaya tingkat tinggi! Serangan berkecepatan ekstrem terdeteksi! Bertahan dengan setengah tenaga dalam! Fokuskan pada titik depan sebelah kanan, target: Han Yoran!"
Mata Wēi Qiao langsung menyipit, bola matanya bergerak mengikuti jalur petir itu.
Wēi Qiao (dalam hati): "Cepat sekali… dia mengincar Han Yoran!"
Dan benar, tubuh Xiao Yin sudah tiba di hadapan Han Yoran dengan tinju yang melesat bagai tombak halilintar.
DUUUMMMMM!!!
Benturan keras meledak, tubuh Han Yoran hampir tersambar, namun Wēi Qiao sudah lebih dulu maju, menahan tinju itu dengan lengan kirinya. Gelombang kejut menebar ke segala arah, menumbangkan beberapa pohon kecil di sekitar.
Wēi Qiao mendorong balik tinju itu, membuat Xiao Yin terpaksa melompat mundur sejauh tiga tombak, namun tetap mendarat dengan senyuman menantang.
Xiao Yin: "Menarik… Kau bisa membaca pergerakanku?"
Wēi Qiao: "Dan aku bisa lebih dari itu."
Wēi Qiao kemudian menghela napas dalam, lalu menurunkan kuda-kudanya. Perlahan, tangannya membentuk pola, tubuhnya merendah. Aliran Pedang Penghancur mulai menyala kembali di sekujur tubuhnya. Aura merah kehitaman bercampur dengan kilatan cahaya perak, membuat tanah di sekitarnya bergetar.
Micro Bots (dingin dan tegas):
"Aktifkan mode pergerakan analisis penuh. Sinkronisasi gerakan tubuh dengan 12 bentuk aliran. Fokus pada pola serangan, eliminasi kecepatan lawan dengan kecepatan yang lebih tinggi."
Tiba-tiba — Wuuussshhhh!!
Tubuh Wēi Qiao lenyap dari pandangan. Bahkan mata tajam Xiao Yin tak mampu menangkap kemana dia bergerak.
Dan sebelum siapapun sempat bereaksi — BANG!! Wēi Qiao sudah muncul tepat di hadapan Wēi Hanfeng.
Wēi Qiao (dingin): "Kakak… kau sudah terlalu berlebihan."
Tatapan Wēi Hanfeng tetaplah dingin, meski ada sedikit keterkejutan di matanya melihat kecepatan adiknya. Namun, Xiao Yin yang merasa dipermalukan langsung melesat maju. Tinju kilatnya menghantam ke arah wajah Wēi Qiao dengan kekuatan penuh.
Micro Bots:
"Serangan frontal kiri-atas! Hindari dengan geser setengah langkah ke kanan! Balas dengan telapak tangan pada titik dada tengah!"
Setttt! Wēi Qiao menghilang lagi dari jalur tinju itu, hanya menyisakan bayangan samar. Dalam sekejap, telapak tangannya menghantam tepat di tengah dada Xiao Yin.
BUUUMMMMMM!!!
Ledakan suara yang memekakkan telinga menggetarkan tanah. Tubuh Xiao Yin terpental jauh ke udara, terhempas keras ke arah sebuah batu besar di sisi sungai. CRAAAASSSHHHHH!! Batu itu langsung retak, hancur berkeping-keping saat tubuh Xiao Yin menabraknya. Debu dan serpihan beterbangan memenuhi udara.
Semua orang terdiam, terbelalak melihat pemandangan itu.
Wēi Qiao berdiri dengan tubuh tegak, tatapannya dingin bagaikan bilah pedang. Dengan suara rendah namun penuh wibawa, ia berkata:
Wēi Qiao: "Kau berurusan dengan orang yang salah."
Suara riuh langsung pecah dari para pengikut Wēi Qiao.
Sorakan, decak kagum, dan teriakan kaget bercampur jadi satu.
Namun di sisi lain, wajah Wēi Hanfeng berubah muram. Rahangnya mengeras, sorot matanya dingin menusuk, tapi tubuhnya tetap tegak tenang, seakan tak terpengaruh.
Dari reruntuhan batu yang hancur, Xiao Yin bangkit perlahan. Tubuhnya bergetar, darah segar menetes dari sudut bibirnya. Meski begitu, senyuman liar tetap menghiasi wajahnya, seakan rasa sakit hanyalah pemantik amarahnya. Ia meludahkan darah ke tanah, lalu mengangkat kepalanya menatap lurus ke arah Wēi Qiao.
Xiao Yin: "Hei, Putri Wēi Qiao… bagaimana kalau kita buat taruhan?
Kalau aku menang… kau harus tunduk kepadaku.
Tapi kalau kau menang… aku akan menjadi bawahanmu."
Suasana langsung hening. Para pengikut saling berbisik panik, sementara Han Yoran menatap penuh khawatir.
Namun Wēi Qiao tidak menjawab satu kata pun.
Hanya tatapan dingin yang ia lontarkan, tatapan bagaikan es yang menusuk tulang.
Senyum liar Xiao Yin semakin melebar, matanya berkilat seperti predator yang melihat mangsa.
Xiao Yin (mengaum): "TEKNIK RAHASIA — NAGA PETIR!!"
ZWOOOSHHHHH!!!
Tubuhnya diselimuti petir kuning pekat, membentuk naga raksasa yang menderu ganas. Lalu dalam sekejap, tubuhnya menghilang, menyambar maju bagaikan kilatan petir.
DUUUUMMMMMM!!!
Benturan keras terjadi. Tangan Xiao Yin yang dilapisi petir ditahan telak oleh lengan Wēi Qiao. Dari titik kontak itu, percikan listrik menyambar liar, membakar tanah hingga meledak berkeping-keping.
Mereka pun langsung terlibat duel jarak dekat.
Tinju, siku, lutut, tendangan — semua dilancarkan secepat kilat.
Benturan keras terdengar berulang-ulang:
BAMM! BAMM! BANG! DUMM! TRASSSHHH!
Udara di sekitar mereka bergetar, tanah berderak, pepohonan berayun, bahkan udara panas terbentuk dari gesekan tenaga dalam mereka.
Micro Bots (tenang, cepat, presisi):
"Tuan, celah terdeteksi! Serangan lutut kanan lawan terlalu terbuka! Hindari ke belakang setengah langkah, balas dengan serangan siku ke arah iga!"
Wēi Qiao mengikuti insting dan arahan itu.
SETTT! Ia mundur sedikit, lutut Xiao Yin meleset, lalu BUAKKK! siku Wēi Qiao menghantam keras ke rusuk Xiao Yin, membuat napasnya sesak.
Namun Xiao Yin membalas cepat, berputar dengan tendangan mendatar.
Micro Bots:
"Tuan! Rotasi kiri! Balas dengan sapuan telapak ke arah leher!"
WUUUSSSHHH! Tubuh Wēi Qiao merunduk, tangannya menyapu ke atas, hampir menghantam leher Xiao Yin. Tapi Xiao Yin sempat menahan dengan lengannya, percikan petir kembali meledak.
Pertarungan berlanjut makin cepat.
Mereka bertukar pukulan dalam jarak amat dekat, hampir tanpa jeda.
Tinju kanan Wēi Qiao melesat — DUMMMM! menghantam pipi Xiao Yin, membuat kepala lawannya terhempas ke samping.
Namun secepat itu juga, tinju kiri Xiao Yin berusaha membalas.
Micro Bots:
"Tuan, tahan tangan kirinya sekarang! Jika tidak, bahaya kritis ke bagian rahang!"
Wēi Qiao menahan pukulan itu dengan telapak tangan kanannya.
Sementara dengan dingin, ia menyeringai tipis dan berkata:
Wēi Qiao: "Kau lemah begini… dan masih berani menyuruhku tunduk? TIDAK AKAN."
BRAKKKK!!!
Wēi Qiao mengangkat kakinya, lalu melancarkan tendangan Bicycle Kick yang indah dan mematikan. Tendangan beruntun itu mendarat sempurna di dada Xiao Yin.
DUARRRRR!!!
Tubuh Xiao Yin terlempar jauh, melayang seperti boneka terpukul, menghantam deretan pepohonan di belakangnya.
CRAAASSSHHHHHHH!!!
Lima pohon raksasa langsung tumbang berderak keras, tanah bergetar, daun-daun berjatuhan seperti hujan badai.
Debu tebal mengepul, menutupi pandangan semua orang.
Di tengah keributan itu, Wēi Qiao berdiri tegak, matanya tetap dingin. Tatapannya bagaikan pisau yang siap menebas siapapun yang mencoba mendekat.
Debu tebal perlahan mengendap.
Tubuh Xiao Yin terlihat berdiri di antara reruntuhan pepohonan yang roboh. Darah mengalir dari sudut bibirnya, rambutnya berantakan, pakaian robek di beberapa bagian.
Namun kali ini, tidak ada senyuman liar yang mengumbar kesombongan.
Yang ada hanyalah tatapan tajam penuh amarah.
Xiao Yin (serius, suaranya berat):
"Putri… kau benar-benar membuatku tak punya pilihan.
Baiklah, aku akan berhenti bermain-main."
Tangannya perlahan terangkat.
Petir kuning meledak dari seluruh tubuhnya, semakin lama semakin pekat hingga membentuk sosok naga petir raksasa yang melingkari tubuhnya.
Udara bergetar, tanah terbelah, rambut para pengikut berdiri karena muatan listrik yang terlalu kuat.
Wuuuuuusssshhhh!!!
Aura itu menekan semua orang. Bahkan Huang Jianwu dan Han Yoran merasakan sesak di dada, sulit bernapas.
Shen Jianguo (serius, berbisik):
"Putri… kali ini dia benar-benar serius."
Namun Wēi Qiao tidak gentar.
Tatapannya tetap dingin. Ia menggeser kakinya perlahan, lalu memasang kuda-kuda khas Aliran Pedang Penghancur.
DUUMMM!
Saat kuda-kuda itu terbentuk, aura mengerikan langsung muncul dari tubuhnya.
Bumi berderak, udara bergetar, dan seakan-akan ada pedang tak kasat mata yang terhunus di sekelilingnya, siap menebas apapun yang mendekat.
Micro Bots (suaranya tajam di dalam kepala Wēi Qiao):
"Tuan, mode pertempuran lawan meningkat 230%. Analisis: tingkat bahaya ekstrem.
Rekomendasi: gunakan pola gerakan Aliran Pedang Penghancur. Prioritas: menebas titik vital naga petir yang menyelimuti tubuhnya."
Wēi Qiao menutup matanya sebentar, lalu menarik napas panjang.
Saat ia membukanya kembali — sorot matanya tajam seperti pedang.
Wēi Qiao (datar, dingin):
"Kau ingin aku tunduk? Kau salah pilih musuh."
BOOOMMMMMM!!!
Xiao Yin menerjang, tubuhnya menyatu dengan naga petir. Kecepatannya meningkat gila-gilaan, setiap langkahnya meninggalkan bekas terbakar di tanah.
Namun tepat sebelum tinjunya sampai, tubuh Wēi Qiao melesat.
Gerakannya berubah — tak lagi sekadar bela diri biasa, melainkan teknik khas Aliran Pedang Penghancur.
Tangannya menebas ke depan dengan pola telapak yang kaku namun mematikan, seolah ia menggenggam pedang tak terlihat.
ZWWAAASSSHHHH!!!
Udara di depannya terbelah!
Serangan naga petir milik Xiao Yin terpotong jadi dua, menyebar liar ke langit, meledak di udara dengan kilatan mengerikan.
Xiao Yin (terkejut, berteriak):
"Apa—?! Kau bisa membelah nagaku?!"
Wēi Qiao (dingin, tanpa emosi):
"Itu baru permulaan."
Ia melangkah maju, setiap gerakannya sederhana, tapi aura “menghancurkan” yang terpancar dari tiap ayunan telapak dan kaki membuat Xiao Yin terdesak.
DUARRR!
Telapak kiri Wēi Qiao menebas ke bawah — tanah retak.
DUMMMM!
Sikutnya menghantam samping — petir yang menyelimuti Xiao Yin pecah berkeping-keping.
Micro Bots:
"Tuan, lawan kehilangan stabilitas! Saat ini celah terbuka di sisi kanan dada! Eksekusi gerakan ke-7: Tebasan Pedang Tanpa Bentuk!"
Wēi Qiao berputar.
Kaki kirinya menjejak keras, tubuhnya melesat, lalu SWOOOSHHH! — telapak tangannya meluncur dari samping seperti tebasan pedang.
BRAKKKKK!!!
Serangan itu menghantam tepat di dada kanan Xiao Yin.
Petir di tubuhnya bergetar liar, naga petirnya menjerit keras sebelum pecah menjadi cahaya yang menyebar.
Tubuh Xiao Yin terpental lagi, kali ini menghantam batu besar di belakang.
Batu itu tak hanya retak — meledak hancur berkeping-keping.
Debu mengepul.
Wēi Qiao berdiri dengan kuda-kuda Pedang Penghancur, aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya bagaikan eksekutor yang baru saja menjatuhkan hukuman.
Debu pertarungan masih turun pelan.
Di tengah lapangan yang porak-poranda, Wēi Qiao berdiri tegak, wajahnya dingin tapi senyum tipis menghiasi bibirnya. Tubuhnya sama sekali tak goyah, seolah pertarungan tadi hanyalah angin sepoi bagi dirinya.
Wēi Hanfeng yang sedari tadi hanya terdiam, menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras, matanya menyala penuh amarah, namun ia tak mengucapkan satu kata pun. Dengan jubahnya berkibar, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan tempat itu dengan aura yang berat.
Begitu Hanfeng pergi, suasana langsung pecah.
Para pengikut Wēi Qiao berhamburan maju, sorak sorai menggema seperti guntur yang membelah langit.
Huang Jianwu, Chen Haoran, Han Yoran, Shen Jianguo, Wuan Ce, dan Liang Riu mengelilingi Wēi Qiao, tatapan mereka penuh kagum tak terhingga.
Chen Haoran (matanya berkaca-kaca, berlari mendekat):
"Putri!! Aku kira kau akan… kau akan terluka parah! Jangan lakukan itu lagi, aku hampir jantungan!!"
Han Yoran (air mata jatuh, memeluk lengan Wēi Qiao):
"Aku juga… aku takut sekali… saat Xiao Yin berubah, aku pikir kau… kau tidak akan kembali dengan selamat…!"
Wēi Qiao (tersenyum lembut, menepuk bahu keduanya):
"Kalian terlalu meremehkanku. Aku takkan tumbang semudah itu."
Shen Jianguo (tiba-tiba ikut nyeletuk dengan wajah sok serius):
"Ya, ya, luar biasa sekali! Tapi Putri, jujur saja… aku ini lebih takut bukan karena Xiao Yin berubah jadi naga petir, tapi karena aku tadi hampir kencing di celana! Hahaha!"
Suasana hening sejenak… lalu semua orang meledak tertawa. Bahkan Chen Haoran dan Han Yoran yang masih menangis pun ikut terisak bercampur tawa, melampiaskan ketegangan yang tadi menjerat dada mereka.
Sementara itu, Xiao Yin berusaha bangkit dengan tubuh penuh luka. Darah membasahi pakaiannya, tapi matanya tetap menatap lurus penuh tekad. Ia kemudian berlutut dengan satu lutut di tanah, tangannya mengepal di depan dada, kepalanya menunduk hormat.
Xiao Yin (suara parau, namun lantang):
"Aku, Xiao Yin dari Klan Naga Petir… bersumpah akan setia kepada Putri Wēi Qiao sampai akhir hayatku! Darah dan jiwaku, mulai saat ini, hanyalah milikmu!"
Sorak sorai semakin menggema, mengguncang udara.
Huang Jianwu menepuk dadanya keras, Liang Riu bahkan berteriak kegirangan, sementara Wuan Ce hanya tersenyum tipis dengan tatapan puas.
Wēi Qiao (tersenyum lembut, menatap Xiao Yin, lalu mengangguk):
"Bangkitlah, Xiao Yin. Aku terima sumpahmu."
Langit sore dipenuhi cahaya merah keemasan.
Wēi Qiao berdiri di tengah mereka semua, diiringi sorakan, tawa, dan air mata.
Gambaran seorang pemimpin sejati mulai lahir di mata semua orang.
Hari itu tercatat dalam ingatan mereka—
Hari dimana Putri Wēi Qiao menundukkan Naga Petir dan mulai menapaki jalannya sebagai sosok yang akan mengguncang dunia.
Lanjuuuuutttt