NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternistakan

Istri Yang Ternistakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Penyesalan Suami
Popularitas:791
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

Menjadi istri tapi sama sekali tak di anggap? Bahkan dijual untuk mempermudah karir suaminya? Awalnya Aiza berusaha patuh, namun ketidakadilan yang ia dapatkan dari suaminya—Bachtiar membuat Aiza memutuskan kabur dari pernikahannya. Tapi sepertinya hal itu tidak mudah, Bachtiar tak semudah itu melepaskannya. Bachtiar seperti sosok yang berbeda. Perawakan lembut, santun, manis, serta penuh kasih sayang yang dulu terpancar dari wajahnya, mendadak berubah penuh kebencian. Aiza tak mengerti, namun yang pasti sikap Bachtiar membuat Aiza menyerah.

Akankah Aiza bisa lepas dari pernikahannya. Atau malah sebaliknya? Ada rahasia apa sebenarnya sehingga membuat sikap Bachtiar mendadak berubah? Penasaran? Yuk ikuti kisah selengkapnya hanya di NovelToon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter -14

Aiza mematung. Tubuhnya gemetar saat mendengar suara Bachtiar. Gumaman, serta desauan suaminya yang terdengar jelas seolah menggambarkan sesuatu yang ‘nikmat’ sedang terjadi di dalam sana.

Aiza mengumpulkan seluruh keberaniannya, lalu menekan gagang pintu kamar. Ketika pintu terbuka, seketika itu pula Aiza melihat betapa Bachtiar sangat b3rnafsu dalam memasuki wanita yang ada dihadapannya.

“Bang Bachtiar!!” teriak Aiza. Maniknya menyalak, tubuhnya bergetar hebat, melangkah menghampiri Bachtiar yang tampak terkejut dengan kedatangannya.

Meski belum tuntas. Bachtiar kemudian menyudahi permainannya dengan mencabut miliknya. Kemudian beralih menghampiri Aiza yang kini sedang menghampirinya.

“Gimana, udah selesai?” Alih-alih menyesali perbuatannya. Bachtiar malah melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat kening Aiza semakin mengerut dalam. Pria itu tersenyum. “Sepertinya kau berhasil. Tidak salah aku memilihmu untuk melayani mereka. Kau memang bisa diandalkan, Aiza,” ucapnya menyimpulkan sembari memperhatikan penampilan Aiza yang kembali dengan penampilan begitu bersinar dan elegan.

Aiza terperangah. Ucapan Bachtiar membuat tubuhnya semakin bergetar hebat. ‘A- apa itu maksudnya jika tadi malam, ia sengaja meninggalkanku?’ batinnya.

Akan tetapi, belum lagi ia bisa mencerna habis maksud dari perkataan suaminya. Bachtiar malah kembali melontarkan sesuatu yang membuat Aiza semakin merasa tidak berharga. “Karena kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik, sekarang keluarlah, karena aku juga ingin menyelesaikan pekerjaanku dengannya,” ucap Bachtiar sembari berpaling ke arah Fanya yang menjadi partner ranjangnya.

Hal tersebut membuat Aiza murka. Bagaimana tidak, selain terang-terangan mengatakan jika tadi malam Bachtiar telah menjualnya. Sekarang Bachtiar pun secara terang-terangan menunjukkan perselingkuhannya dihadapan Aiza dengan seorang wanita yang sepertinya Aiza kenal?

Bukankah itu wanita bernama Fanya yang kemarin di kelab?

“Tega kamu, Bang!” Aiza meradang. Suaranya bergetar karena emosi yang tak terkontrol. Perbuatan Bachtiar sungguh di luar batas. Membuat Aiza merasa seperti sedang dihadapkan pada sebuah badai yang tak berujung.

Bachtiar tak hanya menodai pernikahan mereka, tapi juga cinta tulus Aiza—membuat hati wanita muda itu hancur sehancur-hancurnya, seperti kaca yang pecah menjadi ribuan keping yang tajam, kemudian menusuk ke dalam setiap inci tubuh Aiza.

“Kamu menikahiku… tapi kamu malah dengan tega menjualku!” Tangis Aiza akhirnya pecah, air matanya mengalir deras seperti hujan di tengah badai.

Aiza merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk, yang tak ada jalan keluar, seperti labirin gelap dan menakutkan. Ia sama sekali tak menyangka, jika sang suami yang ia cintai dengan ketulusan akan menjadi sumber penderitaannya.

“Wanita rendahan sepertimu memang pantas mendapatkan semua ini, Aiza,” ucap Bachtiar, suaranya terdengar dingin dan tajam, menusuk ke dalam hati Aiza.

“Jangan mimpi mau naik kelas dengan statusmu itu. Kau itu hanya seorang gadis kampung, rendahan, yang tidak berharga… dan satu-satunya keahlian yang kau punya hanyalah naik ke atas ranjang.” cebik lelaki itu dengan suara yang tenang.

Dari ujung kaki hingga kepala, penampilan Aiza begitu drastis berubah. Dari yang semula memakai gaun terbuka, kini dibalut dengan dress mahal elegan, yang menjadi simbol kemewahan. Seolah menunjukkan, jika tadi malam Aiza sudah berhasil ‘menjamu’ calon rekan bisnis Bachtiar. Jadi tidak salah bukan, jika barusan Bachtiar berujar demikian?

Aiza terdiam. Ucapan Bachtiar sungguh melukai perasaaannya. Sempat terpekur beberapa saat mendengar kalimat suaminya yang menyakitkan, sorot mata Aiza kini tampak membara karena emosi yang semakin meluap.

Sepasang tungkai Aiza lantas bergerak perlahan, mendekat pada Bachtiar dengan langkah yang pasti dan menantang, seperti ada kekuatan tak terlihat yang mendorongnya maju dengan penuh amarah dan kebencian.

Wanita muda itu kemudian berhenti tepat dihadapan Bachtiar yang masih belum mengenakan apapun, memandang kedua manik mata suaminya dalam-dalam dengan tatapan yang menusuk serta penuh kebencian.

Dan,-

Plaaaakkk!!

Suara tamparan terdengar keras memenuhi ruangan, seperti ledakan yang memecah kesunyian, menghancurkan semua yang ada di sekitarnya dengan sangat brutal.

Fanya menutup mulut dengan kedua tangan. Ekspresi wajahnya terlihat sangat terkejut juga takut, sementara Bachtiar wajahnya miring ke samping karena tamparan Aiza yang keras, meninggalkan jejak merah di pipinya.

Aiza membeku, seakan waktu berhenti, ketika ia menyadari perbuatannya yang tak terkendali. Semua itu di luar kendali Aiza. Ia kehilangan kontrol atas dirinya karena ucapan serta perbuatan Bachtiar yang begitu menyakiti dirinya.

Sementara Bachtiar yang terbakar amarah karena tamparan keras Aiza, menatap Aiza dengan tatapan menyala. Kemudian…

Plaaakkk!!!

Bachtiar membalas tamparan Aiza dengan kekuatan tiga kali lipat dari yang ia terima—membuat Aiza terpukul mundur, lantas tersungkur ke lantai.

Tak hanya sampai di sana, Bachtiar kemudian menendang lutut Aiza dengan keras, membuat wanita muda itu semakin berteriak kesakitan. Bachtiar juga menginjak-injak kedua punggung tangan Aiza yang tertumpu di lantai dengan tekanan kuat juga menyakitkan.

“Akkhh… sakit, Bang, ampun!” Aiza mengaduh. Suaranya tercekah karena kesakitan. Ia menangis, berderai air mata sambil mencoba melindungi diri dari serangan suaminya.

Dan lagi, tak hanya hatinya yang terluka, tapi juga fisiknya. Membuat Aiza merasa tak berdaya, terjebak dalam situasi yang sama sekali tak pernah ia impikan.

Tangisan Aiza akhirnya pecah, ia berusaha memohon belas kasih pada Bachtiar dengan suara terputus-putus, berharap ada sedikit kasih sayang yang tersisa di hati suaminya. Akan tetapi, apakah Bachtiar mendengarkan permohonannya?

Tidak sama sekali. Jangankan menghentikan kekejamannya, melihat wajah Aiza saja pria itu tak sudi. Malah, dengan kebencian membara Bachtiar terus meludahi tubuh Aiza, dengan telapak kaki yang terus menghempas kuat di atas tubuh Aiza. Seolah-olah ingin menghancurkan setiap inci dari tubuh Aiza sampai tak bersisa.

“Ini akibatnya karena kau sudah berani menamparku!” teriak Bachtiar. Suaranya terdengar begitu keras dan tak berbelas kasih, membuat Fanya yang ada di sana dan melihat kemurkaan Bachtiar, bergidik ngeri.

Ini kali pertama Fanya melihat kemurkaan Bachtiar, dan itu benar-benar mengerikan.

Tidak ingin Aiza celaka. Fanya bergerak cepat dari posisinya, menarik serta selimut bersamanya, merengkuh lipatan lengan Bachtiar, berusaha menghentikan perbuatan tak manusiawi yang sedang dilakukan pria itu pada istrinya.

“Hentikan, Bachtiar! Cukup! Dia bisa mati di sini jika kau tidak segera menghentikan perbuatanmu kejam mu ini!” jerit Fanya dengan suara panik. Mendesak Bachtiar untuk segera menyudahi kekejamannya terhadap Aiza.

Melihat kondisi Aiza yang terluka parah, nurani Fanya bergejolak. Ia tak bisa tinggal diam, harus segera bertindak menghentikan kekejaman Bachtiar yang menurutnya sudah sangat keterlaluan.

“Apa yang kau lakukan, Fanya!” geram Bachtiar dengan sorot mata nyalang. Suaranya terdengar keras dan mengancam. “Perbuatanmu ini bisa saja membuatku khilaf, dengan balik melampiaskan amarahku padamu karena perbuatannya!” cebiknya kemudian.

Apa yang sudah dilakukan Fanya membuat Bachtiar tidak senang. Hampir saja melayangkan pukulannya terhadap Fanya, karena dinilai sudah ikut campur dengan urusannya. “Barusan kau lihat sendiri ‘kan, betapa beraninya wanita kampung ini menamparku?!” dengkus Bachtiar, terdengar seperti memaki, penuh amarah.

“Dia berani menamparku, aku tidak terima! Biar aku habisi saja ia sekalian agar aku merasa puas!” Pernyataan Bachtiar membuat Aiza terpekur di tempatnya.

‘Apa salahku? Kenapa Bang Bachtiar  bisa sebenci ini padaku? Kesalahan apa yang sudah aku lakukan, sampai ia setega ini padaku?’

Ditengah kesakitannya, wanita muda itu masih memikirkan apa salahnya? Sungguh naif, padahal jika memang ia benar-benar melakukan kesalahan, bukankah semua itu bisa dibicarakan?

Dengan tubuh yang terluka serta mengalirkan cairan kental bewarna merah, Aiza mencoba mendekati Bachtiar. Lalu, dengan suara lemah berkata, “M- maafkan aku, Bang… aku salah… aku—”

“TALAK TIGA! Aku ceraikan kau detik ini juga dan segera angkat kaki dari rumahku!” ucap Bachtiar berapi-api.

Tertegun. Ucapan talak Bachtiar membuat Aiza tak lagi bisa berkata-kata. Ia seperti terdorong keras ke dalam jurang yang begitu gelap. Kemudian Bachtiar kembali menendang perutnya—membuat Aiza tersungkur, sekaligus tersadar jika dirinya sama sekali tak berharga di mata Bachtiar?

“Aku ulangi sekali lagi. Aku, menalak tiga kau Aiza Natsuka, dengan Fanya sebagai saksi. Mulai detik ini juga, silakan tinggalkan tempat ini, karena aku sudah tidak sudi lagi melihatmu!” desis Bachtiar tanpa menoleh ke arah Aiza.

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!