" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Selamat datang kembali
" Kenapa harus diminta bukankah itu hak ku sebagai suami sah " ucap Vincent yang duduk berhadapan tiba-tiba memegang lengan Aqila dengan kedua tangannya.
" Ehhhh, kita nikah kontrak ya " tegas Aqila takut-takut melihat gelagat Vincent apalagi tatapan matanya benar-benar menembus hati Aqila.
" Tapi aku tetap suami sah mu Girls" pernyataan Vincent semakin mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak 2 cm .
" Hwaaa, Om jangan gini aku takut " rengek Aqila karena saking dekat wajah mereka sampai Aqila bisa merasakan hembusan nafas Vincent.
" Ommmm, jangan " ketakutan Aqila meremas baju dipinggang Vincent.
Aqila memejamkan matanya dengan perasaan deg-degan rasanya ingin lari tapi sekujur tubuhnya sudah lemas duluan berada begitu dekat dengan Vincent, seolah pesona pria matang itu menghentikan respon otak nya .
Beberapa menit berlalu Aqila membuka matanya dan melihat wajah Vincent menahan tawa .
" Whaaaa, nggak mau temenan sama Om lagi , dasar jahat " Aqila langsung berlari dan meloncat keatas ranjang menarik selimut .
" Girls, kamu benar-benar lucu " tawa Vincent menatap Aqila yang sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut .
...........
2 bulan kemudian.
" Misiku telah selesai , selamat berkibar kembali Vincent Destroyer" senyum kecut Vincent yang duduk diruang kerja itu dengan senyum lebarnya.
Drettt
Drettt
" Boss semua sudah siap " ucap seorang ajudan Vincent menjawab telpon nya .
" Baiklah aku akan segera datang " ucap Vincent langsung keluar dari ruangan nya dan masuk ke mobil yang sudah disiapkan bodyguard nya .
Begitu sampai Vincent memasuki restoran bintang lima diikuti 6 bodyguard nya dengan langkah tegap dan Aura kuat yang menarik perhatian orang-orang disekitar nya .
" Om Vincent" Aqila yang duduk dimeja pojok langsung bersembunyi kebawah meja begitu Vincent dan bodyguard lewat tidak jauh darinya.
" Hummm, kenapa sekarang bodyguard Om Vincent beda semua ya " batin Aqila kembali duduk setelah Vincent naik kelantai atas .
Selama ini Vincent selalu dikawal oleh bodyguard lama yang semuanya Aqila kenali tapi seminggu terakhir semuanya seperti berubah dari biasanya.
" Apa karena perusahaan semakin maju dan banyak cabang ya sehingga Daddy memberikan perlindungan ekstra untuk nya " kata Aqila yang memang tau kalau perusahaan keluarganya telah maju pesat setelah dipimpin Vincent.
...........
Malam harinya.
Aqila curi-curi pandang menatap Vincent yang duduk disofa tengah sibuk dengan laptop dipangkuan nya .
" Om " panggil Aqila ikut duduk disamping Vincent.
" Kenapa? kamu butuh sesuatu?" tanya Vincent tanpa mengalihkan tatapan nya dari laptop dengan tangan yang sibuk mengetik .
Aqila menatap Vincent dari jarak dekat dan perlahan sibuk dengan lamunan nya tanpa ingat lagi apa tujuan nya duduk menghampiri Vincent.
" Girls kamu mau coklat?" tawar Vincent pada Aqila yang duduk disampingnya.
" Mana?" tanya Aqila langsung konek mendengar coklat.
" Ada didalam tas laptop diatas meja kerja " ucap Vincent yang bergegas Aqila ambil kedalam ruang kerja lewat pintu penghubung kamar .
Aqila membuka bungkus coklat itu lalu memakannya dengan lahap dalam hitungan menit saja coklat nya sudah habis .
" Om kenapa beliin aku cuma satu sih " cemberut Aqila yang belum puas coklatnya selalu sudah habis .
Vincent memang sering membelikan Aqila coklat hanya saja selalu satu itupun yang kecil .
" Karena kalau beli selusin bakalan tetap habis kamu makan sampai sakit gigi " pernyataan Vincent yang tau Aqila suka coklat tapi tentu ada takaran yang bisa dia makan.
" Biarin aja yang penting puas " kata Aqila berjalan dengan ceria keluar kamar lalu masuk lagi membawa segelas minuman.
" Ini teh untuk menemani Om kerja , nggak boleh minum kopi udah malam " kata Aqila menaruhnya diatas meja .
" Terimakasih " ucap Vincent tersenyum pada Aqila yang sangat cantik dengan piyama pink nya .
" Iya, aku tidur dulu , good night Om " kata Aqila berlari dan naik keatas ranjang dan beberapa menit kemudian tertidur .
...........
Vincent meletakkan laptop diatas meja lalu duduk ditepi ranjang menatap Aqila yang sudah tidur dengan wajah damainya .
" Girls tidak lama lagi kontrak kita akan selesai tapi apakah kita juga akan usai begitu saja " batin Vincent mengelus kepala Aqila dan menarik selimut sampai ke bahu agar Aqila tidak kedinginan.
Mungkin tidak ada yang spesial tapi sejujurnya Vincent merasa nyaman hidup berdampingan dengan Aqila walaupun kadang juga menguras emosi nya .
Sudah 2 bulan lebih mereka hidup berdampingan walaupun tidak tidur bersama tapi tinggal sekamar dengan Aqila membuat pemandangan pertama dan terakhir yang Vincent liat setiap harinya adalah Aqila .
Muachh.
............
Siang harinya.
Aqila datang keperusahaan untuk mengantarkan berkas penting yang tertinggal oleh Vincent.
" Ramai sekali perusahaan siang ini " batin Aqila terus berjalan dilantai dasar melewati banyak orang yang menunduk hormat padanya .
" Aqila " panggil seseorang yang membuat Aqila berhenti berjalan menoleh ketika pria itu menghampiri nya .
" Tuan Smith " senyum lebar Aqila langsung membalas uluran tangan pria itu .
" Aku mencarimu sejak tadi " ucap nya tersenyum menatap Aqila dengan intens.
" Aku sudah tidak bekerja sekarang" ucap Aqila yang dulu memang banyak mengisi acara bersama Tuan Smith.
" Aku datang hanya untuk mengantar bekas penting yang tertinggal " ucap Aqila .
" Om " panggil Aqila ketika Vincent terlihat mencarinya.
" Ini berkasnya" kata Aqila dengan formal menyerahkan berkas itu pada Vincent.
" Terimakasih" ucap Vincent menerima tapi sudut matanya menatap Aqila dan pria itu bergantian.
" Aqila jika kamu ada waktu luang , kita jalan nanti malam " ajak Smith yang membuat Vincent yang masih berdiri diantara mereka batuk .
Vincent benar-benar tidak pergi dia berdiri membaca dokumen yang Aqila berikan dengan teliti .
" Aku butuh sedikit bantuan dan saran darimu untuk fashion show di Paris Minggu depan " sambung nya .
" Wahhh, tuan Smith apa brand fashion mu lolos seleksi untuk masuk keacara fashion show bertaraf internasional?" tanya Aqila dengan excited.
" Lolos , makanya aku sangat butuh saran darimu " kata pria itu yang membuat tatapan Vincent semakin datar saja .
" Kalau aku membantumu apa aku akan dapat satu baju ekslusif?" kata Aqila mengedipkan sebelah matanya dengan centil.
" Jangankan satu semua yang kamu mau akan aku berikan " kata Smith malah meladeni kecentilan Aqila .
Aqila langsung berhenti tertawa begitu menatap ekspresi wajah Vincent yang dingin tak tertolong , matanya memang fokus membaca berkas tapi aura wajahnya benar-benar membekukan situasi .
" Yasudah tuan Smith aku pulang dulu " kata Aqila yang semakin lama semakin tidak kuat melihat tatapan Vincent yang masih berdiri antar mereka.
" Nanti kabari ya , aku akan menelfon mu " ucap Smith pada Aqila yang sudah berlari pergi dengan buru-buru.
Setelah Aqila pergi Smith kaget ketika menatap pria disampingnya yang ekspresi nya sangat menyeramkan.
" Jika kau berani mengajak Aqila keluar aku patahkan lehermu "
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good