Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 ____ Perubahan Ibu Mertua 1
Hari sabtu ini adalah hari bersejarah. Bukan karena ulang tahun pernikahan siapa pun, bukan juga karena listrik tiba-tiba murah dan bansos cair. Tapi karena bu yuyun yang mempunyai kekuatan mengeluarkan suara 1000 megawatt mendadak menjadi diam, dari pagi sampai siang tidak ada ocehan khas dia yang keluar. Dia hanya benar benar diam seharian dan duduk termenung dengan pandangan kosong seperti hewan qurban yang sembunyi karena takut disembelih.
Hal itu menimbulkan tanya pada makhluk seisi rumah.
Renata yang biasanya suka sebal dengan ocehan mertuanya dan suka rese sampai mengerjai mertuanya sampai bingung dengan perubahan drastis sang mertua. Dia duduk di pojokan kursi dekat televisi sambil mengamati mertuanya yang sejak pagi hanya duduk di sofa yang usianya lebih tua dari dia. Terlihat tatapan sang mertua sangat tajam seperti pisau yang baru diasah, menembus pagar, menembus taman hingga menembus rumah tetangga sebelah.
" Bu, rena mau masak rendang pakai gas melon tadi rena liat di kulkas ada secuil daging sisa jatah idul adha 3 tahun lalu kata mas raga."Renata memancing. Biasanya bu yuyun akan ngamuk ngamuk karena prinsip hemat yang sebenarnya pelit hanya boleh menggunakan gas 3 kilo tidak boleh lewat dari 3 menit. Jadi jika mau memasak yang waktunya lama hanya boleh menggunakan tungku kayu api.
Tetapi lagi lagi bu yuyun hanya diam tidak menanggapi seolah dia tidak mendengar perkataan renata. Renata pun mencoba memancing hal yang lain.
" Bu... Rena bikin teh manis, mau nyicipin engga?" tawar renata lagi.
Biasanya bu yuyun akan langsung bertanya berapa takaran gulanya dan jika takarannya kelewatan satu biji saja dia akan langsung mengomel bahkan semut yang pernah masuk ke toples gula dan membawa beberapa butir gula tidak luput dari omelannya sampai harus berperang dengan bu yuyun karena sarangnya di ubek ubek untuk mendapatkan kembali gula yang dibawa semut.
Tetapi ternyata bu yuyun tetap diam. Hanya alis kiri yang sedikit bergerak, seperti sinyal kode morse, tapi gagal diterjemahkan.
Pak Roman yang lewat sambil memegang hp barunya berkata" bu, ini tadi aku habis scan barcode wifi tetangga lewat hp si adul anaknya aku barter hp nya dengan permen kaki hadiah sabun cuci piring sebulan lalu, jadi kalau ibu mau nonton drakor gak usah khawatir habis kuota sekarang bebas mau pakai kapanpun dan sudah ayah lem uang logam di belakang hp sebagai penguat sinyal. Ibu mau nonton gak? Umpung ayah belum buat konten."
Dan ternyata bu yuyun tetap tidak merespon bahkan melirik pun enggan.
Renata pun langsung panik.
"Yah! Ini Ibu bukan Ibu yang biasanya!" bisik renata ke pak roman. "Jangan-jangan ibu kerasukan! Atau... atau... ibu sedang menyusun sebuah rencana besar bagaimana gas yang berasal dari kentut bisa dijadikan bahan bakar pengganti alternatif untuk menggerakan mesin cuci sebagai pendukung motto hemat ibu.
Renata pun geleng geleng kepala membayangkan pemikiran absurdnya sendiri dan bagaimana repotnya seisi rumah jika setiap kentut harus dikeluarkan dalam trash bag dan jika bocor atau meledak, tidak bisa dia bayangkan akan mencemari lingkungan dalam rumah bahkan menimbulkan gangguan akut pernapasan.
Ayah Roman menggelengkan kepalanya sambil menggaruknya, “Nggak, biasanya kalo ibu diem gitu, pasti ada gosip besar yang lagi dia olah di otaknya”
" Ini ada apa kok pada bingung gitu?" tanya raga heran saat dia baru masuk kerumah setelah meeting zoom di bawah pohon durian.
" Ibu mas kayanya kerasukan dari tadi diam saja gak ada respon saat ditanya." kata renata menjelaskan.
" Hahahahha... Gak mungkin yank ibu kesurupan, yang ada hantunya takut sama ibu, karena nanti dijadikan pertunjukkan hantu joget dan harus beli karcis." kata raga sambil tertawa terbahak.
Tiba-tiba bu yuyun berdiri. Tegap seperti panglima perang dan tatapan tajam yang menunjukkan kobaran api.
Mereka pun kaget dan langsung terdiam sambil waspada kira kira apa yang akan dilakukan bu yuyun.
Dengan suara berat bu yuyun berkata.
“Tadi pagi bu iva nyapu halaman sambil senyum-senyum sendiri lalu......" jeda bu yuyun.
Semua hening dengan mulut terbuka dan menunggu kelanjutan kalimat bu yuyun.
" Lalu pak Arif suaminya keluar rumah pakai celana sisa sia kain jahitan dengan jahitan model celana jeans botol. Ini sangat aneh usia pak arif hampir sama dengan bapak tapi masih berpenampilan sok muda. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan." lanjut bu yuyun.
Renata melongo mendengar penjelasan mertuanya. " Jadi dari pagi ibu diam karena mikiran gaya berpakaian pak arif suaminya bu iva?"
Bu yuyun pun mendekati renata bak detektif profesional.
“Ini bukan sekadar perubahan gaya ren. Ini sinyal. Sinyal yang menangkap tentang sesuatu yang berbahaya atau tidak entah tentang CLBK atau mereka habis menang undian liburan, yang pasti ibu sebagai tetangga yang paling dekat harus memastikan duluan sebelum grup whatsapp heboh duluan.
Pak roman pun ikut menimpali, " atau jangan jangan kamar mandi mereka punya pemanas air baru! Makanya tagihan listrik mereka bulan kemarin naik." kata pa roman mengeluarkan analisisnya.
Bu yuyun mengangguk serius. " Betul dan jika mereka sudah pasang pemanas air, kenapa tidak cerita ke kita, apa mereka takut kita numpang di rumahnya. Ibu harus mulai investigasi. Tapi...diam adalah senjata awal kita agar mereka lengah sehingga kita bisa langsung menyerang mereka tanpa mereka memiliki persiapan.
Renata yang mendengar itu pun langsung tersadar dari kebingungannya dia pun tertawa sampai memukuli lengan raga sehingga raga menghindar dan renata jatuh dari kursi tempat dia duduk.
" Jadi dari tadi ibu diam bukan karena kerasukan atau marah atau sakit, tapi seperti kata ayah sedang mengintai gosip!" tanya renata.
Dengan wajah setenang air, bu yuyun hanya menjawab.
"Ingat ren, dalam dunia pergosipan yang pertama ngomong sering salah. Tapi yang pertama diam pasti akan menang karena sudah mengatur strategi."
Dan sejak saat itu, rena tahu jika ibu mertuanya berubah jadi pendiam itu artinya otaknya sedang berfikir tentang gosip baru.
Dan dengan semangat bu yuyun mengatur strategi awal yaitu penyamaran agar bisa masuk kerumah tetangga sebelah.