NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:597
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

Ana yang baru masuk ke tempat kerja baru, terpikat dengan Aris, pemuda yang tampan, baik, rajin bekerja dan sopan. Sempat pacaran selama setahun sebelum mereka menikah.
Di tahun kedua pernikahan mereka, karakter Aris berubah dan semakin lama semakin buruk dan jahat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Kisah tentang Rio

Ana sedikit mengerutkan bibirnya tanda ia sedang berpikir keras.

“Ehmmm gimana ya aku ngomongnya.”    

“Ayolah terbuka cerita sama aku,” rayu Dita. “Aku udah blak-blakan lho sama kamu. Biar kita bisa saling tukar pikiran gitu lho.”    

Ana menatap Dita.

Sekarang kah waktunya untuk jadi orang yang lebih terbuka?

Sekarang kah waktunya ia harus belajar bisa lebih membuka isi hatinya kepada orang lain?   

Terus menjalani hidup sebagai orang tertutup  dan sibuk melindungi diri agar jangan terluka mulai membosankan baginya. Terlalu cemas dan selalu waspada membuatnya jenuh.

Memang sejak kecil, ia melihat penderitaan ibunya karena ditinggalkan oleh suami, yang adalah ayah kandungnya.

Tapi terus memelihara kecemasan akan menghambat ia menikmati hidup dan masa mudanya.

Karena itu Ana memantapkan hatinya. Ia akan mulai terbuka, dimulai dari Dita. 

Itu karena Dita juga selalu terlihat terbuka dan tulus kepadanya.  

“Ehmm Dita,” kata Ana dengan pelan dan hati-hati. “Aku belum pernah cerita ini kepada siapa pun lho. Kamu yang pertama. Karena sebelum ini aku tak pernah mau membuka diriku yang sebenar-benarnya…. karena..ehmm..mungkin aku malu, takut dengan pendapat orang jika tahu…”    

Dita langsung bersikap serius menanggapi. “Ana merasa insecure??” 

Alis Dita terangkat, “Jangan terlalu kuatir Ana. Percayalah tiap orang itu punya sisi gelapnya masing-masing kok. Cuma mereka pandai memakai topeng di depan orang lain agar terlihat baik. Hanya sedikit orang berani memakai wajah aslinya yang sesuai dengan hati dan pikirannya.”   

Ana memantapkan hatinya. Ya, dia harus menjadi pribadi yang lebih terbuka.  Ia harus menikmati masa mudanya,  sebelum masa itu lewat. Ia harus melepaskan diri dari bayang-bayang ibunya.   

“Saat ini aku masih jomblo,” kata Ana dengan jujur. “Dan bahkan aku belum pernah pacaran sama sekali.”     

Ana melihat mata Dita membelalak lebar seakan tidak percaya.

Ana jadi tertawa kecil. “Beneran, aku tidak bohong. Aku belum pernah pacaran atau dekat dengan lelaki.”      

“Oke.” Dita menanggapi cerita pembuka Ana dengan hati-hati.      

“Itu semua karena ibuku. Papaku pergi meninggalkan ibuku dan menikah lagi. Kepahitan hidup ibuku lah yang membuatku dulu malas untuk berhubungan dengan lelaki.”     

“Jadi kamu memilih untuk tidak menikah?” tanya Dita mengambil kesimpulan.     

Ana sedikit terdiam sebelum melanjutkan lagi. Seperti sedang memikirkan kata-kata yang tepat berikutnya. 

“Dulu aku skeptis terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Karena kehidupan berumah tangga orang tuaku seperti neraka. Jadi aku berpikir, asal aku kerja, bisa menghidupi diriku sendiri, buat apa menikah dan punya anak. Tapi….” Ana terdiam lagi.     

“Tapi apa?” potong Dita tak sabar.  “Terus..kamu jatuh cinta kan.”    

Ana tertawa kecil melihat antusiasme Dita. “Dasar kalau soal skandal asmara pasti langsung heboh.”    

“Ah, udah, udah. Ayo lanjut…lanjut ceritanya.” Kedua tangan Dita bergerak-gerak tangan menunjukkan antusiasmenya.  

Ana tersenyum geli namun meneruskan. “Ada cowok yang aku suka. Dia FB supervisor di hotel XXX tempat aku kerja dulu. Saat aku udah mulai berharap dengan cowok ini, eh dia pindah kerja ke hotel AAA di Lagoi, Bintan ini.”     

Dita termenung seperti sedang berusaha mencerna cerita Dita yang agak absurd ini. “Ooo, jadi maksudnya…Ana suka sama dia dan ingin jadian sama dia, tapi dianya nolak dan pindah kerja ke Lagoi, gitu?”    

Ana tertawa terbahak-bahak. “Aku payah ya kalo cerita. Jadi bikin Dita mengambil kesimpulan gitu.”     

Dita hanya memandang Ana tanpa berkata apa-apa.   

“Gini lho ceritanya,” sambung Ana menjelaskan. “Cowok ini namanya Mario. Panggilannya Rio. Dia senior supervisor di hotel XXX. Dia sudah bekerja selama 5 tahun di situ. Aku kan baru 2,5 tahun kerja di hotel XXX.”    

Dita menunjukkan tampang yang semakin bingung. “Jadi udah kenal lama, tapi Ana ga berhasil berhasil juga bikin..Rio ini balik suka sama Ana, gitu?”     

Reaksi Dita kembali membuat Ana tertawa.    

“Sst! Jangan disela-sela!” Ana menaruh telunjuk kanannya di depan bibir. “Biarkan aku cerita sampai selesai. Baru bertanya.”    

“Oke. Oke. Sori, latah aku.”    

“Aku dan Rio ini memang udah kenal lama. Aku FB secretary, dia FB supervisor, baik orangnya. Wajahnya manis, supel, dan sangat helpful orangnya.”     

Mulut Dita yang sudah terbuka siap berkomentar cepat-cepat menutup rapat lagi, teringat peringatan Ana yang ingin didengar dulu ceritanya sampai tuntas.    

“Satu setengah tahun aku kenal dia….aku tak ada keinginan untuk menjalin hubungan serius juga. Sekedar bercanda, ngomong tentang apa aja, karena Rio ini sering mampir ke kantor dan ngobrol banyak denganku. Karena dia kan Banquet dan Room Service Supervisor, jadi tak perlu standby terus di satu outlet.   

Kami sering ngobrol di mejaku di sela-sela pekerjaan-ku sebagai sekretaris. Asyik orangnya, aku suka ngomong apa saja bersamanya. Cuma kami…tepatnya aku tak pernah berharap hubungan kami akan meningkat lebih dari sekedar teman atau rekan kerja.    

Aku baru mulai berharap lebih mengenai dia, ketika beberapa temanku mulai ada yang nanya…Pak Rio suka sama Ana ya. Ada beberapa yang menanyakan hal itu. Padahal aku sendiri sama sekali belum menyadari.    

Tapi karena beberapa celetukan, sedikit candaan dari teman-teman itulah yang membuat aku menjadi lebih peka. Aku mulai memakai perasaanku untuk menilai benar atau tidak celetukan-celetukan itu.     

Pada saat itulah perasaanku mulai tumbuh. Semakin hari aku merasa semakin senang dan nyaman jika dekat dan bercakap-cakap dengan dia. Kami mulai terbuka dan jujur menceritakan tentang keluarga kami masing-masing.”     

Ana berhenti sesaat untuk sekedar memperhatikan ekspresi wajah Dita. Sekarang Dita terlihat hanyut dengan kisahnya. Jadi benar menjadi pendengar yang manis.     

Ana melanjutkan, “Jadi walau tak ada kata, ayo kita berpacaran atau hal-hal begitu, hubungan kami jauh lebih dekat. Beberapa kali kami janjian untuk misa bareng di gereja pada hari Minggu kalau kebetulan jadwal dia bisa keluar dan waktuku beribadah cocok. Berkali-kali juga kami makan di luar berdua. Jalan-jalan antar aku ke bank dan cari buku sekali saja. Yah, begitulah.”     

Ana menatap Dita dengan serius. Ana berpikir sudah cukuplah penjelasannya tentang Rio. Ia ingin melanjutkan soal perkataan Dita tadi mengenai Aris.

“Udah kan ceritaku tentang Rio. Intinya ya kami belum jelas apa hubungan kami sampai saat tiba-tiba muncul berita kalau 2 minggu lagi Rio hengkang dari hotel XXX dan pindah ke hotel AAA Lagoi, bisa cepat cuma 2 minggu karena 2 tahun  jatah cutinya tak pernah diambil. Waktu terakhir kita ketemu sih, dia bilang dia yakin aku pasti akan tetap di Yogya, jadi saat dia kembali dan dia akan temui aku lagi. Itulah kata-kata terakhirnya di depan rumahku. Dua hari setelah itu ternyata ia sudah pergi ke Lagoi, Bintan.”    

Dita memajukan bibir bawahnya. “Hmmm, iya sih…belum bener-bener bisa dibilang kalian berdua pacaran, apalagi menuju komitmen hubungan yang serius. Tapi.., tadi Ana bilang menyukai si Rio ini kan? Apa selama jalan bareng tak pernah ada gitu bilang saling suka?”     

“Tak secara eksplisit diucapkan.” Ana menggeleng-gelengkan kepala. “Menurutku sih memang aku merasakan perhatian Rio ke aku lebih lebih lebih spesial sih dibanding ke orang lain. Beberapa temen kerjaku di sana kan juga sering kasih tahu, kalau Rio naksir aku. Tapi….,” jeda Ana beberapa detik.  “....mungkin juga karena akunya yang belum pernah pacaran. Terus terang aku patah hati, ketika Rio sudah pergi tanpa menjelaskan apa maksudnya sering jalan dan pergi bersamaku. Itulah juga kenapa aku secara impulsif mulai mencari pekerjaan sedekat mungkin dengan tempat kerja dia sekarang yang di Lagoi.”     

“Hotel AAA di Lagoi ya,” gumam Dina. Dahinya berkerut tanda ia sedang berpikir. “Resort bagus lho itu. Mau ke sana? Tapi aku ga bisa temenin kamu Ana. Bentar lagi aku ke Jerman temui my hubby.”    

Ana tergelak. “Iya..iya…ga pa pa kali. Itu juga keinginan impulsifku saat itu. Saat ini ya…mengalir aja. Apalagi…ehmm,.... ssttt, Dita jangan cerita ke siapa pun lho ya…..” Ana mengambil sikap serius dan sungguh-sungguh.    

Dita jadi terkesiap,”Eh..?! Ada apa?” 

Melihat tatapan Ana yang seperti mengharap agar Dita berjanji jangan bercerita ke siapa saja, maka Dita langsung mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan berkata, “Iya..iya…, aku janji gak akan cerita ke siapa pun.”

1
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak , bikin penasaran
strawberry 27
di tunggu keseruan selanjutnya author
strawberry 27
Klo Aris tidak ada niat buruk ke Ana, dan niat nya tulus nganterin Ana liat² Batam, tidur di rumah Hendra pasti mau, ini Aris sudah pertama ke Tanjung Pinang ,Ana yg bayar i , SPT nya gue tau niat busuk Aris apalagi KLO bukan pingin melancarkan aksi nya di hotel sama Ana
strawberry 27: salah paham sy dgn author nya, maksud sy bukan pertama x Aris ke Tanjung Pinang tapi ,dari awal yg Aris minta duit 200 ribu buat bayar PP itu lho hehehe,,,
total 2 replies
strawberry 27
Wah Aris ada mau nya sama Ana tu, sudah ke Tanjung Pinang minta di bayar i , e Hendra baik banget nawari bermalam di rumah nya di tolak, hati² Ana , si Aris ada niat busuk ke Ana, Aris pasti pingin nginep di hotel berdua an sama Ana, dah gitu x aja Ana yg di suruh bayari hotel bukan itu aja, Aris punya niat buruk ke Ana , Ana hati². sama Aris buaya darat
strawberry 27: iya bikin penasaran aja si Aris mau ngapain ke Ana 🤭🤭
total 3 replies
strawberry 27
waduh si Aris kok pelit ,nggak bayari Ana yg 200 ribu buat ke TP😠
strawberry 27: Aris ternyata cuma pingin menaklukkan Ana doank, habis itu ya sudah
total 4 replies
Frans Lizzie
Terima kasih buat dukungannya.😍😍
strawberry 27
lanjut kak,,,nunggu in nich
strawberry 27
wah ,,Tiur perlu bingit blajar basa Jawa thor biar makin seru KLO ngobrol bareng 😄
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak, seru nich. bikin penasaran
strawberry 27: sama² kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!