NovelToon NovelToon
WOTU

WOTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Kutukan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:410
Nilai: 5
Nama Author: GLADIOL MARIS

Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.

Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.

Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut

Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan

Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH REDFIELD

Rumah Ny.Redfield berada di ujung Eldridge, tepat sebelum jalan batu berakhir di tepi hutan. Bangunan kayu besar itu berdiri sendirian, terpisah dari rumah lain, seolah memang sengaja dijauhkan dari kehidupan kota. Cat birunya sudah memudar menjadi abu-abu pucat, mengelupas di banyak tempat, meninggalkan permukaan kayu yang berjamur.

Pagar besi yang mengelilinginya berkarat parah. Ketika Ethan mendorong gerbang, bunyinya berderit panjang, menusuk telinga.

Rumput liar menjulang setinggi lutut, menutup hampir separuh jalan setapak yang dulu mungkin rapi. Kini jalur itu hanya jalur samar yang dipaksa terbentuk oleh kaki yang pernah melintasinya bertahun-tahun lalu.

Udara di sekitar rumah lebih dingin dari jalan utama. Angin yang bertiup dari arah hutan membawa aroma lembap, bercampur bau tanah basah, kayu lapuk, dan sesuatu yang samar—seperti kertas tua yang terbakar.

Papan-papan di beranda rumah berderit setiap kali angin lewat, menciptakan bunyi berulang yang membuat Sara merinding.

“Kenapa aku merasa kita masuk ke rumah penyihir?” bisik Sara, nadanya separuh bercanda, separuh sungguh-sungguh.

Ethan melirik dan menimpali, "Kau pernah masuk kerumah penyihir sungguhan?".

"Aku akan masuk berita jika ia dan menderita diabetes seperti Hansel dan Gretel milik Grimm bersaudara", Sara memutar bola matanya sedikit kesal karena Ethan lah yang membuatnya membaca buku keluran 1812 itu. Buku berjamur lapuk namun membuatnya tenggelam dalam perjalanan yang tertulis disana.

Lisa menelan ludah. Matanya menatap ke arah pohon besar di samping halaman.

Bayangan pohon itu panjang, melengkung aneh di tanah karena tertimpa kabut. Saat angin bertiup, bayangan itu bergerak bukan hanya bergoyang—tapi seolah menunduk, menyambut mereka masuk.

Lisa memegang lengan Sara erat-erat, berusaha menahan rasa dingin yang menjalar dari simbol di tangannya. Ia bisa merasakan denyutnya makin kuat begitu mereka mendekati pintu.

Ethan berjalan paling depan. Ia menegakkan bahu, meskipun napasnya sedikit berat. Ia mengetuk pintu kayu yang catnya mengelupas. Tok, tok, tok. Bunyi ketukan itu terdengar nyaring, memantul ke seluruh halaman.

Tidak ada jawaban.

Ethan mengetuk lagi, kali ini lebih keras. TOK, TOK, TOK.

Hening.

Sara berbisik, “Mungkin dia sudah meninggal. Rumah ini… kelihatan kayak makam terbuka.”

Lisa baru akan menjawab ketika dari dalam terdengar suara pelan—langkah kaki. Pelan, menyeret, tapi pasti. Bunyi itu mendekat, setiap ketukan tumitnya membuat papan lantai di dalam rumah berderit.

Trio itu saling pandang. Sara menelan ludah keras-keras, Ethan mengepalkan buku catatannya, Lisa merasakan telapak tangannya terbakar semakin panas.

Suara kunci diputar. Logam tua bergesekan, lama, seperti enggan membuka rahasia di baliknya. Lalu pintu kayu itu berderit, terbuka perlahan.

Seorang wanita tua berdiri di ambang pintu. Tubuhnya bungkuk, bahunya kurus, rambut putihnya berantakan seperti benang wol yang lepas dari gulungan. Tapi matanya—mata biru pucat itu—berkilat tajam, jauh lebih hidup dan jernih daripada yang mereka ingat dari masa sekolah.

Ia menatap mereka satu per satu, pandangannya berhenti agak lama di tangan Lisa yang terbalut lengan jaket. Seulas senyum samar terbentuk di bibir keriputnya.

“Aku sudah menunggu kalian,” katanya dengan suara serak, tapi tenang.

Lisa merinding. Suaranya terasa seakan tidak hanya berasal dari wanita tua itu, tapi juga dari dalam rumah, bahkan dari kabut di belakang mereka.

“Menunggu?” Lisa bertanya, suaranya nyaris bergetar.

Ny.Redfield mengangguk pelan. “Kabut selalu berbisik lebih dulu.” Matanya menajam, menatap Lisa dalam-dalam. “Dan aku mendengar bisikan itu sejak semalam.”

Ethan menelan ludah, tapi sebelum ia sempat bicara, Ny.Redfield melangkah mundur, membuka pintu lebih lebar. Bau kayu lapuk dan debu tua keluar bersama angin dingin dari dalam rumah.

“Masuklah,” katanya. “Kita punya banyak yang harus dibicarakan.”

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
GLADIOL MARIS: Semoga betah nemenin Lisa di Wotu dalam perjalannya 🤗
total 2 replies
Không có tên
Kocak abis
GLADIOL MARIS: Waduh, susah nih bikin kakak takut pas baca kayaknya⚠️
total 1 replies
GLADIOL MARIS
Halo teman-teman yang sudah menyempatkan mampir. Aku harap WOTU bisa nemenin kalian nantinya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!