NovelToon NovelToon
Lihat Aku Seorang

Lihat Aku Seorang

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Romansa / Tamat
Popularitas:44.9M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

Termasuk dalam series Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM)

Sekretaris Han, bisakah dia jatuh cinta?

Kisah hidup Sekretaris Han, sekretaris pribadi Tuan Saga, sekaligus tangan kanan dan pengambil keputusan kedua di Antarna Group.

Dia meneruskan sumpah setia mengabdi pada Antarna Group, hidupnya hanyalah untuk melihat Tuan Saga bahagia. Bahkan saat Saga mengatakan dia bahagia bersama Daniah, laki-laki itu tidak bergeming, dia yang akan memastikan sendiri, kebahagiaan tuan yang ia layani.

Hubungannya dengan Arandita memasuki babak baru, setelah gadis itu dipecat dari pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Nona Daniah.

Bagaimana hubungan mereka akan terjalin, akankah usaha Aran mengejar dan meraih Sekretaris Han membuahkan hasil.

Simak kisahnya hanya di novel Lihat Aku Seorang (LAS) 💖💖

ig : @la_sheira

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Ruang Kerja Sekretaris Han

Terjadi sejarah baru hari ini dalam hidup seorang Sekretaris Han.

“Duduk di sana dan jangan menggangguku. Cukup bernafas dan jangan bicara apa pun.”

Aran hanya mengangguk-angguk sambil menganga melihat ruang kerja Han. Ruang kerja yang merangkap perpustakaan. Dia berdiri dengan bola mata berbinar-binar, tempat ini bahkan sebesar perpustakaan nasional. Deretan rak buku dengan pelindung kaca berderet rapi. Bahkan ada tangga kecil melingkar menuju sebuah lantai lain di dalam ruangan ini. Ada sebuah pintu di samping rak buku yang ada di lantai atas itu.

Luar biasa! tidak ini gila! Semua yang dia punya dalam ruangan ini adalah impian dalam hidupku. Gila!

Dalam pandangan Aran ruangan kerja ini berkelap-kelip memancarkan pijaran yang indah di matanya.

“Tuan.”

“Tutup mulutmu!”

Cih, terserahlah, ada banyak hal indah yang bisa kulihat di sini selain wajahmu.

Aran mulai berjalan mendekat ke arah rak  buku. Sementara Han menuju meja kerjanya. Menyalakan komputer yang ada di depannya.

Aran menyentuh lemari kaca yang menyimpan buku. Di wajahnya terlihat jelas dia ingin menyentuh buku-buku berharga itu. Diliriknya pemiliknya, sudah terlihat serius membaca kertas dan mencocokan dengan apa yang dia lihat di layar komputer.

Rahasia Antarna Group ada di sana. Tapi itu tidak jauh menarik bagi Aran ketimbang isi lemari kaca yang ada di depannya.

“Tuan.”

Han melihat Aran sambil berdecak. Gadis itu masih berdiri di rak buku yang tidak jauh dari mejanya.

“Hehe, sebentar saja. Apa saya boleh melihat buku-buku Anda.” Memohon, seperti bocah yang haus dan penasaran melihat mainan baru di  hadapannya.

“Bersihkan tanganmu dan pastikan kembalikan ke tempatnya.”

Aran lompat-lompat girang sambil mengusap-usap kedua tangan ke bajunya berulang kali. Lalu dia tunjukan ke wajah Han tapi tidak berani mendekat ke meja. Dia usap lagi. Dia tunjukan lagi. Han melengos tidak menjawab dianggap sebagai persetujuan.

Aran menyentuh rak buku dengan kaca sebagai pelindung benda berharga yang ada di dalamnya. Hanya perasaannya atau memang suhu ruangan ini diatur dengan sedemikian rupa untuk menjaga kondisi buku. Bahkan standar kualitas udara setara dengan perpustakaan negara. Dia tidak berhenti untuk berdecak kagum. Satu persatu Aran melihat, Tenggelam dalam dunia yang menakjubkan baginya. Dia mencintai buku sama halnya dengan kecintaannya menulis. Semua koleksi bukunya tersimpan rapi di lemari kamar di rumah orangtuanya. Sebuah lemari kaca pengobat lelah dari semua aktifitas pekerjaannya.

Aran sampai di sebuah lemari kaca. Dia sudah tidak melihat Sekretaris Han karena tertutup rak yang lainnya.

“Ya Tuhan, Tuan Anda sungguh luar biasa.” Masih menempelkan wajah di depan kaca. Buku yang ada di dalam lemari kaca adalah buku tentang sejarah penerbitan dan media yang ada di dunia. Di perpustakaan di stasiun TV tempatnya dulu bekerja saja tidak selengkap ini. Untuk membaca buku-buku langka perlu izin khusus dari atasannya. Aran menemukan hal yang membuat jiwanya seakan kembali hidup dan bergelora dengan semangat. Dia mengoceh lagi dengan suara keras. Tentang nama-nama orang yang ia kagumi, tertera jelas di sampul depan.

“Tutup mulutmu atau aku akan mengusirmu.” Sebuah suara menghardik ocehannya.

“Maafkan saya Tuan, saya terlalu bersemangat. Silahkan lanjutkan pekerjaan Anda lagi. Saya akan diam.” Langsung menutup mulut rapat karena sepertinya mendengar Han sedang bicara dengan orang lain.

Benar saja. Seraut wajah yang tampak di layar sedang menunjukan reaksi penasaran sekaligus keterkejutannya.

“Siapa dia Han? Kau sedang di ruang kerjamu kan? Dinding membosankan yang selalu kulihat di belakangmu itu pasti ruang kerjamu kan?” Matanya nyala berapi-api penuh rasa ingin tahu.

Tidak ada satu pun perempuan yang pernah masuk ke dalam ruang kerja Sekretaris Han. Hanya pelayan laki-laki yang sudah berada di level tertentu yang bisa masuk ke sana. Dokumen berharga milik Antarna Group tersimpan dalam lemari khusus di ruangan itu.

“Tutup mulutmu!”

Dia hobi sekali menyuruh orang menutup mulut. Aran masih sempat-sempatnya mendengar. Tapi kemudian dunianya sudah teralihkan dengan buku yang dibacanya.

“Siapa dia Han!” Laki-laki di sebrang sana akhirnya merengek. “Kau belum menikah kan!” Protesnya seperti rengekan bocah lima tahun. ”Aku bahkaan tidak boleh pulang melihat tuan muda menikah, kau bahkan sudah menikah juga! Eh.” Dia terlihat berfikir sendiri saat ocehannya tidak ditanggapi. “Tapi Dokter Harun tidak mengatakan kau sudah menikah." Sumber gosip utama tidak mengatakan apa pun. " Siapa dia Han?”

“Setelah serah terima resmi dilakukan kembalilah. Tuan muda sudah mengizinkanmu kembali.”

“Hei tunggu, jawab pertanyaanku. Suara siapa gadis yang ada di ruang kerjanmu?”

Klik…. Sambungan terputus. Orang yang jauh ada di luar negri sana sedang mengumpat dan memaki.

Han melirik ke arah lemari-lemari kaca. Dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Suaranya pun sama sekali tidak terdengar.  Saat dia mau bangun, suara gadis itu terdengar memenuhi ruangan.

“Tuan, menurut Anda saya dan buku-buku ini jauh lebih berharga siapa?”

Kurang kerjaan, memang kau mau mendengar jawaban apa.

Han melanjutkan pekerjaannya.

“Tuan, kalau tidak mau menjawab berarti Tuan memilih saya yang lebih berharga ya?” Memancing lagi. Tapi umpan yang dilemparkan Aran sama sekali tidak ditangkap Han. Laki-laki itu masih fokus dengan pekerjaannya. “Hore, berarti saya jauh lebih berharga ya. Haha, terimakasih Tuan.”

Sedang mendelik karena benar-benar tidak mendapat reaksi apa pun, akhirnya dia meneruskan membaca. Seharusnya kau mengintip Aran, Han sedang tersenyum di balik layar komputernya mendengar ocehanmu.  Aran duduk sambil meluruskan kaki di lantai, bukannya membawa buku-buku ke sofa. Di atas kakinya tergeletak dua judul buku lagi.

“Tuan apa boleh saya membawa pulang buku-buku ini,  saya pinjam kok.”

Hening, seperti malam yang sunyi.

Huaaa, dasar, dia bahkan tidak menjawab sama sekali.

Kehabisan kata-kata membuatnya memilih fokus membaca buku di tangannya. Sambil berharap buku yang ada di kakinya bisa ia bawa pulang untuk dibaca di kamarnya. Hah!Tapi dia tidak berani berharap lebih.  Tidak ada suara sama sekali dari arah meja kerja Sekretaris Han.

Mereka berdua tenggelam dalam dunia mereka masing-masing. Sesekali Aran mengeja keras tanpa sadar. Namun, tetap tidak ada reaksi dari kubu sebelahnya.

Setelah separuh buku Aran merubah posisi. Masih menyandar di rak kaca. Membalik halaman bukunya.

“Tuan, saat menemani nona ke dokter saya bertemu Dokter Harun.” Mulai lagi memprovokasi istirahat dari membaca.

Masih hening.

Eh, kok lemari bukunya bergetar.

Aran menempelkan punggungnya lagi. Merasakan getaran kecil, tapi dia meneruskan membalik halaman buku sambil berfikir kata-kata apa yang ingin ia ucapkan. Sungguh dia sedang berusaha keras untuk mendapat perhatian Han.

“Tuan tahu tidak, hehe,  Dokter Harun menyatakan perasaannya pada saya lho.” Suaranya dia buat agar terdengar segirang mungkin.

Eh, kenapa lemari bukunya semakin bergetar. Ini tidak sedang gempa bumi kan. Huaaa, bukannya aku ada di lantai gedung tertinggi.

Bergerak bangun, menjatuhkan buku saat melihat seseorang sedang berdiri di dekat ujung rak buku. Dengan tangan menempel di bagian sisi lemari. Aran terduduk lagi.

Sejak kapan dia di sana! Tunggu apa dia sengaja menggoyang lemari. Bagaimana kalau lemarinya roboh Tuan!

Han Masih berdiri, dengan mimik wajah yang entah memikirkan apa.

“Kau suka?”

“Haha, apa?” Tangan Aran menahan getaran lemari buku. “Ah Dokter Harun yang menyatakan perasaannya.” Menutup wajah malu dengan buku lalu melirik wajah dingin yang sama sekali tidak bergeming itu.

Apa kau cemburu! Ia, bilang cemburu sekarang. Bilang kau cinta padaku. Ayo bilang.

“Tentu saja saya senang, dia bilang saya cantik dan membuat hatinya bergetar.” Meneruskan bicara karena tidak ada reaksi lanjutan.

Bohong! Itu bohong!

Tapi bodo amat pikir Aran, tujuannya memang memanas-manasi   hati sedingin air yang dibekukan dalam kulkas itu…

“Dokter Harun bahkan mengatakan rambut saya indah lho, dia juga menunggu jawaban saya. Bagaimana ini Tuan.” Melirik sedikit.

Tunggu, bagaimana kalau lemari   buku ini ambrukkk!!!

“Hebat sekali kau ya!” Suara Han dingin terdengar, bahkan bisa memecahkan bongkahan es. Membuat nyali Aran menciut. Ia mundur dua langkah. Menyesal dengan ucapannya, walaupun memprovokasi tapi sumpah, dia sudah menyaring kata-katanya tadi.

“Tuan tunggu!” Menjerit saat melihat Han mengambil langkah mendekatinya. Panik. Karena melihat aura kesal di sana. “Maaf, saya cuma bercanda Tuan.”

Habislah aku!

“Aku melebih-lebihkan, Dokter Harun memang menyatakan perasaannya tapi tidak pernah bilang saya cantik dan mempesona. Ampun!” Aran duduk meringkuk melindungi wajahnya. Eh.

“Hadiah untuk kerja kerasmu.” Kau sudah membuat hati Sekretaris Han bergetar Arandita.

Aran duduk ambruk bersandar ke lemari buku lagi. Baru saja ada bibir lembut menempel di keningnya. Beberapa detik sampai dia berhasil menguasai kesadarannya. Laki-laki yang sudah menciumnya berbalik, berjalan tanpa dosa meninggalkannya yang limbung sesaat.

Dia bilang apa tadi?

Masih menyentuh kening dengan wajah langsung merona.

...***...

Di balik pintu ruang kerjanya. Han menyandarkan kepala, bahkan membenturkannya dengan suara sedikit keras.

Aku pasti sudah gila, bagaimana bisa aku mencium keningnya. Bagaimana dia bisa mengemaskan begitu. Bagaimana aku bisa terprovokasi.

Tadi, Han berdiri cukup lama di samping rak buku.  Saat Aran mengoceh tentang isi buku yang dia baca. Tentang dia mempraktekan teori meliput berita. Baik ilmu dari buku yang ia baca atau yang ia dapat waktu kuliahnya dulu. Wajahnya berbinar. Cahaya di ruang kerja yang sudah di buat sempurna sebagai penerangan kalah dari pijaran kebahagiaan wajahnya saat itu. Terlihat sekali seseorang yang merindukan dunia yang ia cintai, yang saat ini hanya bisa ia lihat dari selembar kertas.

Aku bahkan melihat wajahnya bersinar. Tidak, aku melihat bunga di sekelilingnya. Gila!

Begitulah wanita, wahai Sekretaris Han. Dia akan terlihat cantik saat dia jatuh cinta. Dia juga akan mekar dan mempesona saat merasa dicintai. Jauh lebih berarti dari itu, wanita akan bersinar saat dia merasa bangga karena bisa melakukan apa yang disukai.

Apa dia merindukan pekerjaannya ya.

Bersambung

1
dwie 2025
Ya Allah ceritanya lucu bgt wkkk....wwkkkk....wwkkkkkk..... tuan Saga emg sllu bikin terpesona dg srmua tingkahny....😍😍😍 makasih thor sdh sllu menghiburku dg cerita keromantisan SagaNiah
dwie 2025
ak sdh baca pokoknya Saga Niah ga pernah terlewatkan....😍😍😍😍
dwie 2025
Saga sekali kali mengalah lah sama istri...kasian Niah sllu tertekan dan memgalah takut sama ancaman km Yang Mulia Raja...🤭
dwie 2025
Tuan Saga waktu menikah ga hafal nama calon istrinya segitu tidak pedulinya Tuan ini.....untung Niah kuat dan sabaarrrr...coba stlh surat perjanjian it dimusnahkan dan Niah meninggalkanmu apa yg terjadi..... penasaran 🤣🤣🤣
dwie 2025
author kira2 saga sama mouhan cakep mana ya???
klo Dr. Harun ak bayangin dia sbgai Ji Chang Wook...
dwie 2025
ribet amat Aran tinggal nikah ja.... dlu Niah jg nikah scra paksaan dn nurut ja kalian dg cinta malah riwehh sendiri...
dwie 2025
waduhhhhhhh Aran di sini seperti yg paling cantik sndiri buat rebutan para laki2.....
dwie 2025
hilihhh Han ngikutin gaya Tuan Saga
dwie 2025
baca episode ini ak jd sedih...inget Niah kaya ga begitu berarti ga punya keahlian khusus wajah juga pas pasan di episode ini cuma Tamara Inggrid dan yg utama Aran yg paling terlihat waoooowww pingin balik ke TMTM ja..
dwie 2025
Tuan Saga...,,😍
dwie 2025
Saga ak padamu .....love love love😍😍😍
dwie 2025
Knp tuan Saga lucu gemesin begini si tingkahnya...kan jd susah move on dgn SagaNiah....🤣🤣😍
dwie 2025
thor nyesek klo ingat pernikahan Daniah ...paling menyedihkan menyayat hati thor ....kasian Niah sprti wanita yg tdk berarti ....hbs novel ini mau balik baca TMTM lg .... rindu Daniah...
dwie 2025
Ya Allah pingin punya suami seperti tuan Saga mencintai secara ugal2an kaya tampan setia sesempurna it.... walaupun hrs dikurung di rumah gpp.... Alhamdulillah mengurangi dosa krn tdk ikut bergosip dg emak2🤣🤣🤣
Sosmed Derma
wuaaaa itu neo dan nea
dwie 2025
ak ngakak bacanyaa thor lucu bgt sering2 cerita lucu gini.... makasih author sdh bikin hari ku penuh halu karena cerita novelmu ...😍😍😍😍
dwie 2025
pingin tau cerita saga waktu pacaran sama helen cobalah thor flashback waktu saga sama helen dan niah sama pacarnya ...knp paling suka klo lihat saga cemburu....gemesh
dwie 2025
thor bantu ak agar bisa kerja ditempat tuan Saga...
Wulan Official
akhhhhhhhhhh, baper 😍😍😍
Munawaroh
han nakal jg ya 😄 entah udh brp x baca ini selalu kangen hanara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!