NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasien Kritis

Tidak membutuhkan waktu lama aku berhasil menyelesaikan operasi penyambungan telapak tangan. Walaupun aku sangat menyayangkan kondisi lingkungan saat ini yang sangat tidak pantas untuk melakukan operasi. Tapi mau bagaimana lagi, situasi di sini saat ini sedang sangat genting. Dan sangat berbeda dengan duniaku dulu.

"Sudah selesai aku mengoperasi tangan Paman. Tunggu sampai beberapa bulan lagi, nanti perlahan tangan Paman akan bisa digunakan untuk beraktivitas lagi." Ucapku sambil mengemas perlatan yang sudah digunakan.

"Mulai besok setiap harinya aku akan sering mengecek kondisi tangan Paman." Ucapku sambil tersenyum di balik cadar.

"Hiks-hiks... aku benar-benar sangat berterimakasih padamu nak, aku hanya orang miskin yang hidup sebatang kara. Aku tidak tau bagaimana harus membalas kebaikanmu nak." Ucap Paman Tora sambil menangis bahagia karena tangannya telah tersambung kembali.

"Tidak perlu Paman, karena jika sudah tiba waktunya pasti aku juga akan membutuhkan bantuan anda." Ucapku.

"Baiklah, jika kamu membutuhkanku katakan saja aku pasti akan langsung datang membantumu nak." Ucap Paman Tora.

"Kamu hebat sekali nak, belum pernah ada seorang pun yang bisa menyambung kembali pergelangan tangan yang putus seperti itu." Ucap Paman Guan takjub.

"Em.. tolong rahasiakan semua yang telah Paman lihat yah." Pintaku pada Paman Tora dan Paman Guan.

"Baik nak, aku juga tidak akan pernah membuat penyelamatku kesulitan." Ucap Paman Tora diikuti anggukan Paman Guan.

"Ah... sakit.. tolong aku." ¹

"Argh.. tanganku patah.. ah.." ²

"Bunuh saja aku, sakit sekali telorku hohoho.. hidupku yang indah bersama wanita di rumah bordil lenyap." ³

"Apa aku akan mati.. Huhuhu... aku tidak tega membiarkan istriku menjanda." ⁴

"Kakiku sakit sekali.. tolong aku." ⁵

Semua orang di tenda ini mengerang kesakitan, ada juga yang mengakui perbuatan bejatnya.

Banyak pasien yang membutuhkan penanganan cepat, namun karena situasinya berbahaya jadi tidak ada tabib yang berani mendekat ke area benteng.

Setelah mengobati Paman Tora, aku segera beralih ke pasien lain untuk segera mengecek kondisinya satu persatu.

"Tolong! huhu.. tanganku lepas! Di mana semua orang." Ucap lelaki paruh baya sambil uring-uringan yang berbaring tepat di sebelah tempat Paman Tora.

Aku menoleh ke arahnya untuk mengecek kondisinya.

"Lepas? bukankah tangannya masih utuh?" Ucapku bingung.

"Dasar bodoh, apa yang kamu tau. Tanganku sakit sekali, kata orang tadi tanganku putus." Ucapnya nyolot.

"Aduh.. sakit sekali tanganku ini, dasar tabib bodoh tidak berguna!" Omelnya lagi.

"Paman Guan, bisakah anda memeganginya agar dia tidak bergerak terus?"

"Serahkan padaku nak." Ucap Paman Guan.

'Duakh'

Saat aku akan memeriksa perban yang melilit di bagian kepalanya. Tiba-tiba kakinya menjejak pahaku. Untung saja tidak sampai membuatku jatuh terjengkang.

"Apa anda bisa diam dulu? jika tanganmu putus tidak mungkin kamu akan memiliki tenaga untuk sempat bergerak seperti orang gila." Ucapku kesal dengan suara agak keras.

Setelah mendengar ucapanku yang sedang marah, barulah lelaki paruh baya itu terdiam.

Aku pun segera membuka perban yang menutupi dahi dan matanya. Setelah perban dilepas ternyata hanya ada luka gores kecil di dahinya. Hal itu membuatku semakin kesal.

"Argh... orang bodoh macam mana yang memakaikan perban pada orang bodoh ini." Teriakku dalam hati.

Setelah aku periksa benar-benar hanya luka goresan kecil yang ada di bagian dahi dan tangan lelaki paruh baya ini.

Lalu apa gunanya memakai perban sampai menutupi mata dan untuk apa juga dia berteriak-teriak seperti orang mau mati saja. Sungguh ingin sekali rasanya aku bikin lumpuh sekalian ini orang, bikin geram saja.

"Hmph.. lihat ini tanganmu masih utuh! Yang tangannya hampir lepas sepenuhnya itu pasien di sebelahmu!" Ucapku ketus, kesabaranku benar-benar sudah habis.

Lelaki paruh baya itu terdiam dan perlahan melihat ke arah Paman Tora berada. Dia melihat tangan Paman Tora yang kini dibalut perban. Tampak bekas darah yang tadi keluar tercecer di samping tempat tidur membuatnya bergidik ngeri.

"Bisakah Paman membantuku untuk segera memisahkan pasien-pasien ini?" Ucapku.

"Ya, tentu saja nak." Ucap Paman Guan membantuku memindahkan pasien yang harus segera ditangani.

Pasien dengan luka ringan segera aku pindahkan ke tenda lain. Agar aku bisa fokus menangani pasien kritis terlebih dahulu.

Setelah menempatkan pasien, aku meminta Paman Guan untuk berjaga di luar tenda agar tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam tenda.

Aku membeli banyak berbagai macam peralatan medis dari toko sistem. Waktu berlalu dengan cepat. Menangani banyak nyawa pasien di tanganku sendirian itu sangatlah sulit. Apalagi situasi dan kondisi saat ini benar-benar diluar prediksi beemkage.

Saat ini yang bisa aku lakukan hanya dengan cara apapun yang terpenting nyawa semua orang bisa terselamatkan. Untuk masalah bagaimana kondisi pasien selanjutnya bisa aku tangani setelah melewati badai ini.

...----------------...

Tengah malam, aku baru selesai mengobati semua pasien kritis yang berjumlah kurang lebih 20 orang. Aku sangat lelah, haus dan lapar. Syukurlah aku bisa menyelamatkan semua orang di sini.

Saat ini semua pasienku sudah beristirahat tenang pasca operasi. Beberapa sudah ada yang tersadar dari obat bius, namun aku suruh untuk kembali beristirahat setelah meminum obat yang aku berikan.

Aku tergeletak lemas di atas tanah di antara tempat tidur pasien. Dari tadi sore sebenarnya terdengar suara orang meminta masuk ke dalam tenda namun tidak diperbolehkan oleh Paman Guan.

Aku sangat berhutang budi padanya karena sudah bersusah payah menahan semua orang untuk memasuki tenda ini.

"Nak.. nak! Apa kamu baik-baik saja?" Suara Paman Guan terdengar lirih. Sepertinya aku hampir kehilangan kesadaranku karena kelelahan.

Samar-samar wajahnya nampak sangat khawatir, dari luar tenda terlihat banyak orang yang sedang menunggu untuk segera masuk ke dalam tenda namun dicegah oleh Paman Topan dan Bibi Sarah.

"Apa di luar sudah aman Paman?" Ucapku lirih dalam kondisi setengah sadar. Paman Guan menggendong dan membaringkan aku di tempat tidur pasien yang kosong.

"Ya, kamu tenang saja. Di luar sudah aman jadi sudah tidak ada korban lagi." Ucap Paman Guan dengan suara lembut.

"Nak, ini kamu minum dulu." Ucap Bibi Sarah membawakanku segelas air minum.

Setelah air perlahan melewati tenggorokanku, rasanya sangat melegakan.

"Terimakasih Bibi, Paman. Jika tidak ada kalian semua aku pasti tidak akan bisa menyelesaikan semuanya." Ucapku lirih.

"Tidak nak, kamulah di sini yang paling berjasa. Tanpamu, aku dan semua orang yang berada di sini mungkin tidak akan bisa terselamatkan." Ucap Paman Guan.

"Beristirahatlah dulu nak, semuanya sudah selesai. Sisanya biar kami yang urus, akan kami jaga agar tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam sini." Ucap Bibi Sarah meyakinkanku.

Aku mengangguk mengiyakan ucapan Bibi Sarah.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!