Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 Kekuatan Penghancur yang Menakutkan
Guang Shen muncul di istana ibunya. Di sana, ayahnya menyambutnya sambil tersenyum. Meski begitu, ia tampak tidak senang sama sekali, sebaliknya yang ditunjukkannya adalah wajah kesalnya.
"Masih sama seperti dulu," gumam Xuan Tian.
"Hari ini, keturunan klan dewa berkumpul di sini. Ada 4 klan yang akan berkumpul, yaitu klan Xuan, klan Long, klan Bai, dan klan Feng," jelas Xuan Tian.
"Lalu, apa hubungannya denganku?" tanya Guang Shen.
"Tentu saja karena kamu putraku. Jadi, secara otomatis kamu juga harus ikut."
Jawaban itu membuatnya kesal. Berurusan dengan keturunan dewa membuatnya kesal. Dengan terpaksa, ia harus menggunakan nama Xuan untuk sementara.
"Sepertinya aku harus pura-pura tuli," gumamnya kesal.
Pusaran ruang membelah langit. Semua orang menatap langit dengan takjub, hanya Guang Shen saja yang tampak kesal.
Kurang dari semenit, puluhan orang keluar dari sana. Semuanya adalah keturunan 4 klan dewa. Mereka menatap orang-orang di istana peri dengan tatapan merendahkan. Tatapan mereka membuat Guang Shen kesal.
Tanpa pikir panjang, Guang Shen melemparkan puluhan jarum ke udara. Jarum-jarum itu mengeluarkan cahaya. Cahaya-cahaya tersebut saling terhubung dan membentuk formasi berlapis.
"Bocah, ini formasi buatanmu, kan?" Seorang pemuda bertanya kepada Guang Shen.
"Kalau kamu kuat dan jenius, bukalah formasi itu!"
Tantangan tersebut membuat para pemuda dari klan dewa murka. Generasi muda yang jumlahnya 20 orang menggabungkan kekuatan, tapi formasi yang mengurung mereka sangat kuat.
"Ternyata hanya kesombongan kalian saja yang terlalu tinggi."
Guang Shen menjentikkan jarinya, dan jarum-jarum yang membentuk formasi terbang ke arahnya. Jarum yang awalnya sangat banyak, kini tinggal 9 jarum.
"Sembilan akupuntur bintang. Tak kusangka teknik penyembuhan kuno itu diwariskan kepadamu. Akan lebih baik kalau teknik itu diberikan kepada kami. Karena manusia rendahan sepertimu tidak pantas memilikinya," ujar pria setengah baya.
"Seumur hidup, aku belum pernah bertemu dengan Dewa Tabib, atau ahli lainnya. Teknik ini kudapatkan dari suatu tempat. Kalau kalian menginginkannya, maka cari sendiri," balas Guang Shen.
Pria itu kesal. Dia yang seorang Raja Dewa merasa direndahkan oleh seorang pemuda. Bersama ketiga orang lainnya, mereka bersiap untuk menghancurkan istana peri.
"Andai saja kekuatanku tidak menghilang, mengalahkan kalian sangatlah mudah," batin Guang Shen.
Ia mengira kekuatannya menghilang, padahal kekuatannya masih ada. Kultivasinya tetaplah ranah dewa, tapi segel khusus menahan kekuatannya. Bahkan, Kaisar Dewa sekali pun tidak bisa melepas segel itu.
"Ada yang aneh dengan bocah itu!" Raja Kura-kura menarik kembali serangannya. Hal yang sama dilakukan oleh ketiga Raja Dewa lainnya. Mereka memperhatikan Guang Shen dengan baik, dan sesuatu yang tak terduga membuat mereka terkejut.
"Segel 7 gerbang dewa!"
Raja Naga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Semua Kaisar dan Raja Dewa tahu kekuatan yang dikunci oleh segel itu. Mereka hanya memikirkan satu hal, kekuatan yang tak tertandingi.
"Bocah, siapa kamu sebenarnya? Mengapa segel itu menahan kekuatanmu?" tanya Raja Naga.
"Segel? Segel apa yang kamu maksud?" Guang Shen bertanya dengan ekspresi bingung.
"Dia tidak menyadarinya," batin Raja Naga.
"Kalau tidak ada keperluan, silahkan pergi!" Xuan Tian berkata dengan lantang. Orang-orang yang hadir kaget. Bahkan, orang-orang klan dewa turun lalu berlutut di hadapan Xuan Tian.
"Bocah, berlututlah!" Raja Harimau mencoba mengintimidasi Guang Shen, tapi percuma saja. Tekanan dan intimidasinya tidak berfungsi sama sekali, justru tekanan yang kuatnya berkali-kali lipat membuatnya bersujud.
"Untuk apa aku berlutut di depan Ayahku yang tak bertanggungjawab?" tanya Guang Shen.
"Ayah?"
Raja Dewa dan generasi muda alam suci kaget. Melihat reaksi sang Kaisar Dewa, mereka percaya dengan kata-kata Guang Shen.
"Anak seorang selir bersikap sombong! Bocah, sepertinya kamu harus diberi pelajaran!" Suara seorang wanita menggema di langit.
Swiiiiizzzzzz
Di saat yang sama, cambuk raksasa membelah langit. Sasaran cambuk itu adalah Guang Shen, tapi kubah energi menahan cambuk itu.
"Aku tidak peduli dengan status ayahku. Yang kutahu, dia ayahku," ungkap Guang Shen.
Mei Hua, kaget dan tak percaya dengan pernyataan itu. Sebagai permaisuri Xuan Tian, ia sama sekali tidak suka dengan selir. Karena hal itu juga, semua selir suaminya dibunuh, kecuali satu orang, ibu Guang Shen.
"Kaisar Dewa, Kaisar Manusia, atau manusia biasa, bagiku sama saja, sama-sama ayah yang hanya datang setelah anaknya dewasa," ucapnya sembari melirik ayahnya.
"Bocah sialan, sampai hari ini kamu masih kesal karena itu?" Xuan Tian protes.
"Sampai seribu tahun pun akan kuingat. Karena tidak bertanggungjawab, ibuku sering disiksa," jelas Guang Shen.
Di langit, Mei Hua tersenyum melihat interaksi Guang Shen dengan suaminya. Untuk pertama kalinya, sang permaisuri yang terkenal kejam tidak menghukum anak seorang selir.
"Nak, siapa namamu?" tanya Mei Hua. Cambuk yang tadi dia gunakan sudah ia simpan di ruang penyimpanannya.
"Guang Shen," jawabnya.
Mendengar nama depan anak tirinya, Mei Hua mengangguk kecil. Ia mengerti mengapa Guang Shen tampak tidak menyukai ayahnya.
"Andai saja putraku sepertinya!" batinnya.
"Dibandingkan dengan Long'er, dia lebih pantas dijadikan pewaris," gumamnya.
"Jangan salah, Bu. Aku tidak suka dengan pewaris tahta. Aku akan mengukir namaku dengan usahaku sendiri," ungkapnya.
"Permaisuri Mei, dia hanya anak manusia! Bahkan, ibunya tidak pantas menjadi pelayan istana! Sampai kapan pun, manusia tidak akan pernah menjadi dewa. Pelayan tetaplah pelayan!" ucap Raja phoenix dengan lantang.
"Pelayan!"
Suara Guang Shen berubah. Energi alam berputar disekitarnya dan membentuk tornado. Disaat yang sama, kekuatan yang sangat kuat meletus dari tubuhnya. Kekuatan itu memanggil petir kehancuran.
"Akan kurobek mulut kalian!"
Guang Shen seperti orang yang kesurupan. Saat berbicara, dua suara terdengar, seolah ada dua jiwa di dalam satu tubuh. Faktanya memang seperti itu.
Sebagai keturunan dewa dan peri abadi, ia memiliki jiwa kedua, alias jiwa penghancur. Jiwa penghancur itu merupakan tubuh abadi yang bersemayam di lautan jiwanya.
Baaaaaammmmm
Ledakan kekuatan mengguncang alam langit. Lautan yang berjarak jutaan mil darinya bergejolak, langit seakan terbelah, dan petir menyambar dengan ganas. Bukan hanya satu jenis petir, tapi petir abadi, petir neraka, petir dewa, hingga petir tertinggi, yaitu petir ilahi menyambar di langit.
"Cincin penghancur!" Guang Shen menyebutkan dua kata. Dua kata yang disebutkannya membuat para dewa ketagihan.
Swiiiiizzzzzz
Cincin cahaya berputar di langit. Cincin itu berputar beberapa saat lalu melesat ke arah raja dewa dan para pemuda yang datang bersama mereka.
"Matilah!"
Guang Shen muncul di belakang Raja phoenix. Sebelum pedang dewa mencabut nyawanya, Guang Xiu muncul dan menenangkan putranya. Di hadapan para dewa, ia memperlihatkan kekuatan peri abadi, kekuatan pelindung sekaligus penghancur.
Wuuuussss
Ledakan kekuatan Guang Shen membuat terpental. Dalam hati, ia hanya bisa menertawakan kebodohan para raja dewa.
"Hancurkan!" Guang Shen berkata dengan pelan.
Wuuuussss
Cincin penghancur diam dan berputar di langit dengan cepat. Cincin tersebut menyerap petir di langit. Sesaat sebelum cincin itu benar-benar meledak, sesosok pria muncul dan menyegel kembali kekuatan Guang Shen.
"Kaisar Langit!" Para Dewa langsung bersujud, termasuk Xuan Tian, kecuali Guang Shen dan Guang Xiu.
"Bodoh! Kalian mau melihat iblis penghancur?" tanya Kaisar Langit.
"Maaf, apa maksud Anda, Yang Mulia?" tanya Raja Harimau.
"Percuma kalian diberi kekuatan lebih, tapi tidak menyadarinya. Kalian pikir kekuatan sebesar itu disegel tanpa sebab? Dasar otak udang!"
Sebagai Kaisar Langit atau penguasa tertinggi, dia tahu kekuatan dan potensi semua orang. Tepat beberapa saat yang lalu, kekuatan Guang Shen disegel olehnya. Alasannya karena kekuatan itu gabungan dari tiga kekuatan besar. Mengendalikannya sangat sulit.
"Kalau dia lepas kendali, aku pun tidak bisa menahannya!" ucap Kaisar Langit sebelum menghilang.
********
Hierarki Penguasa Dewa
Dewa biasa
Ksatria Dewa (Prajurit dan Jenderal)
Raja Dewa
Kaisar Dewa
Kaisar Langit/ Dewa Agung