NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman

"Arsa... akhirnya aku bisa berhadapan langsung denganmu. Kau yang menyebabkan putraku meninggal dan malam ini juga adalah malam terakhirmu melihat dunia ini," seorang pria paruh baya menodongkan senjata api pada Arsa. Dia adalah Ayah dari Franco yang menuntut balas atas kematian anaknya.

Arsa terlihat tenang dan diam saja sembari membaca situasi. Sedikitpun ia tidak merasa takut sama sekali.

"Hutang nyawa dibayar nyawa, Arsa. Kau akan menyusul Zavier, Kakek mu ke neraka," sambung pria paruh baya itu tersetawa keras. Ia merasa diatas angin sekarang karena bisa berhadapan dengan Arsa yang tidak memiliki satupun senjata di tangannya.

"Bagaimana kalau malam ini adalah malam terakhirmu?," jawab Arsa dengan tatapan dinginnya. Ia tidak mempedulikan lagi jika darah mengalir di pelipisnya. Ia mendapatkan luka robekan di pelipisnya setelah berduel dengan salah satu musuhnya yang memiliki tubuh sedikit lebih besar darinya. Ternyata musuhnya menyewa beberapa pria bertubuh besar.

"Hahaha...itu tidak akan terjadi Arsa," gelak pria paruh baya itu menarik pelatuk senjata api yang ada ditangannya secara perlahan.

"Arsa..."

 Arsa mengulurkan tangan sebelah kanannya, Dave melemparkan sebuah senjata api pada Arsa. Dan dengan sigap Arsa ikut menodongkan senjata api pada pria itu.

Pria itu tampak terkejut langsung mengeluarkan tembakan nya beruntung Arsa bisa mengelak jika tidak maka peluru itu akan bersarang di kepalanya.

Dor

"Argh...," erang pria paruh baya itu saat sebuah peluru mengenai tangan kanannya yang memegangi senjata api. Ia segara mundur kebelakang mencari celah untuk melarikan diri.

"Biarkan saja Arsa," ucap Dave menahan Arsa yang hendak mengejar pria paruh baya itu.

"Tapi Uncle...

"Jika dia tewas malam ini, maka peperangan ini tidak akan pernah selesai," jawab Dave.

Pasukan Arsa berhasil memukul mundur pasukan musuh. Meski banyak diantara mereka yang terluka parah dan juga tewas. Arsa membuang senjatanya, ia berbalik menghampiri Lucky yang juga terluka. Pria itu mendapatkan luka tembak di punggung kanannya karena berusaha melindunginya.

"Lucky aku akan menghubungi Dokter Yoga untuk mengobati mu," ucap Arsa lalu meminta Uncle Alvaro untuk menghubungi Dokter Yoga karena ponselnya tertinggal di kamar.

"Terimakasih Kak," jawab Lucky.

"Uncle, kediaman kedua orangtuaku tidak diketahui musuh kan?," tanya Arsa teringat akan kedua orangtuanya dan juga adik semata wayangnya.

"Tidak. Tapi di sana sudah dijaga dengan begitu ketat Arsa. Daddy mu dulunya juga sepertimu, pimpinan mafia. Setelah Adiknya meninggal barulah Daddy mu menyerahkan pimpinan pada Uncle," jawab Dave.

Arsa, Dave, Lucky dan Alvaro menoleh pada mobil yang baru saja datang. Mobil itu adalah milik Devano, pria itu turun dari mobilnya diikuti oleh Ibra. Keduanya baru saja selesai memimpin perlawanan yang teruji di daerah Timur.

"Bagaimana Vano?," tanya Dave pada sang putra semata wayangnya itu. Ia memang memanggil Devano dengan sebutan Vano.

"Semuanya habis Dad," jawab Devano diikuti gelengan kecil.

"Kita mengalami kerugian milliaran rupiah," sambung Devano. Pria yang sebenarnya memiliki nama lengkap Davano Mahardika itu lebih suka di panggil Devano. Katanya namanya lebih mirip dengan Daddynya.

"Biarkan saja, mungkin sudah tidak rezeki kita," ucap Arsa tanpa merasa berdosa. Ia mengalami kerugian miliaran rupiah malah berkata bukan rezeki.

"Kak kita rugi miliaran rupiah, bukan ratusan ribu," ucap Ibra yang terkejut mendengar ucapan Arsa yang terlihat biasa saja.

"Lalu kita harus bagaimana?, semuanya sudah habis," jawab Arsa mendudukkan tubuhnya disebuah kursi. Memang ia rugi miliaran rupiah tapi baginya itu tidak masalah.

"Lalu pengiriman barang besok pagi bagaimana ini, semuanya sudah habis terbakar," ucap Lucky. Semua persenjataan yang akan dikirim hari besok pagi memang sengaja disimpan disana karena dekat dengan pelabuhan.

"Di gudang atas ada beberapa persenjataan bukan, disana juga ada airsoftgun, senjata laras panjang dan juga senjata bawah air. Kirim itu saja dulu, sisanya menyusul," jawab Arsa.

"Semoga saja Mr. Domani mau dan tidak komplain," ujar Lucky.

"Urusan dengan Mr. Domani biarlah menjadi urusanku," jawab Arsa. Ia langsung menghubungi Mr. Domani melalui ponsel Dave karena ponselnya tertinggal di kamar. Dan beruntung Mr. Domani bersedia dan tidak mempermasalahkannya asalkan sisanya dikirim dua hari lagi.

"Uncle, tolong pesan kembali persenjataan kita. Dan untuk Dark light, awasi markas mereka dari jauh agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ucap Arsa pada mengusap darah yang mengalir di pelipisnya.

"Akan Uncle pesankan," jawab Dave.

Arsa mengangguk pelan, ia menoleh pada suara mobil yang berhenti tepat di depan markas. Tampak Dokter Yoga turun dari mobil menenteng tasnya. Pria yang sudah lama bekerja sebagai Dokter keluarganya sekaligus Dokter yang siap siaga jika dibutuhkan jika dalam keadaan seperti ini.

"Siapa lagi yang terluka?," tanya Dokter Yoga.

"Lucky...," ujar Alvaro yang menjawab pertanyaan Dokter Yoga.

"Tuan muda anda juga terluka?," tanya Dokter Yoga melihat pelipis Arsa yang berdarah.

"Obati Lucky saja dulu, Dok!," jawab Arsa memasang wajah datarnya. Ia tidak perlu diobati karena sekarang ia memiliki Dokter pribadi yaitu istri nya.

Teringat akan sang istri, Arsa menoleh pada pintu yang terhubung langsung dengan tangga menuju lantai tiga. Sedang apa gerangan Mahira saat ini, apakah dia benar-benar tengah bersiap-siap. Mengenai Mahira, perempuan itu belum tahu ia orang yang ditolongnya malam itu adalah dirinya karena saat itu ia memakai topeng.

****

Arsa menaiki anak tangga menuju kamarnya berada setelah semua orang pulang. Tatapan matanya terus tertuju pada kamarnya yang tertutup rapat. Jam memang sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari, ia yakin sekali kalau Mahira pasti sudah tertidur.

Sesampainya di depan kamar, ia langsung membuka pintu kamarnya dan ia mendapati kamarnya gelap gulita. Ia menyalahkan saklar lampu, kamarnya kosong dan tidak ada siapapun.

Arsa kembali keluar dari kamarnya dan menuju kamar Mahira. Ia menekan handel pintu, Mahira mengunci kamarnya dari dalam. Ia menggeram kesal namun bukan Arsa namanya jika tidak mendapatkan apa yang ia mau. Ia mengambil sesuatu untuk mencongkel pintu kamar yang ditempati Mahira dan berhasil.

Dan benar saja, Mahira ada dikamar ini tengah tertidur pulas. Ia berjalan menghampiri ranjang tempat tidur lalu dengan hati-hati mengangkat tubuh mungil Mahira lalu membawanya ke kamarnya. Ia tidak akan mau tidur sendirian mulai malam ini, percuma ia menikahinya Mahira kalau ia tetap tidur sendirian.

Dengan hati-hati ia meletakkan tubuh Mahira diatas ranjangnya. Ia membuka kemeja yang ia kenakan, lalu ikut tidur di sebelah Mahira memeluk tubuh mungil dan ramping istrinya itu. Ia ikut memejamkan kedua matanya membiarkan darah di pelipisnya mengering dengan sendirinya. Ia tadi kembali menolak diobati Dokter Yoga.

Dan pagi menjelang, Mahira merasakan tubuhnya sangat berat sekali seakan ada yang menghimpitnya dan saat ia membuka kedua matanya ia langsung terkejut bukan main. Arsa memeluk pinggangnya dibalik selimut. Ia memeriksa pakaiannya dan ia bernafas lega kalau ia masih mengenakan pakaian lengkap. Seingatnya semalam ia tidur di kamarnya lalu kenapa pagi-pagi ia terbangun sudah berada disini.

"Sudah bangun?," tanya Arsa dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya masih terpejam, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri menghirup aroma tubuh Mahira yang selalu membuatnya merasa nyaman.

" Tuan, geli," ucap Mahira menjauhkan kepalanya dari Arsa.

Arsa menopang kepalanya dengan satu tangan menatap Mahira yang terlihat masih mengumpulkan nyawanya."Kamu sepertinya harus dihukum karena sudah melanggar perintahku," ujar Arsa langsung mengungkung tubuh Mahira. Ia tidak akan membiarkan Mahira lolos kali ini, ia harus mendapatkan haknya pagi ini mumpung hari ini weekend.

...****************...

.

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!