Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
BAB 13
Dua tahun kemudian
Brata dan Meta temani ketiga anaknya untuk beli perlengkapan sekolah, Rizki dan kedua kakaknya masuk sekolah dasar membuat Rizki sibuk memilih tas baru, buku, dan alat tulis yang akan dibelinya.
Putri yang terpaksa ikut ke Mall bareng, membuat dirinya kesal karena harus ikut belanja bareng saudara tirinya sedangkan ibu dan kakak nya sibuk sendiri di Mall tidak ingin capek keliling toko buku.
"Kalian masih lama, cepat lah saya sudah lelah dan mau ke salon juga nih!" protes Putri melihat ketiga adiknya masih memilih tempat pensil barunya.
"Berisik sekali sih kamu, beli alat tulisnya sama ibu kamu saja sana, namanya juga pilih yang bagus kalo tidak mau lama jangan sama kita belinya." ucap Rizki kesal.
"Kasihan deh kamu, ibu nya egois tidak mau temani anaknya beli kebutuhan sekolah justru lebih memilih ke salon tidak penting, bahagianya kami yang ibu nya lebih pentingkan kami daripada dirinya sendiri." ledek Sisca senang karena Meta jauh lebih baik dari pada Bela.
"Jangan bicara seperti itu anak-anak sama Kak Putri, iya sudah kakak kalo sudah selesai tunggu sebentar lagi iya pasti mereka sudah selesai kok." bujuk Meta supaya Putri tidak sedih sama ucapan ketiga anaknya.
"Jangan sok baik kamu, saya ikut juga karena Ayah yang ajak kok bukan karena diabaikan sama mami sembarang Sisca bicara!" protes Putri tidak senang.
Sejujurnya Putri iri sekali sama Rizki karena Ibu nya bener-bener memperhatikan dirinya dari pada mengabaikan anaknya dengan alasan tidak biasa capek.
Brata sedih sekali melihat Putri sepertinya tidak betah bersama Meta, Rizki, Sisca, dan Sisil. Rasanya ingin sekali marah sama Bela yang masih egois sama anak, tapi berkat Meta membuat dirinya untuk membiarkan istri pertamanya ke salon demi kebahagiaan nya dan membiarkan Meta bersama Putri mencarikan buku untuk sekolah nya.
Rizki, Sisca, dan Sisil senyum sinis melihat Putri terlihat emosi.
**
Bagas dan Lulu merasa lega akhirnya pekerjaannya selesai juga, sejujurnya Bagas tidak ingin istrinya masih kerja tapi tidak bisa paksa Lulu untuk berhenti kerja karena Lulu masih ingin bekerja selama masih belum punya anak.
"Bunda habis ini mau kemana, ke Mall susul papi, mami, dan bunda atau mau ke tempat lain?" tanya Bagas sambil merapihkan meja kerjanya.
"Tempat lain saja deh ayah, aku tidak mau bunda sedih jika mami tidak mengijinkan bunda ikut makan malam bersama kita dan akhirnya ribut lagi." ucap Lulu tidak ingin melihat kedua mertuanya ribut ditempat umum.
"Oh begitu baik lah kita makan berdua saja supaya romantis iya." lanjut Bagas setuju.
Bahagia sekali memiliki istri pengertian dan tidak egois, apa lagi Lulu tidak memihak ke ibu nya dan ikut-ikutan musuhi ibu tirinya.
**
Bela dan Intan setelah selesai dari salon melanjutkan beli baju baru, Bela ingin sekali ganti baju yang lama dengan baju baru apa lagi baju-baju yang sudah dua tahun di lemari harus diganti.
"Kamu tidak beli baju juga Kak?" tanya Bela sibuk memilih baju.
"Masih bagus-bagus Mami bajunya, belum ada baju yang kekecilan kok, Intan beli make-up saja deh biar bisa dipakai bareng Putri juga." tolak Intan lebih memilih beli make-up dari pada baju.
"Iya sudah tungguin saja sampai Mami selesai pilih baju." lanjut Bela santai.
Bela melanjutkan lihat -lihat baju di butik langganannya.
Intan memilih memainkan handphone nya sambil tungguin Bela selesai memilih baju barunya, kebiasa Bela setiap tahunnya ganti baju supaya tidak terlihat kusam dan kekecilan.
