NovelToon NovelToon
SABDA ARIMBI

SABDA ARIMBI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bagaimana perasaan kamu kalau teman SMAmu melamar di akhir perkuliahan?
Itulah yang dialami Arimbi, selama ini menganggap Sabda hanya teman SMA, teman seperjuangan saat merantau untuk kuliah tiba-tiba Sabda melamarnya.
Dianggap bercanda, namun suatu sore Sabda benar-benar menemui Ibu Arimbi untuk mengutarakan niat baiknya?
Akankah Arimbi menerima Sabda?
Ikuti kisah cinta remaja ini semoga ada pembelajaran untuk kalian dalam menghadapi percintaan yang labil.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DARI HATI

Sabda tersenyum melihat Arimbi keluar dari pagar kosnya bersama temannya. Ngobrol receh dengan tawa ceria dan saling dorong. Sabda tak kenal temannya hanya saja saat teman Arimbi lewat, sempat menyapanya.

"Permisi ya mas calon," agak kaget Sabda mendengar sapaan itu. Pasalnya Sabda memang tak pernah berkenalan dengan teman kos Arimbi, maklum Sabda tak pernah nongkrong di kos Arimbi. Paling ke kos Arimbi sekedar dimintai tolong saja.

"Hati-hati, Mbi!" ucap gadis itu sembari membawa motornya masuk ke pagar kos.

"Oke, Pis!" jawab Arimbi sembari memakai helm.

"Siapa?" tanya Sabda heran dengan nama teman Arimbi itu, Pis? Pipis?.

"Teman kamar, Nafisah!"

"O!" Sabda pun membuka tatakan pijakan buat Arimbi, sontak saja gadis itu terpaku sebentar.

"Tumben so sweet," ucap Arimbi sembari menatap Sabda yang bingung, so sweet apaan.

"Kenapa?" tanya Sabda.

"Lo buka pijakan motor, perasaan dulu lo gak pernah kayak gini deh!" ucap Arimbi sembari naik motor berpegangan pundak Sabda.

Sabda tertawa, "Dulu kan teman, sekarang kan statusnya beda!"

Arimbi tak menyahut, belum waktunya untuk membahas langkah selanjutnya. Keduanya menikmati perjalanan dengan pemikiran masing-masing. Meski dibonceng, Arimbi tetap tak mau memeluk atau terlalu dekat. Arimbi masih membatasinya dengan tas ransel mininya.

Sabda mengajak Arimbi sarapan bubur ayam di kedai Mang Yayan, sudah ramai pembeli, tapi kebanyakan take away. Arimbi dan Sabda memilih lesehan dengan meja kecil sembari melihat matahari yang mulai naik. Duduk berhadapan sedikit canggung.

"Lo marah sama gue, Mbek?" tanya Sabda setelah mereka menerima pesanannya. Arimbi menuangkan sambal dan mengambil dua sate usus.

"Marah kenapa?" Arimbi pura-pura tak tahu, Sabda hanya tersenyum saja. Baru tahu kalau temannya ini gengsinya gede.

"Kemarin lo chat ke Rasti?"

"Ouh itu, iya. Cuma komen statusnya."

Sabda mengangguk paham, menahan tawa melihat ekspresi Arimbi sepertinya gadis di depannya ini menahan kesal. "Dia bilang apa memang?"

"Cuma konfirmasi chat lo aja," jawab Sabda sembari makan bubur. Jawabannya santai seperti tak ada salah sama sekali telah foto berdua dengan perempuan. Padahal Arimbi mendadak dongkol mengingat foto itu.

"Terus lo jawab apa?" tanya Arimbi ketus, bahkan berhenti makan.

Sabda tersenyum sebentar, lalu menatap Arimbi. Tampak wajah jutek, kesal, sekaligus penasaran akan jawaban Sabda. "Gue gak jawab!"

"Kok bisa?"

"Lah gue harus jawab apa emangnya?"

"Ya lo harusnya lo jawabnya iya gue mau menikah sebentar lagi. Gue udah melamar cewek yang gue taksir sejak dulu," ucap Arimbi dengan nada sewot dan ketus. Gimana sih, masa' gitu doang harus diajari. Harusnya jadi cowok juga tegas kan ya, tanpa diberitahu untuk menjaga batasan dengan perempuan lain. Apalagi kalau sudah komitmen, menjaga hati pasangan itu sangat penting.

Sabda kembali tersenyum, pagi ini ia cukup bahagia. Sarapan ditemani Arimbi, saat mengobrol pun tercium bau-bau cemburu. "Kok lo senyum gitu sih, Sap. Lo gak merasa bersalah ke gue gitu setelah foto berdua sama Rasti mana diupload lagi."

Sudahlah Sabda tak bisa menahan tawa, tingkah Arimbi terlalu kentara seolah menunjukkan bahwa gadis itu memang menerima lamarannya. "Kok lo ketawa sih," protes Arimbi makin kesal.

"Habisnya lo kelihatan cemburu loh!"

"Dih, gak ya. Ngapain gue cemburu."

"Lagian lo juga belum menerima lamaran gue kali, Mbek."

Deg,

Arimbi melengos, sesuai ucapan Nafisah kemarin. Arimbi harusnya sadar diri, bahwa penentu sikap Sabda pada cewek lain tergantung pada dirinya juga. "Kalau lo sudah menerima lamaran gue, baru gue gak berani dekat sama cewek lain, apalagi difoto seperti itu."

Arimbi diam. Alasan Sabda sangat masuk akal, meski dirinya juga langsung pulang setelah Rasti konfirmasi, tak melanjutkan main di pantai bersama teman- teman untuk menjaga hati Arimbi.

"Udah lanjutin sarapannya, habis ini mau ke mana?" tanya Sabda.

"Pulang!" ketus Arimbi masih kesal. Sabda kembali tersenyum tipis, ternyata gadis kecintaannya ini masih kesal rupanya.

"Oke!" jawab Sabda menatap Arimbi, sengaja ingin tahu seberapa tangguh mendahulukan emosinya, lagian Sabda tak ingin memaksa juga kalau mood Arimbi jelek, khawatir tantrum.

"Ck, harusnya tuh kalau cewek ngambek, ketus, lo bujuk Sapi, gak di oke in segampang itu!" pada akhirnya Arimbi menurunkan egonya. Nada bicaranya sudah enak didengar, mungkin kecewa juga dengan sikap Sabda yang tak peka akan tarik ulurnya perempuan.

Sabda menyentil kening Arimbi pelan, tapi gadis itu tetap mengadu juga. "Ya kalau istri gue, bakal gue bujuk, Mbek."

"Ck!" sepertinya Sabda benar-benar bisa membuat Arimbi segera mengambil keputusan. Sejak tadi cowok itu sangat bisa membungkam serta menyadarkan Arimbi bahwa Sabda harusnya tak perlu melakukan hal yang diucapkan selagi bukan pada istrinya.

"Serah, yuk pulang!" ucap Arimbi yang sudah selesai makan dan menghampiri Mang Yayan untuk membayar.

"Biar aku saja!" ucap Sabda yang sudah mengeluarkan dompetnya, namun Arimbi tak menggubris, ia mengeluarkan selembar uang biru dan menyodorkan kepada Mang Yayan.

"15ribu," ucap Arimbi mengadahkan tangannya setelah mereka berada di samping motor, menagih harga bubur ayam yang harus dibayar Sabda.

Lelaki itu tertawa ngakak, kemudian mengeluarkan salah satu kartu debet miliknya, dan meletakkan di tangan Arimbi. "Cash aja!" protes Arimbi.

"Bawa aja!"

"Ck, ngapain gue bawa kartu lo!" sengak Arimbi.

Sabda tersenyum manis, mengusap kepala Arimbi yang tertutup pashmina. "Nafkah calon istri!"

"Ck, apaan sih!"

"Sadar gak sih, Mbek. Lo tuh dari tadi ngambek, ketus, kelihatan banget kalau cemburu ya gue jadi mikir mungkin lo udah terima lamaran gue."

Arimbi langsung menabok dada Sabda, "Gak usah ge-er."

Sabda memegang pergelangan tangan Arimbi, "Yuk, naik. Gue ajak ke pantai, yuk. Kita ngobrol secara dewasa, dan gue harap lo kasih jawabannya dengan jelas dan tegas!"

"Ogah!"

"Ya udah, gue pesankan ojol saja!" Sabda semakin menjahili Arimbi, mungkin sampai gadis itu menangis, baru Sabda berhenti bersikap cuek.

"Sapiii! Lo tuh benar-benar ya."

"Ya makanya ayo naik, lo udah cantik, baju lo juga oke, masa' pulang gitu aja sih," sindir Sabda, tadi saat menjemput Arimbi ia tak menyangka gadis itu memakai baju rapi, kalau hanya sekedar sarapan tentu bisa pakai piyama doang kan. Sabda pun berinisiatif mengajak ke pantai, keduanya butuh tempat yang nyaman, fresh untuk mengobrol secara terbuka dan sesuai hati nurani.

Arimbi pun naik, memang tujuannya tadi juga mau mengobrol dengan Sabda, tak perlu gengsi untuk mengiyakan penawaran Sabda juga.

Sabda mulai melajukan motornya, menuju ke pantai di daerah selatan, dengan jarak tempuh kurang dari 3 jam dari kota. Keduanya tak terlibat obrolan selama perjalanan, Arimbi membiarkan Sabda fokus pada perjalanan karena akses menuju pantai cukup mengerikan, mereka harus naik sedangkan sisi bahu jalan adalah jurang.

1
Yunita Dwi Lestari
lanjut kakak
Yunita Dwi Lestari
suka suka /Kiss//Kiss/
lanjut kak
Sheva Linda
bagus bgt ceritanya, karakter Sabda keren, gentle, baik... paket komplit pokoknya
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/ lanjutt kak
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
gojam Mariput
wkwkwk.....sabda gr tuh
gojam Mariput
seindah itu masa kuliah
gojam Mariput
kangen masa2 itu, udah puluhan tahun berlalu. kk othor bikin aku muda lagi nih
Lel: othornya juga sedang mengenang masa muda
total 1 replies
gojam Mariput
serunya masa remaja
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak /Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
gojam Mariput
suka banget sama karakter sabda yg strong, manly , visioner
Yunita Dwi Lestari
lanjut kaaakkk /Heart//Heart/
Yunita Dwi Lestari
semangat kak
Yunita Dwi Lestari
kereeen kak
semangat terusss ya /Heart/
Yunita Dwi Lestari
bagus kak 😍😍
lanjut ya kak
semangat
Lel: terimakasih
total 1 replies
Yunita Dwi Lestari
bacaan ringan tp menarik. tidak melulu ttg org pemilik perusahaan n CEO.
Yunita Dwi Lestari
lanjut ya kak. cerita nya ringan tp asik bgt. dr segi bahasa jg menarik.
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!