NovelToon NovelToon
Selir Jenderal Perang

Selir Jenderal Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Dark Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bella Bungloon

Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.

***

Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.

Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.

Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?

Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella

TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Sebuah langkah kaki terdengar tenang di atas jalan berbatu. Di belakangnya, seorang dayang muda membawakan lentera putih gading yang menyala redup.

Di saat mereka melewati lorong panjang menuju langsung ke Paviliun Peony, seorang dayang terlihat berlari tergesa dari arah berlawanan.

“Apa yang membuatnya terburu-buru seperti itu?” gumam Le Chieli seraya mengerutkan alis. Langkahnya terhenti, dan sorot matanya memicing tajam ke arah sosok itu.

Xiaoyu pun ikut berhenti. Ia memicingkan mata, lalu mengerutkan keningnya. “Nyonya, itu Rongyi… dayang pribadi Selir Jie.”

Le Chieli mengangguk pelan. Ia meluruskan punggung, membenarkan postur tubuhnya. “Panggil dia ke sini.”

Xiaoyu membungkuk lalu melangkah maju. “Hei! Kau! Berhenti!”

Rongyi yang masih berlari, perlahan memperlambat langkahnya dengan wajah bingung. Namun setelah melihat siapa yang berdiri di ujung lorong, ia segera berlutut dan memberi hormat.

“Mohon ampun, Nyonya...”

Le Chieli menatapnya dingin. “Apa yang membuatmu berlari seperti di kejar iblis pada tengah malam seperti ini?”

Rongyi menunduk lebih dalam. Lalu menjawab. “Nyonya saya, Selir Jie, beliau sedang berada di halaman pelatihan. Hamba berniat untuk menyusul nya."

“Halaman pelatihan?” Alis Le Chieli mengerut.

Wanita itu tidak berkata lagi. Hanya melambai pelan pada Xiaoyu, sebagai isyarat. “Kita ke sana.”

Langkah Le Chieli cepat dan mantap, diikuti Xiaoyu dan Rongyi dari belakang. Suasana tampak hening. Hanya suara kain mereka yang menyapu bebatuan.

Tak butuh waktu lama, gerbang halaman pelatihan terlihat. Le Chieli semakin lebar melangkah masuk.

Namun .... langkah wanita itu seketika terhenti di ambang gerbang.

“Nyonya, mengapa Anda berhenti?” tanya Xiaoyu yang mengikuti nya dari belakang. Tapi, tidak ada jawaban dari sang Nyonya nya.

Wanita itu terlihat berdiri membeku. Tatapannya lurus ke depan, ke tengah halaman pelatihan.

Xiaoyu dan Rongyi ikut mengalihkan pandangan mereka, menatap arah yang di tatap Le Chieli. Bola mata mereka sontak melebar. Keduanya menatap tidak percaya pemandangan di tengah halaman pelatihan.

“Jenderal Hang dan— Selir Jie....” gumam Xiaoyu terkejut.

Di tengah sana, di bawah cahaya remang halaman, Jenderal Agung mereka, Hang Tianyu, memeluk erat sang Selir barunya, Jie Xieye. Tubuh keduanya nyaris tak berjarak, tangan Hang Tianyu melingkar di pinggang wanita itu, dan tangan kirinya menggenggam tangan kanan wanita di pelukannya.

Di tempat nya, Le Chieli tak bergeming. Tangannya mengepal erat di balik lengan jubahnya. Sorot matanya perlahan mengembun, napasnya tercekat.

"Dadaku... Terasa sesak dan sakit."

...

Dua pasang mata saling mengunci satu sama lain. Cukup lama hingga kemudian Jie Xieye mencoba menarik tangan nya, tapi genggaman Hang Tianyu justru semakin kuat.

"Lepaskan," ucap wanita itu pelan, tapi juga tegas pada nadanya.

Alih-alih menurut, Pria itu justru tersenyum miring dan menarik pinggangnya, membuat tubuh keduanya semakin menempel rapat tanpa celah.

Jie Xieye melebarkan matanya. “Kau—”

Hang Tianyu menyeringai, lalu menunduk, suaranya terdengar dalam di dekat telinga wanita itu. “Mengapa, Tabib Jie? Dengan Shen Zhaoling kau terlihat nyaman... Tapi dengan suamimu, kau justru buru-buru menjauh?”

Jie Xieye tidak menjawab. Matanya bergetar, jantungnya berdetak tidak karuan. Dan saat pria itu semakin menunduk seolah ingin menciumnya, Jie Xieye dengan cepat memalingkan wajahnya ke samping.

Dan saat itulah, matanya bertemu dengan sepasang mata lainnya. Sorot mata itu berkaca-kaca, dan pemilik mata itu adalah —Le Chieli.

Tubuh Jie Xieye sontak menegang. "Chieli..." gumamnya, nyaris tak bersuara.

Hang Tianyu ikut menoleh, dan detik itu juga ia melepaskan pelukannya. Wajahnya berubah terkejut melihat sosok sang istri berdiri di depan gerbang halaman.

Le Chieli segera menenangkan diri. Ia tersenyum anggun saat Hang Tianyu melangkah ke arahnya.

“Aku mendengar jika Anda dan Xieye telah kembali dari istana,” nada suaranya terdengar lembut. “Aku hanya ingin memastikan keadaannya… Tapi aku berpapasan dengan dayang pribadinya dan mendengar jika Xieye ada di halaman pelatihan, jadi aku datang ke sin,"

Suara wanita itu kian bergetar. “Dan... Dan sepertinya, kau dan dia sangat baik.”

Hang Tianyu tidak menjawab. Sorot matanya lurus ke depan, ke arah istrinya yang masih tersenyum. Senyum yang ia tahu di baliknya adalah luka.

Menghela napas pelan, Hang Tianyu kemudian berkata. "Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu, aku akan mengantarmu kembali ke Paviliun Phoenix.”

Le Chieli hendak menolak, tapi Hang Tianyu sudah berbalik dan melangkah mendekati Jie Xieye terlebih dahulu. Pria itu berdiri di antara para algojo dan para pengawal yang masih bersujud lemah.

“Hukuman dariku cukup sampai sini,” nada suaranya dingin. “Selanjutnya hukuman atas kelalaian kalian, kuserahkan pada Selir Jie."

Jie Xieye yang di topang Rongyi, mengangkat wajahnya perlahan. "Apa maksud Anda, Jenderal?" Tanya wanita itu.

Hang Tianyu hanya menatap nya sekilas, dan menjawab. "Mereka adalah orangmu, kau lebih berhak untuk menghukum kelalaian mereka."

“Orangku?” ulang Jie Xieye dengan senyum miring di wajahnya. “Apa kau yakin, Jenderal Hang?”

Napas Jenderal Agung itu terdengar kasar, keningnya berkerut, ia tidak ingin memulai perdebatan. Jadi dirinya hanya berdehem pelan, dan melenggang meninggalkan mereka.

Jie Xieye tersenyum kecil. Sorot matanya menatap punggung Hang Tianyu dan Le Chieli yang meninggalkan halaman pelatihan. Saat punggung mereka mulai menghilang dari pandangannya,  senyumnya perlahan lenyap, berganti dingin.

Jie Xieye lalu menoleh pada Wuxi dan dua pengawalnya yang bersujud di belakang nya.

“Kalian dengar sendiri, bukan?” ucapnya pelan namun tajam. “Kalian… adalah orangku.”

...***...

Tengah Malam di Paviliun Peony.

Suara air mendidih dari tungku kecil berpadu dengan aroma herbal memenuhi ruangan.

Seorang dayang muda dengan cekatan mengikuti arahan Nyonya-nya, membalut luka di punggung Wuxi dan dua pengawal lain yang kini duduk bersimpuh, menahan perih di tubuh mereka.

“Nyonya, luka mereka sudah diobati,” ucap Rongyi perlahan setelah membersihkan bekas da rah terakhir. Gadis itu kemudian menatap wanita di hadapannya dengan khawatir. “Anda sebaiknya istirahat, Nyonya."

Jie Xieye tidak menjawab. Dia justru melangkah mendekati para pengawalnya.

Tatapan wanita itu jatuh pada dua pengawal di samping Wuxi. “Siapa nama kalian?" tanyanya dengan nada dingin.

Mereka segera menunduk dan meletakkan tangan di dada. "Hamba bernama Xhin, dan satunya lagi Fu.” jawab pria berambut cokelat, Xhin.

Jie Xieye diam sejenak, lalu kembali bersuara. “Seperti yang dikatakan Jenderal Hang tadi… kalian adalah orangku. Maka dengarkan baik-baik.” Ia menatap mereka satu persatu, termasuk Rongyi.

“Menjadi orangku berarti kalian harus menuli kan telinga, memejamkan mata pada apapun yang terjadi di sekitarku, bahkan apa yang terjadi pada diriku,”

Jie Xieye menghela napas pelan, tubuhnya berbalik membelakangi mereka, dan kembali berkata.

“Tugas kalian bukan memata-matai. Bukan menjadi duri di daging. Tapi tugas kalian adalah melindungi.”

Setelah mengatakan itu, Jie Xieye berbalik, sorot matanya tajam dan dingin menatap Wuxi.

aWuxi yang menyadari perkataan tadi untuknya, menundukkan kepalanya lebih dalam.

“Aku tidak akan mengulangi," Jie Xieye menghela napas pelan sebelum melanjutkan. "Jika kalian bersedia menjadi orangku, maka taati perintahku. Jika kalian hanya berada di sini untuk mengawasi dan mengancam hidupku, atau anakku— maka pergilah sekarang juga. Aku tidak membutuhkan pengawal yang menjadi ancaman bagi majikannya.”

Jie Xieye mengulurkan tangannya, mengeluarkan  pil kecil berwarna hitam.

“Ambil dan makan pil ini jika kalian benar-benar bersedia menjadi orangku. Jika tidak, pintu paviliun ini terbuka lebar untuk kalian malam ini.”

Suasana hening sejenak.

Xhin dan Fu saling pandang. Begitu juga Wuxi dan Rongyi, lalu mereka menatap pil itu tanpa berkata-kata.

Beberapa saat kemudian, satu per satu, tangan mereka terulur. Mengambil dan menelan pil itu tanpa keraguan.

Jie Xieye sedikit terkejut dengan tindakan mereka yang tanpa ragu memakan pil racikan nya, padahal mereka belum tahu, pil itu bisa menjadi obat atau bahkan... racun. Tapi seulas senyum miring muncul di wajahnya.

"Racun dan obat berasal dari akar yang sama. Yang membedakan hanya niat dan takaran,"

Jie Xieye kembali membelakangi mereka, tangannya terangkat ke atas. "Meski aku hanya seorang tabib biasa. Aku bisa menjadi obat, bisa juga menjadi racun. Aku bisa menyembuhkan, dan bisa melukai. Di tanganku, jarum-jarum perakku bisa menjadi anak panah, bahkan ped4ng,"

Mereka semua terdiam. Sosok wanita di depannya, semakin berbeda dari yang dulu mereka kenal. Tabib Jie yang tenang bagai danau... Kini mereka seperti melihat gunung dalam kabut.

“... Satu lagi,"

Mereka mengangkat wajah mereka masing-masing. Jie Xieye sedikit menoleh dengan seringai kecil.

"Pil yang kalian makan adalah pil kesetiaan. Jika di lain hari niat kalian goyah, pil itu akan menuntut harga yang setimpal.”

Jie Xieye melangkah melewati mereka, sorot matanya menatap rembulan yang tampak terang.

"Seperti yang di katakan Shen Zhaoling... Ke depan nya pasti akan lebih banyak serangan seperti yang terjadi pada malam ini. Jika malam ini aku beruntung hanya luka, esok mungkin menjadi ajalku. Karenanya aku tidak boleh lemah!"

1
MommyRea
hadir Thor.. baru Nemu karyamu..😊
MommyRea: ok .. semangat update nya ☺️
IG@bella_bungloon: hallo, kak ^^ selamat datang dan selamat membaca. semoga terhibur yaa, terus ikuti perjalanan para tokoh di novelku 💅😌 jangan lupa mampir di karyaku yang lain
total 2 replies
Marvell Indra
apa chieli lupa dengan apa yang dia dilakukan sahabatnya?
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
Kusii Yaati
kak ceritanya jangan tegang tegang terus dong... ganti suasana gitu yang romantis,aq membacanya ikut tegang... para pemain wanitanya juga nekat nekat dan penuh ambisi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya 😩
IG@bella_bungloon: itulah realita kehidupan di kehidupan zaman itu kak:) romantis scene ya? masalahnya kehidupan aku gak pernah ke dapetan episode romantis, masa mereka pada romantis?😌💅
total 1 replies
Marvell Indra
hati chieli mulai ada api ni... bahaya...
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
Marvell Indra
siapa TUAN yang berkhianat itu??!!
hanya author yg tau..🤔
Kusii Yaati
setampan apa sih hang tianyu sampai di perebutkan sepupu sepupunya sendiri...
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
Marvell Indra
penyakit datang,,, jeng,jeng,jengggg..
Marvell Indra
semangat thor💪
Kusii Yaati
aq gemes banget sama Tianyu sumpahhh pengen nonjok wajah Tianyu 😤
Kusii Yaati
yang kuat tabib jie, jangan lemah atau kau akan di remehkan terus sama tianyu🥺....Hang Tianyu lambemu tak leleti sambel lho, bukannya menenangkan istrinya malah menuduh yg bukan bukan 😤 masih untung tabib jie dan kandungannya tidak apa apa
Kusii Yaati
kayaknya ada aroma aroma cemburu nih... nggak suka istrinya dekat dengan rivalnya 😏
Marvell Indra
jendral Han dirimu, mempertahankan harga diri atau cemburu??!
Marvell Indra
faster up thor...💪
Marvell Indra
ada peran antagonis lagi,,, jeng,,,jeng,,,jeng..
Kusii Yaati
rasanya pengen tak cubit ginjalnya jendral hang...😩
Kusii Yaati
siapa lagi yang berniat jahat pada tabib jie Thor... padahal xieye tidak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain 🥺
Kusii Yaati
akhirnya diri mu up juga Thor...ku kira lupa 😁
Marvell Indra
walaupun hanya selir, dia juga ibu dari anakmu hang tianyu.🤬
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔
Marvell Indra: gemes pengen tak gethok kepalanya, biar otaknya waras sedikit gitu
IG@bella_bungloon: kak?? apa yang gemesin dari Hang Tianyu?🥺 dia itu nyebelin loh. tapi makasih yaa udah mampir dan support karya aku, ikuti terus perjalanan Jie Xieye🌹
total 2 replies
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Marvell Indra
up terus thos💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!