Setelah enam tahun menjalani hubungan jarak jauh, Raka dan Viola kembali dipertemukan. Namun cinta tak selalu berjalan mulus, mereka harus menghadapi tantangan dan rintangan yang menguji kekuatan cinta mereka.
Apakah cinta mereka akan tetap kuat dan bertahan, ataukah jarak akan kembali memisahkan mereka selamanya?
"Nggak ada yang berubah. Love only for you, Viola. Hanya kamu..." ~Raka.
🍁🍁🍁
Novel ini merupakan Sequel dari novel yang berjudul 'Sumpah, I Love You'. Selamat menyimak dan jangan lupa tinggalkan jejak. 😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : LOFY
Arman duduk dengan fokus di kursinya, matanya tertuju pada layar laptop yang menampilkan artikel tentang VIORA Corp, perusahaan baru yang memiliki induk di London dan kini sedang membangun cabangnya di Jakarta. Dia merasa tertarik dengan berita ini dan potensi yang dibawa oleh perusahaan ini ke dalam industri. Namun, rasa penasaran Arman mulai muncul ketika dia mencoba mencari informasi lebih lanjut tentang pemilik perusahaan tersebut.
"Kenapa datanya sulit sekali untuk diakses, siapa sebenarnya pemilik perusahaan baru itu?" gumam Arman. Setiap kali ia mencoba mengakses data tentang pemilik VIORA Corp, dia menemukan bahwa informasi tersebut terkunci dengan rapi dan tidak dapat diakses oleh publik. Arman merasa ada semacam misteri di balik perusahaan ini.
"Ah, tetap tidak bisa." Arman akhirnya menyerah, dia menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi dan menghela napas panjang. Sementara matanya masih tertuju pada layar laptop yang menyala. "Pemiliknya pasti bukan orang sembarangan. Penuh misteri dan... Cukup menarik untuk diungkap."
Tatapannya kini beralih pada handphonenya yang tergeletak di atas meja. Dia mengangkat sedikit tubuhnya untuk meraih handphone tersebut, menekan tombol samping untuk menyalakan layar handphone.
Arman menghela napas dalam-dalam, suaranya berat dan penuh kekhawatiran. "Anak itu... Sudah satu minggu lebih setelah aku membekukan semua kartunya, kenapa dia masih belum pulang juga?" ucapnya dengan nada frustrasi, merasa kesal dengan sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Raka.
-
-
-
Tring... Tring... Tring...
"Sayang...! Tolong angkatin telepon aku didalam tas. Siapa tahu mama yang nelpon...!" teriak Viola dari dalam kamar. Saat ini dia sedang mengganti kemeja kerjanya dengan t-shirt milik Raka.
Raka yang sedang duduk santai di sofa segera berdiri untuk membuka tas Viola yang ada diatas lemari kecil. Mengeluarkan ponselnya dari dalam sana dan melihat ada panggilan masuk dari Amel.
"Ya, Mel. Kenapa?"
"Eh, Ka. Vio lagi sama Lo?" tanya Amel. "Ini gue lagi dirumah dia, nganterin mobil buat Vio."
"Iya, Vio disini." jawabnya Raka, menoleh ke arah pintu kamar yang masih tertutup rapat. "Tadi pulang kerja gue jemput katanya pengin mampir kesini dulu. Nanti gue sampaikan ke Vio ya kalau Lo lagi ada dirumahnya."
"Oke, thanks Ka."
"Ya, sama-sama." jawab Raka.
Raka memasukkan kembali handphone milik Viola kedalam tas beberapa saat setelah panggilan telepon dengan Amel terputus. Dia dibuat penasaran saat melihat ada kotak hitam berukuran sedang yang ada didalam tas kekasihnya. Karena penasaran Raka mengambil dan membukanya.
"Siapa yang nelpon?" tanya Viola yang baru saja keluar dari dalam kamar dengan sudah mengganti pakaian atasnya dengan t-shirt berwarna putih.
"Amel yang nelpon, dia lagi dirumah kamu, nganterin mobil kamu katanya," jawab Raka.
"Kamu beli jam tangan baru?" tanya Raka, menunjukkan kotak yang sedang dia pegang dimana isinya adalah sebuah jam tangan.
"Nggak." Viola menggeleng, berjalan ke arah sofa dan duduk disana. "Itu dari Tiara, waktu itu dia bagi-bagi hadiah buat teman-teman staf di kantor."
Raka menutup kotak itu dan memasukkannya kembali ke dalam tas Viola. Lalu dia menyusul duduk di sofa.
"Bagi-bagi hadiah?" tanya Raka sedikit heran.
Viola mengangguk, membaringkan kepalanya di pangkuan Raka yang sedang duduk disampingnya. Raka membelai rambut Viola dengan lembut, membuat Viola merasa nyaman dan rileks.
"Nggak ngerti juga deh, orang kerja buat nyari duit tapi dia malah buang-buang duit. Buat apa sih dia kerja?" Viola bertanya dengan nada heran dan sedikit kesal. "Terus sekarang Dian juga akrab banget sama dia, nyapa aku paling cuma seperlunya doang," tambahnya dengan rasa kecewa.
"Kayaknya aku nggak penting lagi deh sekarang," Suara Viola terdengar penuh kekecewaan dan rasa tidak percaya, seolah-olah dia tidak mengerti mengapa Dian bisa berubah semenjak kehadiran Tiara dikantor.
Raka menatap Viola dengan mata yang penuh kasih sayang, sambil terus membelai rambutnya. "Maaf, bukan aku nggak mau jujur soal siapa Tiara sama kamu. Aku cuma nggak pengin kamu ngerasa nggak nyaman lagi di tempat kerja kamu kalau kamu tahu jika Tiara adalah orang yang mau dijodohkan sama aku."
"Tapi... Aku nggak akan diem dan ngebiarin kalau dia sampai berani ngusik kamu. Kalau itu cara dia untuk membuat kamu ngerasa nggak nyaman kerja disana... Oke, akan aku ladenin. Kita lihat, sampai sejauh mana dia berani bertingkah."
"Kita pulang?" bujuk Raka lembut. "Kasian Amel udah nungguin,"
Viola menggeleng malas, memiringkan tubuhnya dengan satu tangan memeluk lutut Raka. "Lima belas menit lagi. Aku masih pengen disini sama kamu." Matanya terpejam, menikmati momen kebersamaan mereka berdua. Belaian tangan Raka di kepalanya membuatnya merasa sangat tenang dan nyaman.
"Oke, tapi cuma lima belas menit ya," ulang Raka mengingatkan.
"Hemmm, iya-iya." jawabnya dengan nada malas dan terpaksa.
-
-
-
"Mel, gue cuma kasih uang lima puluh juta tapi kok Lo bisa dapat mobil sebagus ini? Ini mobil baru kan? Dan harganya pasti ratusan juta atau bahkan bisa lebih. Nggak mungkin kan mobil ini cuma diharga seharga lima puluh juta doang?"
Amel merasa sedikit terjepit saat Viola bertanya tentang harga mobil baru yang terparkir di halaman rumahnya. Dia dan Raka saling menatap sebentar.
"Ah, mobil ini dapat harga spesial karena ada diskon besar," ucap Amel dengan nada yang berusaha terdengar santai. Meskipun sebenarnya dia merasa sedikit bersalah karena harus berbohong tentang hal ini, tetapi dia juga ingin menjaga rahasia Raka supaya bisa tetap aman sampai saat yang tepat.
"Vi, percaya deh, ini tuh ada diskon gede banget. Gue dapat info dari temen yang kerja di dealer, jadi gue bisa dapat harga spesial," tambah Amel dengan nada yang berusaha meyakinkan.
"Diskon besar? Memang berapa harga sebenarnya?" tanya Viola dengan rasa penasaran.
Amel berusaha menjawab dengan hati-hati, "Ya, pokoknya harga yang sangat wajar untuk mobil sekelas ini."
"Tapi gue masih nggak percaya aja, Mel. Masa sih ada dealer yang memberikan diskon sampai sebesar itu? Untuk ukuran harga mobil lagi!" Viola bertanya dengan nada yang semakin tidak percaya.
Melihat perdebatan tentang harga mobil yang sepertinya tidak akan selesai dalam waktu cepat, Raka melingkarkan tangannya di punggung Viola untuk menengahi, memberikan sentuhan lembut supaya Viola merasa sedikit lebih rileks.
"Vio... Jangan terlalu mikirin harga mobilnya, yang penting kamu suka dan kamu merasa nyaman dengan mobil baru kamu," ucapnya dengan nada yang lembut dan menenangkan.
Viola terdiam, menatap Raka yang kini berdiri disampingnya. Meskipun didalam benaknya masih bermunculan banyak pertanyaan, tapi kata-kata Raka bisa membuatnya merasa sedikit lebih tenang.
"Oke, aku nggak nanya lagi. Anggap aja ini rejeki cewek cantik, begitu kan?" tanya Viola dengan senyuman lebar.
"Iya, anggap aja ini rejeki buat kamu, cewek cantikku," jawab Raka sambil memeluk Viola lebih erat. "Kamu memang pantas mendapatkan yang terbaik." imbuhannya dalam hati.
Amel menghela napas lega, akhirnya Viola tidak mendesaknya lagi tentang harga mobil itu. Namun dia juga harus siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul nantinya jika Viola kembali menanyakannya.
.
.
...🍁🍁🍁...
. ketika dia tergoda, ya lupa diri.. sama kyk si onoh yg tergoda menjadi bayi gula/Joyful//Joyful/
kasih banget ayahe vio
semoga Raka n Leo cepat mendapatkan bukti2 biar ketahuan biang keroknya
kamu nya salah,dari pertama main terima jodoh aja...
udah tau anakmu punya Viola...
ya udah la,kamu aja yang nikahi Tiara 😆
gak heran anaknya ulet bulu ,kan bapaknya iblis
orang baik akan selalu dikelilingi orang baik
mam to the pusss