Sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Rumondang yang memilih menganut ilmu hitam untuk membalas dendam dan memiliki kekayaan.
Berawal dari sebuah kekecewaan dan penderitaan yang begitu berat, membuat ia harus terjerumus dalam lembah hitam untuk bersekutu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.
Ia menempuh jalan sesat dengan memilih memelihara sesosok makhluk mengerikan yang berasal dari daerah suku Batak, Sumatera Utara, yang disebut dengan Begu Ganjang. dimana sosok makhluk ini semakin akan memanjang keatas jika semakin dilihat dan siapa yang bertemu dengannya, maka kematian yang akan ia dapatkan...
Apakah Begu Ganjang? dan apakah Rumondang dapat mencapai tujuannya?
Begu Ganjang, suara yang memanggil dalam kegelapan. Membawa kematian yang sangat mengerikan, teror yang tidak berkesudahan.
Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Terkutuk
Gerimis berhenti setelah hari hampir tengah hari. Warga yang bersembunyi dibalik selimutnya akhirnya keluar satu persatu.
Kematian Lina dan Uci semalam meninggalkan rasa trauma. Mereka takut jika penyakit itu tiba-tiba datang menyerang mereka. Namun perut mereka juga minta diisi. Mereka harus memilih bertahan dirumah dengan mati kelaparan atau keluar rumah mati dimangsa sesuatu yang sangat misterius.
Beberapa orang pria memilih keluar. Mereka berniat ke ladang, mungkin mengambil singkong atau bahan pangan lainnya serta ke warung untuk keperluan hidup.
Langkah-langkah mereka terlihat sangat berat. Ada perasaan tak nyaman yang mereka rasakan. Setiap pergerakan yang mereka lakukan, seolah diawasi oleh sosok pencabut nyawa yang datang dengan tiba-tiba menyerang.
Para warga menyimpulkan daun pandan ditangan mereka, dan mempercayai jika sosok tak terlihat itu akan takut oleh aromanya.
Ketika mereka saling berseĺisih dijalan, sapaan kecil mereka lalukan, lalu bertanya hendak kemana, agar mereka pergi bersama, sebab rasa takut menghantui mereka.
Anak-anak dikurung dirumah, dan tidak ada yang berani untuk pergi kesekolah, atau sekedar bermain dihalaman rumah karena kematian yang mengincar mereka terasa begitu sangat dekat.
"Lae, mau kemana?" tanya salah satu warga berbaju merah yang terlihat berjalan dengan raut wajah penuh kecemasan.
"Ke kedai si Tanggang," jawab pria berbaju biru.
"Sama kita, Lae." pria berbaju merah mempercepat langkahnya, agar langkah mereka sejajar, dan mereka saling mengawasi setiap arah dan takut jika kalau ada serangan yang datang dengan tiba-tiba.
"Sudah tak aman kali ku tengok kampung ini, bah!" pria berbaju biru mengungkapkan perasaannya yang gelisah.
"Iya, akupun rasa begitu. Kita belum dapat informasi siapa yang memelihara Par Begu Ganjang, kalau dapat kita lenyapkan saja orangnya, sebelum kita yang dilenyapkan!" pria berbaju merah menanggapi.
"Yang gak adanya otaknya itu. Untuk apanya dia pelihara Begu Ganjang, kalau ujung-ujungnya dia dan keluarganya juga matinya!" si baju biru mengungkapkan kekesalannya.
Perjalanan mereka tidak terasa akibat mengobrol sepanjang jalan, sembari meluahkan segala keluh kesah yang sedang mereka hadapi.
Sesaat pandangan mereka tertuju pada sesuatu yang tergantung didahan pohon nangka dengan posisi terbalik.
Deeeegh
Jantung mereka seolah terhenti sejenak. Kedua mata membeliak dengan deru nafasnya yang memburu dan dada yang seolah sesak karena menahan gejolak perasaan yang diliputi ketakutan.
Mereka mengenali rambut putih yang menjuntai kebawah. Wajahnya membiru, serta lehernya terdapat luka cekikan yang cukup kuat.
kedua tangannya menggenggam sesuatu, dan hal ini membuat mereka saling pandang dan berteriak histeris.
"Mayat..., mayat! Mayat Datu Rospida!" keduanya berteriak bersamaan dan hal itu membuat warga lainnya merasa ketakutan, namun juga penasaran ingin melihatnya dari dekat.
Saat bersamaan, jasad wanita itu muncul benjolan-benjolan sebesar kelereng yang mana isinya darah dan nanah.
Mereka melarang para wanita untuk keluar dan begitu juga anak-anak. Salah satu diantara yang merupakan kepala desa menghubungi pihak kepolisian untuk kembali melaporkan kejadian yang mereka temukan pagi ini.
Saat bersamaan, pihak Kepolisian datang untuk membawa jasad Ambolas yang mereka tahan selama empat hari, meski perjanjian selama tiga hari, sebab ingin mencocokkan ciri-ciri kematiannya dengan yang dialami oleh Uci dan Lina semalam.
Rumondang yang mengintai dibalik jendela merasa gugup, namun mau tidak mau, ia harus keluar untuk menyambut jasad suaminya.
Para warga terlihat enggan membantunya. Lalu Polisi membawa jasad yang sudah beku itu masuk kedalam rumah.
Karena sebagian warga tak ingin membantunya, ia menghubungi abangnya-Lumban, untuk membantunya menguburkan jasad Ambolas.
Hasil autopsi menyatakan jika Ambolas mati dibunuh, tetapi tidak dapat dijelaskan siapa yang membunuhnya, sebab dapat menyangkutkan tubuhnya keatas dahan yang sangat tinggi. Tentu saja hal itu sangat mustahil dilakukan oleh manusia biasa.
Baru saja mereka mengantarkan satu jasad, kini ada lagi jasad yang harus mereka urus dan dibawa kerumah sakit. Sepertinya tugas mereka tidak akan berhenti sebelum ditemukannya siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Rasa ketakutan dan mencengkam atas kematian Datu Rospida, membuat mereka seolah kehilangan harapan. Wanita yang selama ini mereka anggap sakti saja harus mati mengenaskan, apalagi mereka yang tak memiliki kekuatan apapun?
Semua kekalutan yang mereka hadapi kian pelik, ditambah lagi dengan isu penyakit menular yang mana setiap kali bersentuhan atau terkena percikannya akan menular dengan cepat.
Anehnya dokter tak dapat mendiagnosa penyakit tersebut, dan menyimpulkan penyakit cacar biasa saja.
Dua orang Polisi mengevakuasi jasad Opung Rospida dengan bantuan tangga kayu yang panjang. Namun naasnya, benjolan itu memecah dan percikannya mengenai wajah dan mata Polisi yang saat ini sedang berupaya menurunkan jasad wanita sepuh tersebut.
Dengan cepat cairannya menyebar keseluruh tubuhnya dan membuat matanya memerah yang membuat iantak tahan untuk menggaruknya.
Hal tersebut membuat sang Polisi tidak menyadari jika ia sedang berada diatas pohon, dan kehilangan keseimbangannya, lalu terjatuh dari ketinggian empat meter dan menghempas tanah basah.
Braaaak
Ia masih bergerak dan meraung kesakitan, namun detik berikutnya, ia diam tak bergerak. Wajahnya begitu cepat ditumbuhi oleh benjolan yang mirip cacar tersebut.
Sontak saja hal itu membuat kegaduhan semakin parah. Warga desa berhamburan menjauh. Mereka tidak ingin tertular penyakit aneh tersebut, dan tak lagi memperdulikan jasad Opung Rospida yang tergantung diatas pohon nangka.
Polisi yang tersisa, mencoba menghubungi kantor untuk melaporkan kehadian misterius tersebut dan meminta bantuan personil lainnya.
Tak berselang lama, TNI dan juga Polisi juga dikerahkan, sedangkan warga sudah berlarian masuk ke rumah mereka masing-masing dengan rasa takut yang teramat besar.
Petugas menggunakan alat pelindung diri lengkap. Lalu memilih menguburkan jasad opung Rospida dengan membungkusnya menggunakan kantong jenazah untuk menghindari penyebaran yang lebih banyak.
Sedangkan Rumondang bersama abangnya terpaksa menguburkan jasad Ambolas dengan meminta bantuan para TNI dan Kepolisian yang akan menguburkan jasad Opung Rospuda, sebab tidak ada warga yang datang membatu. Semua itu karena rasa kecurigaan pada Rumondang yang membuatnya dihindari oleh warga.
Dengan menggunakan mobil tugas milik Kepolisian, jasad Ambolas dan juga Opung Rospida dibawa ke pemakaman, lalu dikubur dalam satu liang.
Kejadian demi kejadian yang terus berlanjut dan kematian yang beruntun, membuat warga merasa jika desa mereka telah berubah menjadi desa terkutuk.
Mereka mulai berfikir, jika mereka harus meninggalkan desa ini, sedangkan yang bertahan akan mencari tahu penyebabnya, sebab tidak rela harus pergi.
Namun bagi mereka yang tak ingin mati sia-sia, memilih untuk pergi, karena melawan sesuatu yang ghaib dan tidak memiliki kekuatan yang besar, sama saja melakukan hal konyol dan menyerahkan nyawa mereka untuk dia sang Iblis, suara yang memanggil dari kegelapan.
berarti JK Harta Kekayaannya ikutan Musnah ,, Rumondang kembali jd Kismin lagi donk yaa ,, kembali ke Kehidupan Awal lg 🤔🤔😱😱
semoga jg Perkampungan yg td nya Mati kembali Hidup lagi dg banyak nya Masyarakat yg kembali ke Kampung Halaman nya lagi 🤗🤗🤗
Semangat Datu Silaban ,,, Kamu psti bisa Mengembalikan Tondi nya Ture lg ke Jasad nya ,, Aku menaruh Harapan Besar pada Mu , Datu 🥳🥳😘😘
Agam nya Selamat dr si Begu nya ,,, tapi Ture nya malah sdh tak berdaya ,, mna sdh di Cekik nya ,,, apakah Ture selamat , kak ❓❓🤔🤔
knp pula tu Tas yg berisi ramuan nya mlh jatuh dn hilang entaah kmna 😤🥺🥺
sumpah Loch aku deg degan bgt bacanya 😱😱
Takut jg si Agam mati di tangan si Begu 🙈🙈🙈
pdhal mereka baru menyatakan perasaan nya masing-masing Loch ,,, masa mo berpisah alam 😔🥺
ahahayyy tp kek mana dgn wrg desa yaaa kira2 akan ngamuk g ya
ogn nyebur aja dehh 🤣🤣🤣
kekasih hati yg blm terungkap secara lisan 🤣🤣🤣
ayo ture pasti berhasil doa tulus seorang anak demi keselamatan ibunya pasti didengar Rumondang berhasil memutus perjanjian pas diujung ture tercekik