Bukan Sekedar Murid Biasa

...(𝟬𝟲:𝟬𝟭) ...

Jam di dinding menunjukkan pukul enam pagi, Indah terbangun, melihat Ethan masih tertidur dengan pulas.

John memesankan mereka satu kamar, toh mereka sudah dewasa dan mengerti apa saja hal yang pantas dilakukan.

Indah merasa tubuhnya segar di pagi hari ini, dimulai dengan membuka gorden, lalu menatap ke arah luar.

"Ajak Ethan jalan–jalan ah!"

Indah berbalik berniat membangunkan Ethan. Tapi yang mau dibangunin malah kepergok lagi melek dan ngintip.

"Eh udah bangun Than? Jalan–jalan yuk ke taman! Tuh, cantik bangett!" Kata Indah bersemangat, sembari menunjuk ke arah luar jendela.

"Ck, kalah sama kecantikanmu." Ethan berkata seperti itu sambil berbalik membelakangi Indah.

Entah apa maksud Ethan, yang pasti perkataannya membuat pipi Indah seketika memanas.

Suasana menjadi hening beberapa saat, sampai saat Ethan menoleh, ia menangkap pemandangan yang sangat menggemaskan.

"Ahh kamu malu ya? Tapi kamu lupa aku harus bedrest dulu? Panggil dukun gih biar aku bisa langsung jalan."

Ethan menahan tawanya, gips sebesar itu masak Indah tidak melihatnya?

"E–eh oiya.. Hmm kamu sih, kok bisa nabrak?" Indah sedikit kesal, tapi tak apa, dirinya bersyukur karna sudah diselamatkan Tuhan.

"Kemarin pas lagi fokus, jalanan belakang gelap, gak kelihatan apa–apa. Tapi tiba–tiba kita pingsan. Nah, kayaknya ada yang lagi berusaha mencelakai kita dengan cara menabrak mobil kita dari belakang. Kita harus lebih waspada. Nanti kamu aku kasih bodyguard ya, aku takut kamu kenapa–kenapa."

Ethan merubah posisinya yang semula membelakangi Indah, sekarang berusaha menekuk tubuhnya untuk duduk, dan berniat meregangkan punggungnya.

Namun, sepertinya ia juga lupa, kalau lagi ada gips di kakinya itu.

..." 𝙀𝙩𝙝𝙖𝙣𝙖𝙨 𝙅𝙤𝙝𝙣𝙨𝙤𝙣!! 𝙈𝙖𝙡𝙪𝙪 𝙖𝙨𝙩𝙖𝙜𝙖.. "...

"HAHAHAHA, Ethan, kamu sendiri yang mengingatkanku, tapi kamu sendiri yang lupa."

Setelah puas tertawa, Indah mendekat, lalu memegang–megang gips yang membalut betis dan engsel Ethan.

"I–ini, sakit? "

"Aww geli, Indah! Ya sakit lah Bu Dosen!"

"E–eh aku gak ngajar kedokteran ya! Jadi mana aku tau."

...𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠.. ...

"Eh, siapa itu?" Indah beranjak, lalu mengintip pada lubang pintu.

"Ohh kalian ternyata. Padahal saya belum izin libur, tapi kalian sudah tau saya mengalami kejadian naas ini?" Kata Indah setalah membukakan pintu.

Terlihat sekitar Tujuh orang, beramai–ramai ingin menjenguk Indah, niatnya.

Tapi..

"ETHAN?!"

"WAHH GILAA, BENERAN PACARAN BRO!"

"EHHH, TAPI COCOK LOH!"

"NIKAH! NIKAH! NIKAH!"

Semua mahasiswa dan siswi saling bersautan, tak percaya ada plot twist se plot twist ini di kampus mereka.

Semudah itu Ethan masuk dalam percintaan? Mana yang katanya trauma sama cinta?

Indah juga, sebagai Dosen pasti tidak asal–asalan mencari pasangan.

"FIX HARUS NIKAH!" Kata tujuh orang itu serentak.

"Lebay banget, gue juga masih normal makanya masih cinta ama cewek."

"Gak kayak Sarah, boti–"

"Ethan. Hm, ayo dijaga mulutnya."

"Ehh!"

(🫲🏻) Ethan menutup mulutnya, ia terkesiap Indah bicara begitu.

..." 𝘴𝘦𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘺𝘢 𝘨𝘶𝘦 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘐𝘯𝘥𝘢𝘩 ?! 𝘈𝘢𝘢𝘢𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘐𝘯𝘥𝘢𝘩! "...

Semua orang kini telah duduk di sofa, kecuali Ethan. Semua sudah membawa buah dan hadiah untuk Indah. Karna yang melihat kejadian, hanya melihat Indah yang di evakuasi.

"Kayaknya habis ambulance datang, disitu Ethan yang di evakuasi dulu. Terus aku gak fokus karna menelpon polisi langsung. Kenapa telpon polisi? Karna aku tau Ethan bukan orang yang ceroboh. Pasti yang melakukan ini adalah.. Orang yang berpengalaman tentunya."

"Polisi gak ada kabar dan info. Kita cari mandiri aja kah?" Kata mahasiswa ini berbicara lagi.

"Gak usah, gue udah tau pelakunya." Kata Ethan.

"Gak heran sih, Ethanas Johnson soalnya."

...****************...

...Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir batin ❤️🙏🏻...

...Happy Eid Adha 1446 H...