Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diusir
Setelah menatap suaminya beberapa menit, Ibu Royani mengalihkan pandangannya pada Kamila. Perlahan kakinya melangkah mendekati Kamila yang hanya bisa menunduk sesekali melirik nya.
"Aku percaya suamiku," ucap Ibu Royani menatap sinis Kamila.
Meskipun sebelumnya Kamila yakin jika Ibu Royani pasti akan lebih percaya suaminya, tapi tetap saja saat benar-benar terjadi Kamila merasa kaget sekaligus sedih.
Sementara Pak Mursan tersenyum licik karena akhirnya Ibu Royani lebih percaya cerita palsunya ketimbang pembelaan Kamila.
"Untung aku selalu merekam aktivitas Kamila secara diam-diam, jika tidak maka Royani tidak akan percaya padaku, dan kalau itu terjadi, aku tidak akan bisa lagi menikmati hartanya." batin Pak Mursan yang memang menikahi Ibu Royani karena harta.
"Kenapa Ibu percaya begitu saja tanpa ada bukti? Aku benar-benar tidak merayu apalagi ingin menjebak Pak Mursan." Sekali lagi, Kamila berusaha untuk meyakinkan Ibu Royani kalau dirinya tidak bersalah.
"Karena dia suamiku. Kamu sendiri bagaimana, kamu juga bicara tanpa bukti."
Mendengar jawaban Ibu Royani Kamila tak dapat berkata-kata selain menggelengkan kepala dengan rasa sesak dihatinya.
"Sekarang aku jadi tahu kenapa kamu tidak mengangkat telpon maupun membalas pesan ku meskipun aku sudah menghubungi mu berulang kali."
Seketika itu juga Kamila menjadi bingung dan mengingat-ingat dimana ia meletakkan ponselnya.
"Sepanjang hari aku tidak melihat ponselku, mungkin tertinggal di kontrakan."
"Hallahhh... kamu itu kebanyakan alasan Kamila, aku juga lihat kok kalau kamu kerjanya sambil main ponsel terus."
Mendengar apa yang suaminya katakan, Ibu Royani menjadi benar-benar marah dan langsung menarik lengan Kamila dengan begitu kasarnya.
"Sekarang kamu pergi dari sini!" tegas Ibu Royani menghempaskan Kamila hingga keluar dari dalam rumahnya.
"Kamu bukan hanya harus pergi dari rumah ini, tapi kamu juga harus angkat kaki dari kontrakan ku!"
Merasa tidak ada gunanya lagi membela diri, Kamila bersimpuh di kaki Ibu Royani meminta belas kasihan.
"Aku akan pergi, tapi tolong beri aku waktu," ucap Kamila memohon.
"Ini sudah sore, aku tidak mungkin menemukan tempat tinggal sebelum petang tiba."
Melihat Kamila menangis dan terus memohon kepadanya, hati kecil Ibu Royani yang pernah sangat menyayangi Kamila menjadi sedikit iba.
"Baiklah, tapi sebelum jam tujuh pergi kamu sudah harus keluar dari kontrakan ku!" tegas Ibu Royani yang kemudian masuk kedalam meninggalkan Kamila yang masih duduk di lantai.
Melihat Ibu Royani sudah tak terlihat oleh pandangannya, Pak Mursan melangkah mendekati Kamila.
"Kamila-kamila, aku begitu jatuh hati kepada mu begitu aku melihat mu, tapi kamu selalu saja menghindari ku, jika sekarang ini terjadi padamu, maka ini kesalahan mu. Sudah hamil diluar nikah masih saja jual mahal, hegh!!"
Tidak menjawab apa yang Pak Mursan katakan, Kamila mengusap air mata yang membasahi pipinya, kemudian bangkit dan meninggalkan rumah mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesampainya dikontrakan Kamila yang masih merasa sedih teringat dengan ponselnya. Kamila bergegas mencari dimana ponselnya berada. Setelah menemukannya di bawah baju lemarinya, Kamila membuka pesan masuk dari Ibu Royani.
[Kamila, kerumahnya agak siang aja, soalnya Ibu lupa kasih tau kamu kalau pagi-pagi Ibu ada senam bersama di alun-alun]
[Dirumah cuma ada Bapak, nanti kamu canggung lagi seperti yang kamu katakan kemarin]
[Kamila kenapa tidak membalas pesan ibu?]
Berderet pesan dan panggilan telepon dari Ibu Royani membuat Kamila terhenyak sesaat.
"Pantas saja Ibu Royani marah dan semakin percaya jika aku merayu dan menjebak Pak Mursan, Ibu Royani sudah memberitahu jika dirumah cuma ada Pak Mursan, tapi aku tetap datang ke sana. Argghh!!! siaaal..." umpat Kamila pada diri sendiri.
"Tapi sekarang sudah terlambat, Ibu Royani sudah marah dan mengusirku, jika aku berusaha keras untuk membuktikan jika aku tak bersalah sekalipun, aku belum tentu aman tinggal disini selama pria bajing4n itu masih menjadi istri Ibu Royani." Kamila menghela nafas lelah da membaringkan tubuhnya diatas ranjang.
Baru saja memejamkan mata, bayangkan Defandra melintas dalam pikirannya. Hal itu membuat Kamila teringat jika Defandra pernah memberikan nomor telpon padanya.
"Apa aku minta bantuannya saja?" batin Kamila yang kembali duduk dan membuka layar ponselnya lalu mencari nama Defandra di daftar kontaknya.
Setelah menemukan nama Defandra Kamila menekan tombol panggilan untuk menelponnya, tapi Kamila berubah pikiran dan hanya mengirimkan pesan singkat kepadanya.
[Hay Defandra, bagaimana kabarmu, aku Kamila, apa kamu masih mengingatku?] setelah mengirimkan pesan singkat itu, Kamila meletakkan ponsel di dadanya. Menunggu balasan dengan jantung berdebar kencang karena baru satu kali ini menghubungi seorang pria setelah hubungannya dengan Bayu berakhir tanpa ada kata perpisahan.
Sampai sepuluh menit berlalu, dua puluh menit berlalu hingga tiga puluh menit berlalu, Defandra tidak juga membalas pesannya. Hal itu membuat Kamila kecewa dan menghapus kembali pesan yang sudah is kirim pada Defandra.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊