NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anime / Reinkarnasi
Popularitas:497
Nilai: 5
Nama Author: Lidelse

Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lady Lyra Elara Von Elemendorf

Tiga bulan berlalu dengan cepat, dipenuhi sesi pelatihan pedang yang intensif dengan racel

(yang kini telah kembali dengan kristal),

sesi sihir yang menantang dengan Erin, dan pelajaran etiket yang membosankan bersama seorang tutor baru. Lyra (Reni) secara fisik menjadi lebih kuat dan cerdas, memenuhi tuntutan kedua orang tuanya sekaligus memenuhi rencananya sendiri.

Hari ini adalah ulang tahun Lyra yang kelima. Pagi harinya, para pelayan dan penjaga Kastil Astrea mengadakan perayaan kecil yang meriah. Lyra dipuji, dipeluk, dan diberi hadiah mainan mahal—semua hal yang disukai Putri Lyra.

Namun, di dalam hati Lyra, ada satu kecemasan yang terus menggerogoti. Racel kembali dari Wilayah Spora Iblis, tetapi ia segera disibukkan oleh tugas dari Duke Eminan.

Setelah mengirimkan kristal curiannya, Racel kembali ke rumah, tetapi ia hanya sempat memberikan ciuman selamat datang sebelum bergegas pergi lagi—kali ini untuk menangani rincian masalah anomali di perbatasan. Selama dua bulan terakhir, Racel hanya menghubungi mereka melalui cermin komunikasi, tetapi sudah beberapa minggu ini, komunikasi itu terputus sama sekali.

Lyra mencemaskan apakah Langkah Kuantum yang ia ajarkan berhasil sepenuhnya.

Saat sore hari, Lyra dan Erin berada di taman halaman depan kastil, menikmati udara dingin di bawah sinar matahari yang mulai meredup. Lyra, meskipun ulang tahun, tampak gelisah.

"Mama, apakah Papa akan menelepon malam ini?"

tanya Lyra, tanpa menatap ibunya.

Erin meletakkan cangkir tehnya, senyumnya sedikit dipaksakan.

"Papa pasti sangat sibuk, Sayang. Mama yakin dia baik-baik saja. Dia sudah menguasai teknik yang kau ajarkan..."

Tepat saat Erin berbicara, langkah kaki yang cepat terdengar di kerikil halaman. Seorang penjaga pria, dengan lambang Astrea di bahunya, berlari ke arah mereka. Ia bernama Merbrit, salah satu penjaga paling setia.

Merbrit membungkuk dalam-dalam.

"Duchess Erin! Tuan Putri Lyra! Ada kabar baik!"

"Ada apa, Merbrit? Apakah ada serangan?"

tanya Erin, Mana di sekitarnya seketika menegang.

"Tidak, Yang Mulia! Justru sebaliknya!"

Merbrit terengah-engah.

"Kami menerima pesan dari pos pemeriksaan di Gerbang Timur. Marquess Racel Astrea, sudah sampai di Kota Silvania!"

Rasa lega melanda Lyra dan Erin.

"Dia sudah di rumah?"

tanya Erin, suaranya dipenuhi kelegaan.

"Belum, Yang Mulia. Beliau sekarang berada di Middle Ring, dekat area Menara Pusat Kota. Beliau sedang memimpin tim untuk memasang Kristal Mana Kelas Atas di titik-titik pertahanan penting Kota Silvania. Dia bilang, harus memastikan sendiri bahwa energi itu terdistribusi dengan benar sebelum kembali ke kastil!"

Lyra seketika bangkit dari bangkunya. Racel berada di Kota Silvania, bekerja keras sendirian. Itu artinya, Lyra bisa menemuinya.

"Mama, kita harus ke sana!"

kata Lyra, matanya bersinar.

"Papa pasti lelah dan lapar. Ini ulang tahunku! Lyra harus membawakan Papa kue ulang tahun!"

Erin melihat tekad di mata putrinya. Dia tahu ini bukan hanya tentang kue. Lyra ingin memastikan Racel benar-benar aman, dan mungkin, melihat Langkah Kuantum dioperasikan di tengah kota.

"Baiklah, Sayang,"

kata Erin, menghela napas pasrah.

"Mama setuju. Ini hari ulang tahunmu, dan Papa sudah lama sekali tidak pulang."

Erin menoleh ke Merbrit.

"Merbrit, panggil Mia. Kami akan bersiap. Dan pastikan kereta kami tidak menggunakan lambang resmi Astrea. Kita akan bergerak tanpa pemberitahuan."

Dalam waktu setengah jam, Lyra dan Erin, ditemani Mia, berangkat menuju Kota Silvania dengan kereta yang disamarkan.

Setibanya mereka di Middle Ring, area pusat perdagangan yang kini tampak jauh lebih hidup berkat pasokan energi yang baru, suasana kerja keras terlihat di mana-mana. Kristal-kristal besar memancarkan cahaya ungu yang kuat saat tim teknisi berusaha memasangnya di pilar-pilar pertahanan kota.

Lyra dan Erin segera menemukan Racel.

Racel, mengenakan pakaian kerja sederhana, tampak berdebu tetapi fokus. Ia sedang mengawasi seorang teknisi yang mencoba menanamkan kristal besar ke dalam pilar batu.

"Tidak, tidak! Putaran Mana-nya terlalu cepat! Kalian harus menyelaraskan putaran Rune Pengaman dengan frekuensi putaran Rune Penyerap!"

teriak Racel kepada para teknisi.

Erin dan Mia menunggu dengan sabar di balik gerobak besar, Lyra dipegangi Mia.

"Kita tidak bisa mengganggu Papa sekarang, Tuan Putri,"

bisik Mia.

"Dia sedang dalam mode Marquess yang bekerja."

Lyra menggeleng. Ia harus memastikan sesuatu.

"Papa kelelahan. Lyra akan membantunya,"

kata Lyra.

Sebelum Erin atau Mia sempat bereaksi, Lyra merapal Silent Step. Ia melepaskan genggaman Mia dan bergerak secepat kilat.

BLIP! BLIP!

Lyra menggunakan dua Langkah Kuantum kecil dan muncul tepat di samping Racel, di antara dua pilar besar, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Racel terkejut. Dia berbalik dan melihat putrinya berdiri di sampingnya.

"Lyra? Erin? Apa yang kalian lakukan di sini?"

Racel bertanya, suaranya antara kaget dan senang.

Lyra tidak membuang waktu. Ia menunjuk ke pilar.

"Papa, Rune Penyerapnya tidak sinkron karena ada distorsi udara lokal di sini. Lyra bisa memperbaikinya!"

Lyra segera menyentuh pilar batu itu. Ia menarik Mana dari Cincin Alpha-nya, dan mengaktifkan Medan Ruang Mikro yang tidak berbahaya. Ia tidak mencoba mengubah waktu, tetapi menenangkan udara di sekitar pilar.

Begitu distorsi udara hilang, putaran Mana di Rune Pengaman dan Rune Penyerap seketika sinkron. VUUUM! Kristal itu menyala dengan sempurna.

Para teknisi di sana bersorak gembira, mengira itu adalah keajaiban.

Racel menatap Lyra, terkejut luar biasa.

"Lyra... kau tidak hanya menguasai Langkah Kuantum. Kau juga menguasai Stabilisasi Spasial?"

Lyra tersenyum bangga.

"Selamat ulang tahun, Papa! Lyra membawa kue untuk Papa!"

Lyra kemudian menunjuk ke arah Erin dan Mia.

Racel tidak peduli dengan kue lagi. Dia segera memeluk Lyra erat-erat, kemudian menarik Erin ke sisinya.

"Erin, anak ini... dia benar-benar akan menjadi Archmage terhebat di Elemendorf!"

Racel berbisik ke telinga istrinya, dipenuhi kebanggaan.

Erin hanya tersenyum lelah, tetapi penuh cinta.

"Aku sudah bilang padamu, Racel. Sekarang, ayo kita makan kuenya. Dan Lyra, ceritakan pada Papa bagaimana kau melakukan 'stabilisasi udara' itu."

Tepat saat mereka hendak meninggalkan area pilar, sebuah suara serak dan bergetar menginterupsi mereka.

"Sungguh... pemandangan yang luar biasa."

Semua orang menoleh. Di ujung jalan, di bawah cahaya keemasan kristal yang baru dipasang, berdiri seorang pria. Dia menggunakan jubah tebal dan lusuh, yang seharusnya berwarna abu-abu, tetapi kini dipenuhi bercak-bercak darah kering yang gelap. Wajahnya—sebagian tertutup bayangan topi hood jubahnya—tidak terlihat jelas, tetapi apa yang terlihat di bawahnya menunjukkan kelelahan yang ekstrem.

Pria itu berjalan perlahan menuju pilar besar tempat Kristal Mana baru bersinar. Dia mengangkat tangan dan menyentuh batu dingin itu dengan ujung jarinya.

"Pilar-pilar ini... kristal-kristal yang begitu kuat. Aku tahu Raja Tua menyembunyikan sebagian cadangan, tetapi aku tidak menyangka... dia menyembunyikan urat tambang Kelas Atas seperti ini,"

gumam pria itu, nadanya dipenuhi kekaguman yang berubah menjadi keputusasaan yang pahit.

Racel dan Merbrit seketika mengambil posisi siaga. Racel dengan cepat mendorong Erin dan Lyra ke belakang punggungnya. Mana Dewa Pedang Racel menyala, siap menarik pedang Astrea.

"Siapa kau? Dan menjauhlah dari kristal itu!"

bentak Racel.

Pria itu menoleh. Matanya, yang kini terlihat jelas, tampak merah dan bengkak karena kurang tidur, dan penuh dengan kegilaan yang samar.

"Aku? Aku adalah seseorang yang telah menyia-nyiakan waktu berharganya selama enam bulan terakhir,"

cibir pria berjubah itu.

Dia menyentakkan tangannya dari pilar, lalu melontarkan kekecewaan yang mendalam dan putus asa.

"Aku bersusah payah, mempertaruhkan semua yang kumiliki, mengumpulkan Mana yang paling kuno dan berbahaya untuk menciptakan penghalang itu! Aku mengorbankan segalanya untuk menekanmu, memaksa kerajaan ini bertekuk lutut karena kekurangan energi!"

Dia tertawa, tawa itu terdengar seperti pecahan kaca.

"Tapi rupanya... semua sia-sia! Kalian punya cadangan yang luar biasa! Kalian punya energi untuk bertahan berbulan-bulan lagi! Semua usahaku sia-sia! Tidak ada lagi gunanya mempertahankan penghalang yang rapuh itu!"

Pria itu mengangkat kedua tangannya ke udara, energi aneh yang tidak seperti Mana biasa—lebih mirip uap dingin—mulai berkumpul di sekitarnya.

"Aku lelah. Aku kedinginan. Dan kalian... kalian menghancurkan rencana besarku dengan Kristal yang bahkan lebih kuat dari yang kubayangkan! Jadi, ambillah kembali jalur perdagangan kalian! Aku sudah selesai!"

Dengan raungan yang sarat penderitaan, pria itu melepaskan Mana yang berkumpul. Bukan serangan, tetapi sebuah gelombang energi yang menyebar dengan cepat ke udara, bergerak menuju langit timur.

"Penghalang itu sudah tidak ada lagi! Kerajaanmu tidak akan kelaparan! Tapi ingat ini, Marquess Astrea! Krisis ini belum selesai! Ini baru permulaan!"

Pria itu menjatuhkan dirinya ke tanah, tampak lumpuh karena kelelahan Mana.

Racel, Erin, dan Lyra terpaku. Penghalang di perbatasan... hilang? Dibuat dan dihancurkan oleh pria gila yang tampak kelelahan di depan mereka?

Racel segera melonggarkan Mana-nya, tetapi tetap waspada.

"Merbrit! Tangkap dia! Tapi jangan lukai! Dia adalah kunci dari anomali itu!"

Merbrit dan dua penjaga bergegas maju. Mereka segera mengikat pergelangan tangan pria berjubah itu dengan rantai Mana pengekang dasar. Pria itu terlalu kelelahan untuk melawan.

Saat rantai menyentuh kulitnya, pria itu mendongak, tatapan matanya yang merah tertuju pada Racel dan Lyra. Senyumnya kini benar-benar mengerikan, sebuah campuran keputusasaan dan keyakinan fanatik.

"Kalian menang hari ini, Marquess Astrea,"

bisik pria itu, suaranya nyaris hilang.

"Kalian berhasil menemukan kristal, dan kalian menghancurkan pekerjaan besar seorang pria. Tetapi kalian harus tahu... Tuhan akan menghabisi kalian semua."

Kata-kata terakhir itu diucapkan dengan desisan tajam yang sarat Mana. Tepat setelah kata "semua" keluar dari bibirnya, tubuh pria itu tiba-tiba berkedip dan menghilang dari dalam rantai pengekang, seolah-olah ia tidak pernah ada di sana.

Rantai Mana jatuh ke tanah, berdentang lemah.

Racel, Merbrit, dan para penjaga terkejut. Pria itu tidak berteleportasi; dia melarikan diri melalui distorsi ruang-waktu tingkat tinggi.

"Sial!"

Racel mengutuk.

"Dia melarikan diri! Dia menggunakan Mana terakhirnya untuk lari!"

Tepat pada saat itu, Erin merasakan lonjakan energi kolosal.

Erin sang Archmage, menjerit kecil. Ia berlutut, memegang kepalanya, seolah merasakan sakit yang teramat sangat. Aura es yang biasanya tenang di sekitarnya kini bergetar hebat.

"Mama! Ada apa?"

Lyra berlari ke arah Erin.

Erin mendongak, matanya lebar dan memancarkan ketakutan yang dingin.

"Racel... aku merasakannya!"

desis Erin.

"Lonjakan Mana itu... pria itu melepaskan penghalang ruang-waktu di perbatasan secara instan! Itu terlalu banyak Mana untuk dilepaskan sekaligus!"

Erin menarik napas dalam-dalam, menstabilkan Mana-nya. Ia memejamkan mata dan kemudian membukanya dengan lega yang bercampur rasa ngeri.

"Penghalang yang menyelimuti perbatasan... sudah hilang sepenuhnya,"

kata Erin, suaranya bergetar.

"Jalur perdagangan sudah terbuka. Krisis pasokan sudah berakhir."

Racel menurunkan pedangnya, menghela napas lega dan frustrasi. Mereka mendapatkan kemenangan, tetapi kehilangan kuncinya.

"Pria itu. Dia mengorbankan segalanya untuk penghalang itu,"

Racel menyimpulkan.

"Sekarang dia bebas, dan kita tidak tahu siapa dia."

Lyra menatap ke arah timur, tempat gelombang energi pria itu menghilang. Ia tahu bahwa meskipun krisis pasokan berakhir, krisis ancaman baru saja dimulai. Pria itu adalah master Distorsi Spasial, dan ancamannya jelas.

Lyra menoleh ke Racel dan Erin. Ia tahu apa langkah selanjutnya yang harus mereka ambil.

Racel dan Erin kini memeluk Lyra di tengah keramaian Middle Ring. Misi Lyra berhasil: ia menyelamatkan Ayahnya, ia mendapatkan Artefak Penyimpanan Mana-nya, dan ia mendapatkan akses ke pengetahuan sihir.

Lyur kini telah menginjak usia 5 tahun, dan ia menyadari sepenuhnya.

Dia adalah Lyra Elara Astrea.

Dia adalah putri dari Dewa Pedang dan Archmage terkuat. Dia adalah pewaris darah Archmage yang telah menukar kristal ayahnya untuk mencapai tujuannya, dan seorang pendekar pedang yang telah mengajarkan teknik teleportasi kepada Dewa Pedang itu sendiri. Dia telah bernegosiasi dengan penjahat, mengalahkan krisis ekonomi, dan sekarang tahu bahwa musuh sebenarnya adalah Penyihir Ruang-Waktu yang fanatik.

Lyra telah lulus dari masa kanak-kanak dini dan kini siap untuk menghadapi medan perang barunya: Akademi Kerajaan.

END

1
Anonymous
ceritanya wahhh, sih. cuma kayaknya penulisan nya bisa lebih emosional lagi
Anonymous
gila plot twist nya
Moge
episode 4 udah mulai seru jir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!