NovelToon NovelToon
Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Romansa / Fantasi Wanita / Pihak Ketiga
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu

Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.

Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part. 12- KSA, KDC

Sejak hari keluarga Arga datang melamar, rumah paman Keira tidak pernah lagi benar-benar sepi. Para tetangga datang silih berganti, ada yang memberi selamat, ada pula yang hanya ingin tau.

Akhir-akhir ini bibi Keira sering sibuk menyiapkan daftar keperluan, sementara pamannya lebih sering termenung, seolah masih tak percaya keponakannya akan menikah dengan pewaris keluarga konglomerat.

Lalu bagaimana dengan Keira?

Gadis itu lebih banyak mengurung diri di kamar. Setiap kali menatap cermin, ia seakan berbicara pada dirinya sendiri.

“Keira… apa kau benar-benar siap? Hidupmu tidak akan sama lagi. Kau bahkan belum sempat mengejar impian kuliahmu…” gumamnya lirih.

Terkadang ia teringat jumlah uang yang ditawarkan dalam perjanjian itu, 10 miliar. Nominal yang bahkan membuatnya gemetar. Uang itu bisa mengubah hidup semua orang yang ia sayangi. Tapi… harga yang harus dibayar adalah dirinya sendiri.

Sementara itu, Arga sudah mengatur segala persiapan dengan ketenangan khasnya. Namun, orang tuanya dan terutama sang kakek, terus menekan agar pernikahan dilakukan sesegera mungkin.

“Arga, jangan menunda-nunda lagi,” ucap kakeknya suatu malam. “Kau sudah membuat pilihan, jadi buktikan kalau kau bisa bertanggung jawab.”

“Aku tau, Kek,” jawab Arga singkat.

Beberapa hari kemudian, Keira dipanggil ke rumah keluarga Arga untuk membicarakan detail acara. Saat memasuki rumah megah itu, ia merasa seperti orang asing di dunia yang tidak pernah ia bayangkan.

Ibunda Arga menyapanya dengan hangat, meski tatapan beberapa kerabat terlihat berbeda-beda.

“Keira, jangan canggung. Mulai sekarang anggap rumah ini juga milikmu," seru bu Widia.

“Terima kasih, Bu," Jawab Keira, seraya menunduk sopan. Namun, jauh di dalam hatinya ia merasa seperti terperangkap.

**

Saat di perjalanan pulang bersama Arga, Keira akhirnya bicara setelah lama diam.

“Arga… aku merasa semua ini terlalu cepat. Aku bahkan gak tau apakah aku siap menikah. Aku takut… kehilangan diriku sendiri.”

Arga meliriknya sekilas dari balik setir, lalu kembali menatap jalan.

“Kau tidak akan kehilangan dirimu, Keira. Justru, kau akan menemukan versi dirimu yang baru.”

Keira lalu menggeleng dengan cepat, “Aku ingin kuliah, Arga. Aku ingin mengejar mimpiku… bukan hanya jadi istri yang dipajang.”

Arga mengerem mobilnya dan berhenti di tepi jalan, hingga membuat Keira menoleh karena terkejut.

Lalu, pria itu menatapnya dengan serius dan berkata, “Kalau itu keinginanmu, aku akan mengizinkanmu kuliah setelah menikah. Tapi satu hal, jangan pernah berpikir untuk mundur sekarang. Aku tidak akan mengulang pilihan ini pada orang lain.”

Keira tercekat. Ucapan Arga terdengar seperti perintah, tapi juga sebuah janji. Ia pun hanya bisa menunduk, merasakan hatinya yang semakin bimbang.

“Arga… aku masih takut.”

“Takut itu wajar, yang penting, jangan lari.”

🌸✨🌸✨🌸✨🌸✨🌸✨🌸✨🌸✨🌸✨

Dua minggu kemudian...

Pernikahan Arga dan Keira pun akhirnya di gelar hari ini.

Cahaya matahari sore menembus kaca besar ruang rias, memantulkan kilauan dari gaun putih anggun yang membalut tubuh Keira.

Gaun itu sederhana namun elegan, dengan detail renda halus di bagian bahu yang membuat penampilannya semakin manis. Rambut hitamnya ditata rapi, dihiasi tiara mungil yang berkilauan.

Keira berdiri di depan cermin besar, nampak asyik menatap bayangannya sendiri. Senyum tak percaya perlahan terukir di bibirnya.

“Jadi ini penampilanku saat menjadi pengantin…” gumamnya. Ia berputar pelan, sambil memperhatikan gaunnya yang mengembang indah. “Aku… terlihat seperti orang lain.”

Ia lalu menunduk dan matanya pun berkaca-kaca. Tak pernah sedikit pun ia membayangkan bisa berada di titik ini, apalagi dengan pernikahan yang begitu megah dan mewah.

Saat itu, pintu ruang rias berderit pelan. Masuklah pamannya, dengan setelan jas sederhana yang membuatnya tampak rapi.

Namun, yang paling mencolok adalah tatapan matanya yang penuh haru. Ia berdiri mematung, seolah tak percaya melihat sosok Keira.

“Paman…” panggil Keira.

Air mata pamannya pun menetes begitu saja. “Ya ampun, Keira… kamu cantik sekali, Nak. Paman… hampir tak mengenalimu.”

Keira tersenyum ceria, lalu menghampiri pamannya langkah demi langkah. Ia meraih tangan lelaki itu dan menggenggamnya dengan derat.

“Paman, terima kasih… karena sudah merawatku selama ini. Aku tau, tidak mudah menanggung beban seorang keponakan yang keras kepala sepertiku.”

“Jangan bilang begitu." balas pamannya seraya menggelangkan kepalanya. "Kamu bukan beban, Keira. Kamu… satu-satunya keponakan yang Paman punya. Melihatmu berdiri di sini hari ini, begitu cantik dan siap menjalani hidup baru… itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Paman bahagia.”

Keira lalu memeluk pamannya dengan erat, "Aku janji, aku akan baik-baik saja. Aku akan tetap jadi Keira yang selalu ceria, meskipun jalanku berbeda nanti.”

Suasana yang tadinya penuh haru, kini berubah menjadi hangat ketika Keira melepaskan pelukannya lalu tersenyum lebar. Dengan gaya khasnya, ia mengedipkan mata dan bercanda,

“Tapi serius, Paman… jangan sampai Paman nangis pas jalan nganterin aku nanti, ya. Bisa-bisa maskara aku ikutan luntur!”

"A ha ha...." Pamannya terbahak kecil di sela air matanya, seraya mengusap wajahnya. “Dasar kamu… bahkan di hari pernikahan pun masih saja bisa bercanda.”

"xixxi... Ya harus begitu, Pan. Kalau aku sedih terus, nanti Arga malah kabur karena nyangka dapat pengantin yang cengeng.”

" A HA HA HA HA.... "

Keduanya pun tertawa bersama.

**

Acara pernikahan itu digelar di taman outdoor yang megah. Dekorasi bunga putih dan lampu gantung kristal menambah kesan elegan pernikahan yang cukup privasi itu.

Semua keluarga dan kerabat sudah duduk rapi, untuk menyaksikan prosesi yang akan segera dimulai.

Namun, sebelum acara dimulai, suasana sempat ricuh. Panitia kebingungan mencari kotak cincin yang tiba-tiba tidak ada di meja persiapan.

“Cincinnya… hilang?!” suara salah satu panitia panik.

Keira yang mendengar kabar itu langsung pucat. “Ya ampun… jangan bilang aku bawa sial di hari penting ini…” gumamnya sambil ikut panik.

Sementara, Arga yang duduk agak jauh hanya mendengus, wajahnya tetap tenang meski sedikit kesal atas keributan itu. “Cari lebih teliti. Cincin itu tidak mungkin hilang begitu saja," serunya.

Beberapa menit yang menegangkan berlalu, hingga akhirnya seorang panitia berlari sambil membawa kotak kecil itu. “Ketemu! Ternyata jatuh di bawah kursi mobil pengantin!”

Keira menepuk dadanya karena merasa lega, lalu spontan nyeletuk, “Huh, hampir saja aku jadi janda sebelum menikah.”

Semua orang yang ada di dekatnya pun tertawa kecil, termasuk pamannya yang ikut menenangkan. Sedangkan Arga hanya melirik Keira sekilas, lalu bergumam, “Kau selalu seperti itu, bahkan di momen kritis seperti ini”

“Ya, daripada tegang seperti kamu, lebih baik aku bikin suasana hidup, kan?” balas Keira seraya mengangkat alisnya.

Arga tidak membalas lagi, ia hanya menghela napas seolah menahan emosi tapi juga ingin tertawa.

**

Beberapa saat kemudian, prosesi sakral pun dimulai. Semua tamu seakan menahan napas ketika penghulu membuka acara.

Arga sudah duduk bersila di hadapan meja akad, didampingi ayahnya dan saksi. Suaranya tenang, namun tegas ketika melafalkan ijab kabul.

“Saya terima nikahnya Keira Prameswari binti almarhum Reza dengan maskawin tersebut, tunai.”

“SAH!” serentak para saksi menjawab. Di susul tepuk tangan dan ucapan syukur yang bergema.

Keira yang mendengar kata “sah” itu mendadak merasa lututnya lemas. “Jadi… aku benar-benar istri sekarang.” Ia menunduk sehingga berlinang air mata. "Tidak... Aku hanya istri di atas kontrak pernikahan," batinnya.

**

Setelah prosesi selesai, Arga menghampiri Keira. Ia meraih tangannya, lalu memasangkan cincin di jari manis Keira. Tatapannya sangat dalam layaknya pengantin yang sesungguhnya.

“Jadi… kita resmi jadi pasangan aneh, ya," celetuk Keira.

“Bukan aneh. Tapi pasangan yang ditakdirkan.”

"Kamu memang pandai berakting, Tuan dingin!."

BERSAMBUNG...

1
Nurul Awula
lanjut Thor seru banget ceritanya
Aurora: siap... di proses
total 1 replies
Nurul Awula
aku selalu menanti dan menunggu
Aurora: Makasih.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
makin seruu ini , jadi penaran😂🤣🥰🥰
Aurora: lanjut baca lagi kak.... udah update beberapa episode tuh 🥰
total 2 replies
Mia Camelia
🥰👍😄
Aurora
Maksudnya baru lulus sekolah ya, typo😄🙏
Mia Camelia
lanjut thor, makin seruuu🥰🥰🥰
Aurora: siap.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
lanjut thor ,makin seru nih😍😍😍
Aurora: siap kak... jangan lupa kasih bintang juga ya... 😍😍🙏
total 1 replies
Wiwik Susilowati
hadir kk
Aurora: Terima kasih kakak... Semoga suka dengan karya barunya.. 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!