NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap

Malam di kota Hongya terasa sunyi setelah hiruk-pikuk siang tadi. Lampion-lampion bergoyang pelan, bayangan memanjang di dinding-dinding rumah, dan suara seruling samar terdengar dari kedai minum yang belum tutup. Namun di kamar kecil penginapan, Xiao Feng duduk bersila di atas ranjang kayu keras, wajahnya serius.

Di tangannya, batu giok hijau pucat memancarkan cahaya samar. Sejak bentrokan dengan sekte Naga Merah tadi, giok itu bergetar aneh, seakan merespons bahaya yang mengintai. Xiao Feng menggenggamnya erat, merasakan kehangatan yang tidak wajar.

 “Apa sebenarnya rahasia batu ini?” pikirnya, jantung berdegup kencang.

Ia mengingat kata-kata gurunya, Wu Zhen.

*“Jangan lepaskan benda itu. Suatu hari, kau akan tahu mengapa ayahmu menitipkannya padamu.”*

Xiao Feng menarik napas panjang, lalu menutup mata. Ia mulai bermeditasi, menyalurkan Qi dari inti kecilnya ke batu giok. Biasanya, giok itu hanya diam, tapi malam ini… sesuatu berbeda.

Cahaya hijau semakin terang, mengalir ke seluruh ruangan. Xiao Feng merasa tubuhnya seakan ditarik masuk ke dalam pusaran energi.

“Ahhh!” Ia terperanjat, tapi tubuhnya sudah tak mampu melawan. Dalam sekejap, kesadarannya terseret ke dalam dunia yang asing.

Ketika ia membuka mata, ia tidak lagi berada di kamar penginapan. Ia berdiri di padang luas penuh bintang, langit gelap dihiasi galaksi berputar, dan di depannya terdapat sebuah altar batu kuno.

Altar itu dipenuhi ukiran naga, phoenix, qilin, dan kura-kura hitam—simbol dari empat beast kuno. Cahaya hijau dari giok berdenyut, menyatu dengan altar itu.

Xiao Feng terdiam, matanya membelalak. “Apa ini… dunia di dalam batu giok?”

Suara berat bergema di udara, dalam tapi samar, seolah berasal dari ribuan tahun lalu.

“Anak keturunan Feng… akhirnya kau datang.”

Xiao Feng menoleh ke segala arah, tubuhnya tegang. “Siapa kau?! Tunjukkan dirimu!”

Dari atas altar, cahaya hijau membentuk sosok samar seorang pria berjubah panjang, wajahnya kabur tapi auranya agung.

“Aku adalah jejak jiwa dari **Feng Tianya**, leluhurmu. Batu giok ini menyimpan warisan yang hanya bisa dibuka oleh darah keturunanku.”

Mata Xiao Feng melebar. “Leluhurku? Ayahku… apa kau mengenalnya? Kenapa beliau meninggalkanku dan menghilang?”

Sosok cahaya itu menatapnya dengan mata penuh rasa iba. “Ayahmu adalah salah satu penjaga rahasia batu giok ini. Namun, ia dikhianati, dipaksa melarikan diri demi melindungimu. Jika kau memegang giok ini, berarti dia gagal kembali padamu… atau ia telah tiada.”

Kata-kata itu menancap seperti pisau di hati Xiao Feng. Tenggorokannya tercekat, matanya panas. “Tidak… Ayahku… pasti masih hidup. Aku tidak percaya dia mati begitu saja.”

Sosok cahaya itu tidak menjawab, hanya menghela napas panjang. “Percaya apa yang ingin kau percayai, anakku. Namun ketahuilah, jalanmu tidak akan mudah. Banyak sekte, keluarga, bahkan iblis dunia lain mengincar warisan ini. Kau harus siap menanggung beban yang bahkan langit pun tak sanggup.”

Xiao Feng menggertakkan gigi, air matanya jatuh. Namun dalam tangis itu, ada api menyala.

“Aku tidak peduli berapa banyak musuh menghadang. Aku akan jadi kuat. Aku akan menantang langit, melindungi orang-orang yang kucintai, dan mencari ayahku sampai kutemukan!”

Sosok cahaya itu tersenyum samar. “Semangatmu… mengingatkanku pada leluhur pertama kita. Baiklah, sebagai langkah awal, aku akan memberimu bagian pertama dari warisan giok ini.”

Altar bergetar. Dari dalamnya, muncul simbol bercahaya berbentuk naga berputar. Simbol itu melayang, masuk ke dada Xiao Feng.

Tubuhnya bergetar keras. Rasa sakit luar biasa menyambar urat-uratnya, seolah naga itu merobek tubuhnya dari dalam. Xiao Feng berteriak, tubuhnya terjatuh di altar, tapi ia menggigit bibirnya hingga berdarah.

“Aku… tidak akan menyerah! Ini jalanku… ini sumpahku!”

Perlahan, rasa sakit berubah menjadi kekuatan. Qi di tubuhnya mengalir lebih deras, meruntuhkan dinding tipis yang menghalanginya. Dalam sekejap, Xiao Feng menembus batas—dari tingkat Pemula tahap tiga ke tahap lima!

Napasnya berat, tapi matanya menyala bagaikan bara api.

Sosok cahaya itu mengangguk puas. “Kau layak. Tapi ingat, ini baru permulaan. Warisan penuh baru akan terbuka ketika kau sanggup menghadapi empat beast kuno dalam giok ini. Sampai saat itu… jangan biarkan giok ini jatuh ke tangan siapa pun.”

Cahaya altar meredup, dunia berbintang mulai pudar. Suara leluhur itu semakin jauh, seolah tertelan waktu.

“Ingat, Xiao Feng… tantang langit, dan dunia akan tunduk padamu…”

Xiao Feng terbangun di kamar penginapan. Tubuhnya basah oleh keringat, nafasnya tersengal, tapi ia bisa merasakan perbedaan jelas—Qi di tubuhnya berlipat ganda, mengalir deras seperti sungai.

Ia menatap batu giok di tangannya. Cahaya samar itu kini tenang, seakan tidur kembali.

 “Jadi… inilah rahasia giok ini. Warisan leluhur, musuh yang mengincar, dan ayahku yang mungkin masih hidup…”

Tangannya mengepal. Rasa takut, bingung, dan rindu bercampur, tapi di balik semua itu ada tekad baja.

“Aku akan melangkah lebih jauh. Apa pun yang menunggu, aku tidak akan berhenti.”

Di luar jendela, fajar pertama menyingsing, cahayanya menyapu kota Hongya. Hari baru dimulai, dan begitu pula langkah baru Xiao Feng di jalan panjang menuju puncak dewa.

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!