Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
********
Ketika sedang asyik dengan fikirannya, tiba tiba Suina mendengar suara bel rumah Edo berbunyi.
" Siapa yang datang? " gumam gadis itu kaget.
Karena tidak ingin Edo terbangun, dengan cepat Suina keluar untuk melihat siapa yang datang.
Ia pun membuka gerbang rumah itu sambil bertanya.
" Siapa? " ucap Suina.
Namun begitu ia melihat orang itu, Suina langsung kaget.
" Kamu! " ucap Suina.
Ternyata Rey yang datang karena ingin mengunjungi Edo setelah cukup lama mereka tidak bertemu.
Melihat Suina keluar dari rumah Edo, langsung membuat Rey terkejut kemudian langsung tersenyum.
" Kamu ngapain di sini? " tanya Suina penasaran.
" Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kamu ngapain di rumah sepupuku? apa kamu juga tinggal di sini? " jawab Rey sambil bertanya.
" Hah! " ucap Suina kaget.
" Jadi kamu dan dokter Edo saudaraan? " tanya Suina memastikan.
" Em! " jawab Rey mengangguk.
Kemudian ia langsung ingin masuk kedalam, namun dengan cepat di hentikan Suina.
" Eh tunggu! kamu nggak bisa masuk kedalam. " ucap Suina melarangnya.
" Kenapa? " tanya Rey bingung.
" Biasa aja kan kamu bohong, ngaku ngaku sepupunya dokter Edo padahal bukan. bisa aja kan kamu itu orang jagat.
Mendengar penuturan gadis itu, membuat Rey tertawa geli.
Seumur umur ia datang berkunjung kekediaman keluarga Edo, baru kali ini di anggap sebagai orang jahat.
" Siapa namamu? biar aku lapor kepemilik rumah ini dulu. " tanya Suina dengan tatapan datar.
" Rey. " jawab Rey singkat sambil tersenyum dingin.
" Baiklah, tunggu sebentar. " ucap Suina.
" Tidak masalah. " jawab Rey yang tidak keberatan.
Dengan cepat Suina masuk kedalam untuk memberitahu Edo, tidak lupa ia menutup kembali gerbang itu dengan rapat.
Sesampainya di dalam, Suina terlihat ragu untuk membangunkan Edo karena melihat pria itu tidur dengan sangat nyenyak.
" Aku harus gimana ya? kalau aku bangunin nggak enak, tapi kalau nggak aku bangunin, gimana dengan orang yang ada di depan? " gumam Suina kebingungan.
" Bangunin aja deh, nggak enak sama orang di depan. gimana kalau orang itu penting. " gumam Suina memberanikan diri.
Ia pun mendekat kemudian memperhatikan wajah damai pria itu yang sedang tertidur sejenak.
" Tidur aja cakep. " batin Suina sambil tersenyum.
Namun dengan cepat ia membuyarkan lamunannya dan langsung membangunkan Edo dengan pelan.
" Dok! " panggil Suina pelan.
Tidak ada tanggapan dari Edo, karena pria itu tidur cukup nyenyak.
" Dokter Edo! " panggil Suina lagi dengan menaikkan sedikit nada bicaranya.
" Hm? " jawab Edo pelan namun masih memejamkan matanya.
" Maaf aku gangguk. " ucap Suina yang merasa tidak enak.
" Kenapa? " tanya Edo menatapnya.
" Itu di depan ada tamu. " jawab Suina.
" Siapa? " tanya Edo penasaran.
" Kalau nggak salah namanya tadi... Re, iya Rey. namanya Rey. " jawab Suina.
Mendengar nama sepupunya itu, seketika Edo bangkit karena kaget.
" Rey? " tannya Edo memperjelas.
" Em! " jawab Suina mengangguk.
" Dokter kenal? " tanya Suina penasaran.
" Em! dia sepupu saya. " jawab Edo.
" Oh.. pantas tadi dia juga bilang gitu. " ucap Suina paham.
Edo pun langsung beranjak dari duduknya, kemudian keluar untuk menemui pria itu.
Sesampainya di depan gerbang, Edo melihat Rey yang tengah berdiri di depan mobilnya menunggu kedatangnya.
" Kamu ngapain kesini? " tanya Edo menghampirinya.
" Memangnya kenapa? aku nggak boleh datang ya? " tanya Rey heran.
" Masuklah. " ajak Edo.
Keduanya pun langsung masuk kedalam menuju ruang tengah.
" Wah.. ternyata rumahmu cukup nyaman juga. " puji Rey yang baru pertama kali mampir kerumah Edo.
Sesampainya di dalam, Edo baru teringat dengan Suina.
Dengan cepat Edo berbalik dan menghalangi Rey untuk masuk lebih dalam kerumahnya.
" Kita bicara di luar saja. " ajak Edo yang langsung menarik tangan Rey, karena tidak ingin pria itu melihat Suina.
" Kenapa harus di luar? kan panas? " tanya Rey heran.
Melihat raut wajah Edo yang seperti kebingungan, langsung membuat Rey faham.
Tiba tiba Suina keluar dari dapur sambil membawa dua gelas minuman untuk mereka.
" Oohh... " ucap Rey tersenyum faham menatap Edo.
Kemudian ia langsung menghampiri Suina dan menyapanya.
" Aku nggak bohong kan? " ucap Rey.
" Maaf. " jawab Suina terkekeh.
Melihat Rey yang sedang bicara dengan Suina, Edo langsung menghampiri mereka.
" Sepertinya ada yang aku lewatkan nih. " ucap Rey tersenyum menatap Edo.
Keduanya saling memandang, karena Rey merasa ada yang di sembunyikan sepupunya itu darinya.
" Ini aku bawain minuman. " ucap Suina.
" Terima kasih. " jawab Rey tersenyum.
Sementara Edo terlihat tidak suka dengan kedatangan Rey ketempatnya.
Terlebih lagi ia terlihat sangat akrab dengan Suina.
" Kalian sudah pernah ketemu? " tanya Edo penasaran.
" Em! kita pernah ketemu sekali di salah satu mall dulu, Riri nggak sengaja nabrak tuan Rey karena nggak merhatiin jalan. " jawab Suina.
Rey langsung tertawa mendengar cara Suina memanggilnya.
" Jangan panggil aku tuan, umur kita nggak beda jauh. panggil aja Rey, sama seperti Edo. kedengarannya aku udah kayak bapak bapak di panggil seperti itu. " ucap Rey.
" Aku nggak enak. " jawab Suina tersenyum, kemudian langsung beranjak menuju dapur untuk mengambil minumannya sendiri.
Sementara Edo terus menatap Rey tajam, karena tidak suka melihat ia yang terus bicara dengan Suina.
" Kamu ngapain kesini? nggak mungkin kan hanya datang berkujung saja? " tanya Edo penasaran.
" Aku memang hanya datang untuk berkunjung, karena sudah cukup lama kita tidak bertemu. " jawab Rey tersenyum menatapnya.
" Oh ya? " ucap Edo tidak percaya.
Tidak berselang lama Suina kembali sambil membawa segelas jus di tanganya.
Melihat hal itu, Edo langsung mengambil jus itu dari tangan Suina.
" Iih dok! kok di ambil sih? itu kan punya aku. " tanya Suina heran.
" Nggak, ini terlalu manis. " jawab Edo melarangnya.
" Tapi kan itu hanya jus? " ucap Suina bingung.
" Tetap aja nggak boleh, kamu kan sudah janji sama saya. " jawab Edo menatapnya tajam.
Namun bukanya takut, Suina malah menatap Edo dengan tajam juga, seolah olah tidak suka jika ia melarangnya.
Rey tersenyum melihat keduanya yang terus berdebat, seperti sepasang kekasih itu.
Beberapa menit kemudian, Edo terlihat sedang membicarakan sesuatu dengan Suina di dapur.
Sementara Rey duduk di meja makan di temani segelas kopi, sambil memperhatikan mereka berdua.
" Oh ya dok, setelah ini aku balik ya. Riri udah di rumah, terima kasih karena sudah izinkan aku tinggal di sini. " ucap Suina sambil merapikan beberapa gelas yang ia bersihkan di meja dapur.
" Em! kamu bisa datang kapan saja kok. " jawab Edo.
Suina pun langsung menuju ruang tengah untuk mengambil barang barangnya, tidak lupa gadis itu berpamitan pada Rey yang sedang duduk di meja makan.
" Aku juga akan pergi, gimana kalau aku mengantarmu pulang. hitung hitung sebagai ucapan terima kasihku karena sudah di buatkan minuman tadi. " tawar Rey.
" Nggak usah, aku bisa pulang sendiri kok. " jawab Suina.
" Saya antar kamu pulang. " ucap Edo yang langsung menarik tangan Suina keluar menuju mobil.
" Pintunya jangan lupa di tutup. " ucap Edo berpesan pada Rey, kemudian langsung masuk kedalam mobilnya pergi menuju kediaman Suina.
Sementara Rey hanya tersenyum, karena merasa jika Edo sudah menaruh hati pada gadis itu.
" Jadi ini alasanmu menolak Cindi. " gumam Rey.
" Kita lihat saja Do, siapa yang akan menang. " batin Rey yang seperti sedang merencanakan sesuatu.
Ia pun menuju mobilnya kemudian beranjak pergi meninggalkan kediaman Edo.
###NEXT###