Sepasang remaja yang tidak saling kenal, berbeda latar belakang, berbeda keyakinan dan berbeda pola pikir. Harus di nikah-kan secara paksa, karena keduanya di tuduh berzina saat sedang berteduh di gubuk reyot.
Berawal dari Fitnah, benci dan ego. Bagaimana keduanya hidup dalam ikatan pernikahan?
Note : Berdasarkan imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syok
"ukh... huekkk."
Begitu bangun, Aurora langsung mual. Alvian mendekat, memberikan kantung kresek dan memijat tengkuk istrinya, membiarkan istrinya itu muntah.
Setelah semua beres, Aurora duduk dengan lemas, dia memakan buah dengan tenang dan merasa lelah. Apalagi melihat tatapan temannya yang terlihat sangat kawatir.
"Kenapa? aku beneran kena sakit parah?." Tanya Aurora.
".................."
"Kamu... Hamil." Ucap Alvian.
Deg.
Aurora melotot ke arah Alvian, bahkan buah di tangannya terjatuh. Aurora mencari jejak kebohongan, lalu menatap teman-temannya dia takut dia akan dikeluarkan dari sekolah.
"Tenang oke, semuanya baik-baik aja. Mereka juga ngga bakal ngatain kamu." Ucap Alvian.
Hiks...
Aurora menangis, merasa sangat bingung, senang tapi juga takut. Dia merasa lega karena teman-temannya tau tapi, dia juga merasa takut jika terlalu banyak orang yang tau akan semakin cepat bocor.
Alvian memeluk Aurora, membiarkan istrinya menangis dalam pelukannya. Bumi Dkk diam mengamati, mereka juga bingung tapi melihat Aurora menangis membuat mereka tidak enak hati.
"Anu, Ra. Nggapapa kok, kita juga siap jadi om-om." Ucap Bumi.
"I-iya, nggapapa santai aja. Namanya manusia pasti beranak kan." Ucap Dion, terlihat nervous.
"Minum Vitaminnya, jaga kesehatan." Ucap Kayden.
"Selamat ya Aurora, aku bakal jadi Rich Aunty buat anak Lo. Btw emang udah valid nih hamil? ngga nyoba tespek?." Tanya Soraya.
"Tespek itu apa?." Polos Aurora.
"Loh, kalian bisa begituan tapi gatau tespek?." Syok Soraya.
Menatap Alvian, Bumi, Dion dan Kayden yang juga terlihat tidak tau. Soraya terperangah, jadi merasa liar dan tersipu malu.
"Itu, alat tes kehamilan yang pake urine. Belinya di apotik." Ucap Soraya.
"Oke gue beli." Alvian bersiap menuju Apotik besar, sebelah rumahsakit.
"Eh bentar, sekalian susu Ibu hamil." Teriak Soraya.
Alvian pergi membeli tespek dan susu ibu hamil. Sedangkan Aurora diam dengan lemas, keheningan kembali menyelimuti.
"Kok Lo tau banget, emangnya Lo pernah hamil?." Celetuk Bumi.
"Matamu, ini mah pemahaman Dasar." Ketus Soraya.
"Emang alat begitu udah pasti Valid, kan bisa aja error." Celetuk Dion.
"Kan ada USG, minimal tespek dulu kalo hasilnya garis dua ya tinggal USG biar liat kantung janinnya." Ucap Soraya.
"Kalo itu gue ngerti." Ucap Kayden mengangguk.
"Loh, kalian kok ngerti? pernah hamil?." Bumi syok.
"Kan ada di IPA biologi, Lo sekolah belajar ngga sih." Kesal Soraya.
"Ngga, gue tidur." Jujur Bumi.
"Aurora, kasih tau rasanya begituan." Tanya Soraya, mode gosip. Para pria juga diam-diam memasang kuping mereka.
Wajah Aurora memerah, merasa sangat malu. Mana mungkin dia menceritakannya, dia ini masih waras.
"Sakit." Lirih Aurora.
"Hah? sakit? di internet pada bilang enak looh." Heran Soraya.
"Kamu pasti nggatau ya kalo burung laki-laki itu bisa gede kalo bangun?." Ujar Aurora polos.
"Hah? gede? bangun? emang kelamin itu hidup?." Soraya syok.
Tiga pemuda perjaka di sana berdehem canggung, merasa malu sendiri tapi tetap ingin mendengarkan.
"Ya Lo bayangin aja, di tusuk pake kayu Segede ini." Aurora menggenggam lengannya.
"HAH, S-segede itu?." Soraya bahkan sampai terlihat pucat.
Bumi, Dion dan Kayden terperangah. Mereka jadi tau ukuran rudal Alvian, mereka jadi insecure. Tapi mereka ingat, jika milik mereka juga tidak kecil.
"Astaga Aurora, aku pikir kamu polos, ternyata aku yang polos." Soraya bahkan sampai frustasi.
"A-aku juga diajarin Al kok, awalnya aku ketakutan." Cicit Aurora.
"Serius? ceritain malam pertama Lo." Soraya merasa kepo.
"Emm...itu, pokoknya tadinya aku ngeyel kalo begituan tuh ngga di masukin karena ngga mungkin muat, terus kita taruhan. Dan ternyata bisa masuk, tapi rasanya sakit banget kaya mau mati." Ucap Aurora.
"S-sesakit itu?." Soraya merinding.
"Iya, keluar darahnya. Aku aja nangis dan teriak-teriak." Jujur Aurora.
"OMG!!! nggamau nikah." Soraya ketakutan.
"Kenapa?." Tanya Aurora polos.
"Ya takut di gituin, boleh ngga nikah tapi nggausah begituan. Ya kita adopsi anak aja gitu." Ujar Soraya.
"Hmm, kata pak penghulu Istri itu harus dapat nafkah lahir dan batin." Ucap Aurora.
"Lahir dan batin itu maksudnya gimana?." Bingung Soraya.
"Lahir itu dalam bentuk Sandang, pangan, Papan, uang, tabungan, hak istri, dan semua yang berhubungan dengan uang. Kalo nafkah batin itu ya begituan." Ucap Aurora.
"Oh jadi kita di kasih uang sama suami kita, terus abis itu kita di tusuk?." Soraya terlihat geram.
"Hahahah... huekk." Aurora merasa mual lagi.
Setelah perbincangan dewasa tadi, Alvian kembali membawa kantung kresek berwarna putih. Menyerahkan 4 merk tespek berbeda harga dan warna.
"Karena bingung, aku beli yang paling bagus." Ucap Alvian.
Alvian membeli tespek model stick dan strip, warna biru, merah maroon, pink dan kuning. Soraya menemani Aurora ke kamar mandi, memberitahu cara menggunakan tespek.
Cukup lama keduanya di dalam kamar mandi, Bumi yang mulutnya gatal akhirnya bertanya pada Alvian.
"Serius burung Lo Segede ini." Ucap Bumi, menyentuh lengannya.
"Ngomong apa Lo anjir." Alvian terkejut.
"Tadi Aurora yang bilang, katanya di tusuk sama rudal Lo yang Segede ini sampe berdarah." Ucap Bumi.
Alvian melotot, wajahnya memerah malu. Dion dan Bumi terus meledek, sedangkan Kayden hanya mendengus geli.
Aurora dan Soraya keluar, membawa 4 stik tespek memperlihatkan hasilnya. Para pria melihat dengan bingung, karena hasilnya berbeda beda. Ada yang gadis dua, ada yang gambar love dan ada juga yang muncul tulisan Pregnant.
"Ini maksudnya jadi hamil ngga?." Bingung Bumi.
"Itu kan garis dua, ya berarti hamil." Kesal Soraya.
"Gawat dong, Minggu depan UAS 1 kan?." Celetuk Dion.
"Aku bisa kok, tenang aja." Ucap Aurora.
"Minta kerjain dari rumah aja, bisa izin sakit." Ucap Kayden.
"Nggapapa, justru kalo dirumah malah jadi ngrasa sakit. Kalo sama temen kan jadi bisa ngobrol, aku nggapapa kok." Ucap Aurora.
"Intinya kalo ngga kuat kamu bilang sama aku, jangan tiba-tiba pingsan lagi kaya tadi." Ucap Alvian.
"Iya, maaf. Aku tadi tiba-tiba aja gelap, padahal awalnya cuma mual." Ucap Aurora.
"Yaudah karena udah disini, gimana kalo kita mampir ke rumah Lo berdua. Kalian pasti tinggal bareng kan?." Ucap Bumi.
"Gimana kalo kita ngerujak?!." Usul Aurora berbinar.
"Enak tuh! sama es jeruk, wah seger." Saut Soraya.
"Ihh aku jadi ngences." Aurora sangat ingin.
"Oke, khusus buat bumil. Biar gue sama Tim pria yang nyolong mangga sama jambu." Ucap Bumi.
"Kok nyolong?! beli aja." Tolak Alvian.
"Gapapa, enakan yang nyolong kok." Ujar Aurora.
"Ra?? serius?." Syok Alvian.
"Iya, aku dulu sering nyolong mangga pas di Desa." Cengir Aurora.
"Oke, kita ambil jalan tengah. Kita nyolong tapi bayar." Ucap Dion.
"Gimana ceritanya nyolong bayar?." Heran Bumi.
"Ya kita nyolong tuh mangga sama buah apa kek di pohon orang, terus kita selipin duit di pintu biar yang punya ngga marah." Ucap Dion, menjelaskan.
"Yaudah gas, kebetulan gue tau spot nya." Bumi, terlihat tidak sabar nyolong mangga.
"Oke, sekarang kita ke rumah Lo dulu Al. Sora, lo bisa bikin bumbu rujaknya kan?." Ucap Kayden.
"Tenang, kan bisa tutor internet. Mau rujakan atau Lutisan nih?." Ucap Soraya.
"Lutisan!!! aku gamau sambel kacang aku maunya sambel gula merah." Rengek Aurora.
"Okee, mampir tukang buah pinggir jalan ya nanti. Beli jeruk perasnya." Ucap Soraya.
"GASSS!!!."
Mereka pun dengan semangat pergi ke rumah Aurora, mampir ke tukang buah. Bukan hanya membeli jeruk peras, mereka juga membeli mangga, jambu kristal, semangka, melon. Karena Aurora ingin memakannya.
Ini lah kekonyolan Ibu hamil, padahal bisa membeli buah di toko buah. Tapi lebih ingin mangga yang langsung di petik, agar lebih fresh dan masih segar.
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
tetapi mereka tau batasan & mau di bimbing...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
lanjut thor ceritanya