Transmigrasi Ke Tubuh Istri Gila Sang Mafia

.

.

Nova melangkah masuk kedalam pesawat seraya membawa koper besar nya, gadis cantik itu memilih meninggalkan negara ini , ia ingin jauh dari Iren ibu nya apa perlu ia tidak ingin lagi bertemu dengan wanita yang selalu memberikan luka di hati dan hidupnya.

" aku harapan kepergian ku ini membuat ibu bahagia , maafkan Nova bu.... Nova ingin bebas dan memulai hidup baru Nova tanpa tekanan dari ibu " ucap nya dalam hati bersamaan dengan pesawat yang ia tumpangi terbang meninggalkan negara asal nya

seketika ingatan masa kecil nya kembali melintas di ingatan nya

Flashback On

seorang gadis kecil berambut pendek melangkah masuk ke dalam rumah yang sangat sederhana, tetapi langkah kecilnya itu berhenti saat mendengar perdebatan orang tua nya di dalam kamar

" aku capek hidup miskin seperti ini... lebih baik kita bercerai saja... " teriak Iren tepat di depan wajah suami nya

" apa kamu merasa belum cukup atas apa yang aku berikan selama ini kepadamu Iren, aku rela bekerja banting tulang untuk mencukupi semua kebutuhan mu dan putri kita, tetapi kamu tidak pernah menghargai semua nya " bentak pria itu dengan marah nya

tanpa mereka sadari jika saat ini Nova kecil sedang mengintip nya di luar kamar lewat pintu kamar yang sedikit terbuka , gadis kecil itu menangis tanpa mengeluarkan suara ia sudah sangat sering melihat perdebatan kedua orang tua nya itu.

" ya... aku merasa belum cukup dengan semua nya.... aku capek hidup susah seperti ini... asal kamu tau itu... " ucap Iren lagi

pria itu menghembuskan nafas nya dengan kasar seraya mendudukkan tubuh nya di pinggir ranjang

" pergi lah Iren jika itu yang membuatmu bahagia... tetapi jangan membawa putri ku " ucap Pria itu dengan suara lemah nya

" tidak boleh seperti itu.... Nova itu putri ku, lagian jika aku meninggal kan Nova bersamamu apa kamu bisa memberikan apa yang Nova ingin kan....? tidak kan ....? " marah Iren

Pria itu kembali berdiri dan menatap tajam Iren " apapun akan seorang ayah lakukan demi untuk membahagiakan putri nya, lagian Nova tidak seperti mu.... yang hanya memikirkan uang uang dan uang saja "

Iren menunjuk wajah pria itu dengan tatapan tajam nya " apapun itu aku tidak peduli.... aku akan tetap membawa Nova bersama ku " ucap Iren seraya meraih tas besar nya lalu melangkah keluar dari kamar nya

di depan kamar ia berpapasan dengan Nova yang sedang menangis tanpa suara

" ayo Nova " Iren manarik paksa Nova untuk ikut bersama nya

pria itu terus mengejar nya " berhenti Iren.... kembalikan putri ku " Pria itu berusaha menarik Nova dari Iren tetapi Iren membawa tubuh kecil Nova ke belakang tubuh nya

" aku tidak akan mengembalikan nya, Nova putri ku dan akan terus bersama ku " ucap Iren bersamaan dengan sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka

" ayah " ucap Nova dengan derai air mata di pipi nya

" berhenti Iren , berikan Nova kepadaku " teriak pria itu, Iren menggendong tubuh kecil Nova yang menangis lalu memasukkan nya kedalam mobil itu dengan paksa

pria itu berusaha menghentikan Iren tetapi dengan cepat Iren menyusul Nova masuk kedalam mobil itu dan mobil itu pun melaju pergi meninggakan ayah Nova yang menatap sendu kepergian mobil yang membawa putri nya

Nova terus menangis ia ingin bersama dengan ayah nya saja tetapi untuk saat ini Nova tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya bisa menurut kepada ibu nya, karena jika tidak menurut Iren akan menghukum nya .

hingga dewasa Nova tidak pernah lagi bertemu dengan ayahnya itu, sering Nova mencari keberadaan ayah nya tetapi tidak menemukan nya.

Flashback Off

" kopi nya Nona " suara pramugari yang membawakan kopi dan roti untuk nya itu menghentikan lamunan Nova

Nova meraih kopi dan roti itu seraya tersenyum

" ayah.... Nova merindukan ayah.... apa kabar sekarang... " gumam nya seraya menyeruput kopi hangat nya

tujuan Nova saat ini ke negara Amerika ia ingin bekerja di dana dan memulai hidup baru nya. ia tidak ingin lagi merepotkan Jonathan yang menampung dirinya di dalam rumah dan membiayai nya cukup ibu nya saja yang egois dan licik itu. karena di fikiran Iren hanya uang , uang dan uang saja dimana ada uang disitu lah Iren akan betah tinggal, meskipun harus melakukan ke licikan seperti yang di lakukan nya selama bertahun-tahun ini kepada keluarga Grisworld yang sudah baik dan menampung nya .

.

.

.

Vania dan Yuna masih saling tatap , ia bingung harus melakukan apa sekarang dan suara ketukan pintu terus terdengar dari luar

" apa yang harus kita lakukan Nyonya " panik Yuna

sedangkan di luar kamar Iren yang mengetahui kedatangan Jonathan langsung menghampiri nya dengan tersenyum tetapi penampilan wanita paru baya itu saat ini sangat berbeda dari biasa nya

hingga Leon melongo melihat nya berbeda dengan Jonathan yang hanya diam tanpa expresi

" sudah pulang " tanya Iren dengan suara lembut nya yang mendayu-dayu

Jonathan hanya diam dan terus menatap pintu yang tertutup di hadapan nya itu , Leon terus memperhatikan penampilan Iren yang memakai pakaian yang cukup terbuka dan memperlihatkan kulit keriput nya.

make up dan rambut nya di buat semenor mungkin sangat mirip seperti seseorang yang baru mengalami puber, Leon menahan tawanya ia ingin tertawa tetapi bukan sekarang ini, apa lagi melihat expresi tuan nya yang sangat dingin dan menyeramkan.

" selama ada perawat kecil itu kamar ini selalu di kunci dan perawat itu melarang siapapun untuk masuk ke dalam kamar Vania " jelas Iren tanpa di tanya tatapan wanita paru baya itu tidak lepas dari wajah tampan Jonathan yang sedikit pun tidak menatap nya

" apa wanita licik ini menyukai tuan Jonathan " gumam Leon dalam hati nya memperhatikan Iren yang terus tersenyum manis kepada Jonathan , Leon merinding sendiri melihat nya

" ketuk pintu nya lagi Leon " Jonathan tidak menanggapi ucapan dari Iren

Leon kembali mengetuk pintu kamar Vania dan tak lama pintu itu terbuka dan muncullah Yuna seraya menunduk ia tidak berani menatap Jonathan yang menatap nya dengan tajam

tanpa berkata apapun Jonathan masuk kedalam kamar Vania, di susul oleh Leon dan Iren Jonathan mengerutkan alis nya saat melihat istrinya itu terbaring di atas ranjang dengan mata yang tertutup, ia melangkah dan duduk di pinggir ranjang

sedangkan Yuna ia masih berdiri di depan pintu seraya menatap penampilan Iren yang tidak seperti biasa nya.

" benar-benar nenek sihir yang satu ini.... gak ingat umur dia.... mana mau tuan Jonathan sama dia percaya diri sekali, nyonya Vania lebih cantik dan lebih mudah dari nya.... iiihhh.... saya sangat geli melihat nya " ucap Yuna dalam hati memperhatikan penampilan Iren yang menor dengan pakaian yang terbuka itu.

" kalian keluarlah aku ingin berduaan dengan istriku " ucap Jonathan tanpa menatap mereka bertiga

Yuna dan Leon menurut sedangkan Iren masih terus berada di dalam sana tanpa ada niat ingin keluar

" keluarlah bibi aku ingin berduaan dengan istriku " ucap Jonathan tanpa melihat Iren

dan dengan kesal Iren keluar dari kamar Vania, pintu pun tertutup. Jonathan menatap lekat wajah cantik istri nya itu

.

.

.