NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 : Pertarungan Di Dermaga

'Freya bertahan-lah'

"Pak Bisa lebih cepat sedikit?" Ucapku pada sopir taxi.

"Baik, mas." Ucap si sopir taxi. Sepertinya sopir taxi ini Juga mengerti dengan ekspresi-ku yang terlihat Buru buru.

Setengah jam kemudian, Aku tiba di Dermaga yang di beritahukan penculik itu. Daerah ini sangat sepi dan Cukup Gelap. Selain itu, banyak kontainer besar yang terletak di sini. Aku berkeliling mencari Freya, dan pada satu kesempatan, Aku melihat Freya tengah di Ikat di atas laut, dengan Tali yang tersambung dengan alat berat.

"FREYA!"

Freya menoleh ke arahku dan segera berteriak.

"FONIX! LARI INI JEBAKAN!!" setelah teriakan Freya, dari balik sudut gelap, Muncul puluhan orang berbadan besar dengan Balutan kemeja dan pistol yang mereka genggam. Diantara orang orang itu, Muncul seorang pria tua yang seumuran dengan ayahku. Dia memakai jas Hitam dengan tato kalajengking di lehernya. Pria itu menghisap cerutu di mulutnya dan menghembuskan pelan. Pria itu melihatku dan maju mendekat, dia terkekeh dengan penuh kemenangan.

"Tidak kusangka, kau akan datang sendirian kesini. Anak dan ayah memang Punya keberanian yang besar. Tidak heran kau menjadi putranya Seiya." Ucap pria itu.

"Kau mengenal ayahku?"

Pria itu menghisap kembali cerutunya dan mendengus Pelan.

"Ayahmu adalah orang yang sudah menghancurkan keluarga-ku. Dia membunuh istri dan anakku dengan kejam. Binatang seperti dia tidak seharusnya Hidup. Jangan salahkan aku bocah, Sudah saatnya ayahmu merasakan apa yang kurasakan. Meski istrinya meninggal karena penyakit, tapi Aku cukup puas karena dia Bisa mengalami kehilangan orang yang di cintainya. Dan sekarang dia akan merasakan kehilangan putra yang dia banggakan."

Tanganku terkepal erat, dari tadi aku sudah sangat gatal ingin memukul orang orang ini. Mereka sudah menyakiti kekasihku, dan sekarang berani mengungkit kematian ibuku. Jangan harap Aku bisa memaafkan mereka.

"Lalu kenapa kau menculik kekasihku, jika kalian memang laki laki, hadapi aku secara langsung. Pacarku tidak ada Hubungannya dengan masalah ini." Tantangku.

Pria tua itu kembali terkekeh, "jangan khawatir, pacarmu hanya akan menjadi penonton. Dia akan menyaksikan bagaimana kekasihnya menderita di hadapannya." Ucap pria itu.

"Jangan!! Fonix larilah!! Jangan pedulikan aku!" Teriak Freya.

Aku tidak menggubris teriakan Freya, pandangan-ku Fokus pada Orang orang yang saat ini memblokir ku dari segala arah. Posisiku tersudut dan di belakang-ku adalah batasan dermaga dengan Laut dalam di belakangnya.

"Orang tua seperti mu, tidak akan bisa mengalahkan ayahku. Bahkan untuk mengalahkan ku saja kau perlu menyuruh anak buahmu? Sungguh pengecut."

Sudah kuduga, pria tua itu Gampang tersinggung, dia membanting cerutunya dan menginjaknya dengan keras.

"Habisi anak sialan itu!!!" Sentaknya.

Puluhan anak buahnya maju mengeroyokku. Dibanding dengan ayahku, mereka tidak ada apa-apanya. Pukulan datang satu demi satu. Aku berhasil memblokir pukulan salah satu pria botak dan menendangnya Mundur. Pukulan lainnya datang tapi menggunakan pemukul kastik. Sial! Tanganku sedikit sakit ketika menahan pukulan itu. Aku menendang kaki pria itu sampai terduduk dan Kuberikan tendangan berputar dengan keras.

Aku berkelit ketika salah satu orang itu menebasku dengan pisaunya. Hampir saja. Hanya goresan kecil di lenganku. Tapi entah perasaanku saja atau bukan, aku melihat pria tua yang menjadi pemimpin kelompok ini menyeringai. Aku tidak sempat memprediksinya. Aku sangat sibuk menerima berbagai Pukulan. Aku melompat melewati orang orang ini, melesat kehadapan pria tua itu. Tapi, aku mengerem langkahku dan melompat mundur.

Dor

Hampir saja, Jika aku tidak mundur......tubuhku pasti sudah berlubang sekarang. Mereka curang sekali menggunakan Senjata api.

Aku mendarat dengan sempurna, Tapi sekarang keadaanku tersudut. Puluhan orang berbadan kekar itu mengelilingiku dan siap menembaku.

"Fonix, lari jangan pedulikan aku."

"Bagaimana aku bisa lari, jika kekasihku sendiri dalam bahaya." Ucapku.

"Maaf......." Ucap Freya sendu.

"Jangan menangis, Aku yang harus minta maaf karena, melibatkan-mu dalam masalah."

Pria berbadan kekar itu bertepuk tangan sambil tertawa sumringah.

"Benar-benar mengharukan. Jangan takut, kalian berdua bisa mati bersama." Ucap pria itu.

Tanganku semakin terkepal erat.

"Masalah ini antara kau dan keluargaku. Dia tidak ada Hubungannya dengan ini."

"Memang, Tapi kami Scorpio night. Tidak pernah melepaskan buruan kami begitu saja. Setelah kami membunuhmu, Pacarmu itu akan menjadi barang bagus untuk memuaskan kami." Mataku membulat, tanganku semakin Kuat mengepal. Jangan harap mereka Bisa menyentuh Libra.

"BRENGSEK!!" Aku berlari dengan kencang, melompat dan dalam sekejap menendang wajah pria itu dengan keras. Pria berbadan kekar itu terbanting, Anak buahnya menembaki dengan brutal.

Satu hal yang tidak pernah Kutunjukan Pada orang lain, mata yang kumiliki bukanlah mata asliku. Saat Umurku menginjak Tujuh tahun, Aku pernah di Culik Oleh sekelompok Orang yang terobsesi dengan Organ manusia terutama anak kecil. Saat itu Aku sudah meronta ronta, orang orang menjijikan mengikatku di bangsal dan mengerubungiku. Mereka melakukan Operasi entah apa namanya. Mereka membiusku dengan Obat Tidur. Setelah itu aku tidak mengingat apapun. Saat aku bangun, aku sudah berada di rumah sakit dengan perban yang menghiasi wajahku. Ayahku saat itu memeluku dengan hangat. Tapi aku merasa ada emosi yang benar-benar terluapkan dari ayahku. Aku tidak tau apa yang terjadi pada orang orang itu. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa berada di rumah sakit. Ayah tidak pernah menceritakan apapun padaku. Aku hanya tau, seorang Ilmuan terkenal jepang, yang merupakan sahabat ayahku. Menerapkan sebuah sistem yang dirancang khusus untuku. Saat itu aku masih tidak mengerti. Ayah hanya berkata 'tenang saja, dan jangan takut' Aku mengangguk dan menuruti perintah ayah. Ilmuan itu membiusku sebelum 'mentransflasi' mataku.

Setelah aku menginjak Umur 17 tahun, Aku baru sadar, kalau penglihatanku seperti berbeda. Aku bisa melihat benda dengan lebih jelas. Bahkan terkadang, aku bisa melihat benda berjalan sangat lambat. Aku meminta penjelasan dari ayahku, dan akhirnya beliau menceritakan semuanya. Aku mengerti dan memang bukan salah ayah. Yang harus di salahkan adalah orang orang yang menculik dan mengambil bola mataku saat itu.

Tembakan Dari orang orang ini sangat lambat dalam penglihatan-ku. Aku bisa dengan mudah menghindari dan membalas serangan. Orang orang itu tersungkur cukup keras.

"Fonix!!! Tolong!!!" Aku berbalik dan Melihat Freya yang berteriak. Aku mengeraskan rahangku saat pria yang menjadi pemimpin orang orang ini Menodongkan pistolnya pada Freya. Pria itu terkekeh penuh kemenangan.

"Satu gerakan, maka ucapkan selamat tinggal pada kekasihmu."

"Kau......"

Bug

Aku berlutut, kakiku di tendang dari belakang oleh orang di belakang-ku. Mereka mengunciku dengan erat.

"Aku akui kau Cukup hebat, Sebuah kebanggaan untuk keluarga Nahyoora. Tapi malam ini adalah malam terakhir-mu. Salahkan ayahmu yang melibatkanmu dalam Hal ini." Ucap pria itu.

"Berhenti!!!! Jangan sakiti dia......"

Bug

Satu Pukulan keras mendarat di Punggungku. Aku melihat Freya menangis melihat kondisiku.

"Selamatkan dia jika kau bisa, Bocah."

Dor!

Tali yang mengikat Freya, putus oleh tembakan. Mataku membulat ketika melihat Tubuh Freya dengan mudah terjun kelaut.

"FREYA!"

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!