NovelToon NovelToon
SUARA

SUARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------

"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------

"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..

Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 30. Masih terus di bujuk.

Esok nya, mak tua Lea kembali datang ke rumah utinya Lea. Tidak menyerah dia masih sama membujuk Lea untuk kembali pulang ke rumah mak tua, tapi Lea masih kukuh tidak mau. Bahkan di sentuh mak tua pun Lea mundur..

"Nanti mak tua suruh kakung minta maaf sama kamu nduk, mak tua janji." Ujar mak tua, tetap Lea menggeleng.

"Lea mau pulang ke rumah mak tua sama siapa? Mau di jemput siapa? Lek sugeng juga pulang, Lea mau sama lek sugeng?" Ujar mak tua, mak tua tau lek Sugeng lebih lembut dan lebih penyayang dari pada Ruslan yang tempramen.

"Ndak mau.." Ujar Lea, Lea terus menolak.

Tapi mak tua juga tidak menyerah, esok nya dia datang lagi di siang hari, malam harinya ganti lek Sugeng yang juga ikut membujuk Lea untuk pulang, Lea menjadi begitu tertekan karena tidak ada satu orang pun yang mengerti bahwa dia tidak mau pergi.

Utinya juga tidak bisa apapun, utinya menyerahkan keputusan mutlak pada Lea. Tapi mak tua tidak menyerah dan terus datang menjemput Lea untuk pergi.

"Lea ndak mau kesana, kakung galak." Ujar Lea menangis, lalu pergi dari hadapan lek Sugeng.

Selama tiga hari itu Lea terus di datangi mak tua dan lik Sugeng yang terus membujuk nya untuk ikut pulang ke sana, tapi nihil.. Lea tetap kukuh pada pendirian nya.

Sampai di hari ke lima, Lea terkejut melihat siapa yang datang malam itu. Bukan mak tua, bukan lek Sugeng, bukan juga ayah nya, tapi kakung nya..

Ya.. Kakung nya datang ke rumah utinya Lea, melihat kakung nya datang tubuh Lea langsung gemetar takut, dia bahkan tidak berani menatap kakung nya dan terus menunduk.

"Maaf in kakung nduk, kakung ndak bermaksud ngusir kamu dari rumah. Itu kakung marah nya bohongan, supaya kamu tau kalau main pulang nya jangan ke sorean." Ujar kakung nya.

Di titik itu.. Lea tau itu adalah kebohongan. Lea masih ingat betul bagaimana kakung nya marah, membanting tutup gelas, melarang nya makan bahkan mengibaskan tangan saat dia hendak salim. Lea tidak merasakan ketulusan, hatinya tidak merasakan itu..

"Yo jangan gitu carane lah pak, wong Lea masih kecil. Njenengan (anda) ndak malu jadi bahan omongan orang? Lea iki ndak ada ibunya lho pak, nek masih ada ibunya juga ndak mungkin dia hidup begini." Ujar Bowo.

Kali ini Bowo duduk di rumah, mendampingi Lea dan utinya karena Bowo tau yang datang adalah si sumber pembuat masalah.

"Njenengan kan kakung nya, keluarga bapak nya Lea. Orang lain saja kasian sama Lea, kok njenengan ndak sayang sama sekali tuh gimana? Lea iki cucu nya njenengan lho pak." Imbuh Bowo.

Kakung nya diam, masih ada kilatan amarah di matanya. Mungkin dia datang ke sana juga terpaksa, mungkin mak tua nya Lea yang memaksa kakung nya Lea itu datang.

"Nek njenengan ndak suka sama almarhumah mbakku, jangan di lampiasin ke Lea pak. Lea ndak tau apa - apa, dia masih kecil. Lagi pula anake njenengan demen nya sama almarhumah mbak ku, opo sampe orang nya sudah meninggal terus bencinya di turunkan ke Lea?" Ujar Bowo.

"Koe diam bisa, ndak?!" Ujar kakung Lea.

"Ndak bisa, kali ini aku yang ndak terima Lea di bawa njenengan." Ujar Bowo, Lea tertegun mendengar itu, Lek Bowo nya berpihak padanya.

"Aku wis lulut (nurut) dateng kesini jemput dia, nek ndak mau ya sudah, aku balik." Ujar kakung nya, lalu bangun dan pergi tanpa salam.

Lea melihat kakung nya pergi, dan hatinya lega. Lea lalu menghampiri utinya dan memeluk utinya, dia lelah dengan semua yang terjadi, dia begitu tertekan dengan semua ini.

Esok nya tidak ada yang datang, Lea senang karena dia pikir mungkin mak tua nya sudah tidak akan datang membujuk nya lagi. Lea sudah merasa tenang dan dia juga menjalani harinya seperti biasa bahkan dia lebih bebas berada bersama utinya, beberapa anak tetangga juga datang untuk mengajak Lea bermain, dan Lea ikut dengan mereka.

Lea kembali tertawa bersama teman - teman nya, meski dia sudah kembali melihat yang tak seharus nya dia lihat tapi Lea tidak membicarakan nya pada teman - teman nya, dia tau teman - teman nya takut.

Sehari dua hari tidak ada kabar apapun, tapi tiga hari setelah nya kakung Lea kembali datang. Lea terkejut setelah pulang mengaji sudah ada kakung nya duduk di ruang tamu bersama uti dan lek Bowo, hati Lea yang semula sudah baik - baik saja kini kembali takut dan tidak tenang.

"Nduk, habis ngaji?" Tanya kakung nya, Lea diam tapi kemudian mengangguk.

"Lea, kakung minta maaf ya, nduk. Kakung memang keras orang nya, kakung kelepasan emosi. Pulang ke sana sama kakung yo, nduk. Mak tua mu sakit.." Ujar kakung nya.

"Ndak mau." Sahut Lea.

"Mak tua mu sakit, nduk. Dia mau kakung bawa kamu kesana, jenguk mak tua yo, nduk." Ujar kakung nya lagi, dan Lea menggeleng.

Kakung nya terlihat seperti frustasi, entah apa yang terjadi di rumah sana sampai kakung nya kembali datang. Tapi Lea kukuh tidak mau pulang.. Dan hari itu kakung nya juga pulang dengan tangan kosong.

"Uti.. Lea ndak usah sekolah aja, Lea mau sama uti di sini. Uti jangan suruh Lea pergi ya.." Ujar Lea, saat ini Lea sedang bersiap tidur.

"Uti bisa apa nduk, itu keputusanmu. Tapi nek nanti bapakmu dateng, gimana?" Tanya utinya, Lea terdiam.

"Memang nya kamu ndak mau bisa baca dan tulis? Nanti katanya kamu mau jadi orang pinter, kalo sama uti nanti kamu jadi orang bodoh." Ujar utinya, Lea terdiam berkaca - kaca.

"Tapi Lea ndak mau di sana. Boleh ndak Lea sekolah tapi tinggal nya di sini?" Ujar Lea.

Utinya tertegun, bahkan Lea yang kecil pun sudah berpikir jauh untuk kehidupan nya. Seharus nya seusia Lea masih riang gembira, bermain dan berlarian kesana kemari tapi anak ini begitu tertekan dengan semua masalah di hidup nya yang begitu tiba - tiba.

"Bobo nduk, sudah malam." Ujar utinya, dia tidak bisa menjawab.

Lea terdiam, tapi lalu dia memejamkan matanya..

Dan ke esokan harinya, utinya Lea terkejut saat melihat di depan rumah nya sudah ada ayah Lea. Ruslan sudah duduk di teras sambil menggunakan sarung, utinya Lea pun menghampiri Ruslan.

"Koe tekan (datang) kapan, Rus?" Tanya utinya Lea.

"Subuh tadi, bu. Lea sudah bangun?" Tanya Ruslan, sambil salim tangan.

"Belum, semaleman dia gelisah ndak bisa tidur. Ibu mau ngomong, Rus." Ujar utinya Lea.

"Aku juga mau ngomong, monggo ibu dulu." Ujar Ruslan.

Utinya Lea menelan ludah nya, Ruslan sekarang sangat jauh berbeda dengan Ruslan saat masih ada Rianti. Sekarang Ruslan semakin terlihat tempramen dan tidak sabaran, utinya Lea tetap mempersilahkan Ruslan masuk, tidak mungkin dia bicara di teras rumah.

"Mau kopi, Rus?" Tanya utinya.

"Ndak usah repot - repot bu, aku mau ngomong cepet juga." Ujar Ruslan, akhir nya utinya duduk.

"Ada maslaah apa, bu? Aku kok pulang - pulang denger kabar ndak enak dari orang - orang, ibu masrahin Lea ke rumah orang tuaku?" Tanya Ruslan.

"Iyo, kan koe yang bilang nek Lea mau sekolah harus ikut koe tinggal di sana, jadi ibu anter Lea kesana dengan harapan Lea bisa hidup lebih baik sama mu." Ujar utinya.

"Dia juga masih di incer di sini, koe liat sendiri rumah iki beda rasane. Ibu takut Lea ndak bisa hidup nek Lea tinggal sama ibu di sini, ibu ndak punya apa - apa, yang tersisa cuma rumah ini." Imbuh utinya Lea.

"Tapi sampe di rumahmu, Lea ndak di terima. Bapakmu ngusir anakmu, Lea pulang sendiri ke rumah ini, dari rumahmu." Ujar utinya Lea, mulai berkaca - kaca.

"Kenapa ibu anter dia saat aku ndak ada, ibu kan tau bapakku kayak apa." Ujar Ruslan, dia meraup wajah nya.

"Lea kan cucu nya Rus, nek dia benci sama Rianti kenapa harus benci cucu nya. Dan Lea masih kecil tapi dia di usir.. Lea anakmu Rus, pulang sendiri jalan kaki nyeret - nyeret kresek wadah bajunya, ati ne siapa yang ndak sese liat anak kecil koyo ndak di terima kakunge." Ujar utinya Lea.

Ayah Lea tampak berkaca - kaca mendengar itu, dia seperti akan menangis karena nafas nya naik turun dengan sesekali berdehem.

"Lea mau nya di sini, di jemput siapapun dia ndak mau. Tapi di sini ada bu Marni, dia masih ngincer anakmu, ibu ndak ngerti musti gimana." Ujar utinya Lea.

"Lea nya mana, bu?" Tanya Ruslan.

"Tidur di kamar ibu." Sahut uti.

Ruslan menghembuskan nafas nya dan bangun menghampiri Lea di kamar utinya, Lea memang masih tidur meringkuk memeluk boneka Po kesayangan nya. Ruslan terkejut melihat betapa kurus tubuh anak nya, jauh lebih kurus dari terakhir kali dia lihat.

Padahal dulu Lea adalah anak yang menyenangkan, tubuh nya segar dengan rambut mangkok khas nya, tapi sekarang dia begitu kurus. Ruslan duduk di tepi ranjang, dia mengusap kepala Lea, air matanya menetes..

"Anakmu cuma satu Rus, koe harus bisa jaga anakmu dhewe (sendiri). Nek bukan kamu yang lindungi anakmu, sopo meneh.." Ujar utinya.

"Aku belum pulang ke rumah orang tuaku, bu. Dari lautan aku langsung dateng kesini, sebab Rianti terus - terusan dateng. Rupanya karena ini dia nangis - nangis.." Ujar Ruslan.

"Rianti musti sedih liat anak nya begini." Gumam utinya.

"Aku bisa opo, bu. Itu bukan rumahku, aku masih ikut orang tua.." Ujar Ruslan.

"Aku tak pulang dulu bu, tak ngomong sama orang tuaku." Ujar Ruslan lagi, lalu bangun dan keluar.

Saat Ruslan keluar, Lea membuka mata.. dia dengar suara ayah nya, dia tahu ayah nya datang tapi dia tidak mau bangun sebab dia takut ayah nya akan membawa nya pergi. Setelah Ruslan pergi dari sana, Lea berjalan keluar masih memeluk boneka Po nya dan dia melihat punggung ayah nya berjalan menjauh..

"Lea, bapakmu pulang nduk, kamu ndak liat tadi." Ujar utinya yang melihat Lea berdiri.

Tapi Lea hanya diam, dia tidak mengucap apapun dengan mata yang berkaca - kaca..

BERSAMBUNG.

1
Zuhril Witanto
moga aja Lea bisa selamat
Zuhril Witanto
nyeseknya 😭😭😭
Zuhril Witanto
gak usah nangis Kowe rus...
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
bahkan iblis aja msh bsa peduli sma Lea, kok bsa2nya manusia2 itu smpe hati menyia2kan Lea😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
emang iya.. bapaknya emang egois dan nggak punya hati
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
😭😭😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
😭😭😭😭😭ibuk juga nggak bakal ketemu kmu klo nggak pulang Lea😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
halahh dahh telat.. berkali-kali di tampar kenyataan juga nggak pernah ngaruh buat bapak.. Lea tetap di telantarkan😭😭😭😭
Nuari eka
loh loh looh..... reunian sama mbah buyut e mba Dara🤣🤣🤣
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
kan gue blg jg apa itu iblis buyut dara. jangan² guru gede itu Kyai amar atau tmn nya kali ya
☕︎⃝❥kucingbetina⧗⃟ᷢʷ
makin mantep sih
Husein
apakkah iblis ini masih ada hubungannya dg uyutnya dara? ato yg pake kebaya dl itu?
apa mungkin masih ada.dendam.yg blm selesai?
Nida Rania
jdi deg" gan bca'y...g sbr tnggu klnjutan'y....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
gara2 pada gak perduli sama Lea jadi nya seperti itu .. sekarang baru pada nyesel
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Puas kamu Ruslan, puas/Curse/
pergi kamu sana, gak usah sok peduli terhadap Lea. urus sana calon istrimu, jangan pernah pedulikan Lea lagi😭😭
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Hellehhh... sampe situ nangis darah pun, gak merubah keadaan tho? Lea tetap terluka, Rus/Curse/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ: udah gak bisa sabar nty, pen getok si Ruslan😆
total 2 replies
Wisell Rahayu
ku ksh kopi kak thooorr biar tmbh semngttt up nyaaa dikt amat yaaa..🤭🤭🤭..nagihh nih ceritanya wlpn kdng air mata ini bercucuran..melliht ank sebaik lea dilantrkn dgn orang² dewasa yg gk punya welas asih😭😭
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
jangan2 sisa2 pengikut mbah buyut ini...cuma ganti kostum jadi merah, kerena merah melambangkan keberanian....
tapi jalan yang di pilih salah hingga mengakibatkan jiwa nya terkurung dan di haruskan mencari pengikut...
Lea, ..ayuk lawan nduk,semangat hidupmu harus kau nyalakan, jangan terjerumus dalam dunia iblis.
ayoo lea pulang nduk ....pulang yaa.
Nureliya Yajid
lanjut thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waduh kenapa jadi adu mulut gitu 😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!