Di tengah masalah pelik yang menimpa usaha kulinernya, yang terancam mengalami pengusiran oleh pemilik bangunan, Nitara berkenalan dengan Eros, lelaki pemilik toko es krim yang dulu pernah berjaya, namun kini bangkrut. Eros juga memiliki lidah istimewa yang dapat membongkar resep makanan apa pun.
Di sisi lain, Dani teman sedari kecil Nitara tiba-tiba saja dianugerahi kemampuan melukis luar biasa. Padahal selama ini dia sama sekali tak pernah belajar melukis. Paling gila, Dani tahu-tahu jatuh cinta pada Tante Liswara, ibunda Nitara.
Banyak kejanggalan di antara Dani dan Eros membuat Nitara berpikir, keduanya sepertinya tengah masuk dalam keterkaitan supernatural yang sulit dijelaskan. Keterkaitan itu bermula dari transfusi darah di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OMIUS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Kedua Puluh Enam
Sulit bagi Nitara untuk membantah pengakuan Dani, adalah benar lidah teman dekatnya itu kini telah menjelma layaknya lidah istimewa Eros. Lebih-lebih dirinya sudah menyaksikannya sendiri. Namun, serta-merta mengamini pendapat Dani jika pendonor dan penerima darah bisa saling terkoneksi lewat satu keterkaitan, rasanya terlalu berat untuk dapat diterimanya.
Berat untuk mengamininya, namun adalah fakta yang tak terbantahkan bila Dani juga telah tertulari sifat dan karakter Eros yang lain. Salah satunya kerap meninggalkan rumah dalam kondisi pintu tidak terkunci. Terbaru Nitara mendapatkannya pada selera makan Dani. Siapa mengira Dani yang diketahuinya kurang begitu suka sambal pedas, tahu-tahu rajin mendatangi RM. Sambal Kejora. Dani datang hanya untuk meminta sambal kecap nirmala.
Mau tidak mau Nitara harus mempercayai pendapat Dani, atau minimal tidak menganggapnya sekedar bualan semata. Malah terkesan janggal jika dirinya terus menyangkal. Bukankah fenomena serupa juga menimpa Eros, bahkan sempat disaksikannya sendiri. Tahu-tahu Eros memiliki keterampilan terapi pijat. Malahan sempat memijat pergelangan tangannya yang waktu itu tengah terkilir.
Paling mencengangkan manakala Eros didapatkannya tengah memijat kaki boneka manekin. Menariknya Nitara kemudian menemukan fakta lain, kiranya di waktu bersamaan Dani tengah melakukan terapi pijat pada kaki Irman yang jatuh keseleo.
Perubahan karakter Dani ternyata berdampak pula pada ibunya. Gara-gara ketagihan sambal nirmala, Dani yang rutin menyambangi RM. Sambal Kejora akhirnya jarang mendatangi rumahnya. Padahal ibunya kerap menunggu Dani untuk beroleh terapi pijat.
“Tara, tolong minta Dani supaya pijat Ibu, sudah sepuluh hari Dani enggak kemari-kemari,” pinta ibunya yang merasa Dani sudah kelewat abai.
Sebenarnya dalam minggu-minggu terakhir rutinitas Dani dalam memijat ibunya mulai berkurang. Tak lagi nyaris saban sore hari, sekarang Dani cukup seminggu dua kali saja menyambangi ibunya. Meski begitu sepuluh hari abai memijat ibunya, sepertinya layak bagi Nitara meminta Dani kembali melakukan terapi pijat pada ibunya.
“Maaf, Tara, malam ini aku sudah janji mau ketemuan bareng teman SMA. Besok sore saja pijatnya!” Begitulah Dani berujar kala menyambangi RM. Sambal Kejora. Sementara Nitara terpaksa memilih percaya saja pada janji Dani.
Tetapi, sore berikutnya Dani ternyata berdalih lagi. Dengan alasan tertentu dia memohon maaf tak dapat memijat ibunya. Sampai tiga sore berturut-turut beralasan terus, Nitara yang gusar akhirnya memberi ultimatum. “Dani mau sambal kecap nirmala, pijat Ibu dulu! Enggak punya waktu, silakan Dani bikin sendiri sambalnya! Lagian kamu sudah tahu resepnya.”
Ultimatumnya ternyata efektif bekerja. Dani didapatkannya kemudian memijat ibunya lagi. Meski tidak rutin seperti sebelumnya, namun itu telah cukup membuat nyaman ibunya. Kendati demikian Nitara beroleh laporan ibunya, ternyata Dani tak lagi antusias dalam memijat. Seperti terpaksa akibat ultimatumnya, menurut ibunya Dani hanya asal-asalan melakukan terapi pijat. Demikian dengan durasinya yang berkurang jauh.
Keluhan ibunya ternyata terbukti. Dua kali Nitara menyempatkan hadir di rumah kala Dani melakukan terapi pijat pada ibunya. Dani memang terlihat kembali antusias. Hanya saja antusias Dani bukan ditujukan untuk memijat ibunya, melainkan pada kehadirannya di rumah.
Sebelumnya Nitara juga telah mengamati perubahan perilaku Dani. Entah kenapa Dani tiba-tiba begitu perhatian terhadapnya. Dari hal kecil macam mengingatkan dirinya agar jangan berlebihan bekerja dikarenakan tubuhnya punya hak sehat, hingga perkara rumah makannya. Kentara sekali jika Dani hendak mendedikasikan diri sebagai penjaga RM. Sambal Kejora. Pemberi garansi agar dirinya tak perlu khawatir dalam menjalankan usaha. Selamanya RM. Sambal Kejora tak bakalan digusur Delisa.
Dari semua perubahan perilaku Dani terhadapnya, Nitara menemukan satu yang menurutnya mencolok sekali. Tentang cara Dani kala memandangi dirinya. Sekian lamanya dia hanya menemukan sepasang bola matu sayu tersemat di wajah Dani. Lain dengan sekarang ini, mata sayu itu mendadak mengilap.
Ya, dirinya menemukan kilap di bola mata Dani. Malah menurutnya mata sayu itu bukan sekedar berkilap saja, melainkan lebih pada ungkapan makna tertentu. Ketika baru menyadari kehadiran kilap bola mata tersebut, Nitara sampai dibuat terpana.
Bukankah kilap bola mata serupa kerap ditemuinya pula, khususnya pada sejumlah lelaki yang menaruh hati padanya? Nitara tentu belum lupa, kilap yang menyiratkan limpahan rasa saban hari menampak pada bola mata Eros. Lantas, apakah ini yang tengah terjadi pada diri Dani?
Mustahil! Nitara menolak mentah-mentah tudingannya sendiri. Dani boleh saja tengah tertulari sifat dan karakter Eros. Tetapi, rasanya kelewat berlebihan bila sampai turut jatuh cinta padanya juga. Apalagi Dani telah terlanjur menganggap dirinya perempuan paling layak dijadikan saudara.
Sudah tidak diragukan lagi bila Eros memang mencintainya. Permasalahannya, bukankah cinta itu hanyalah urusan rasa? Sama sekali di luar persoalan talenta, atau sifat seseorang. Meski konon tengah dalam satu keterkaitan, namun menurutnya Eros tak bakalan mungkin menularkan rasa cinta yang sama pada Dani.
Amatlah Nitara tidak berharap, satu hari nanti Dani mengutarakan rasa cinta padanya. Dapat dibayangkan seperti apa dilema yang harus dijalaninya. Karena kedekatannya yang terjalin sejak lama, Nitara sangat memahami luar dalam karakter Dani.
Sukar dibantah bila Dani memiliki paras yang tak kalah bagus dengan Eros. Dani hanya kalah dalam hal tinggi badan, serta perawakan yang cenderung kurus. Hanya saja Nitara menilai Dani bukanlah tipikal lelaki yang cocok untuk dijadikan pasangan hidupnya. Berlainan dengan Eros yang dengan berat hati terpaksa harus dicampakkannya. Namun, di sisi lain dia tak mungkin tega menyakiti hati Dani, seperti yang pernah dilakukannya pada Eros.
Metamorfosis Dani memang cukup membuatnya was-was. Meski begitu Nitara menemukan sisi positifnya. Lidah Dani berpotensi melipur lara ibunya. Tinggal sekarang dirinya berupaya sekeras mungkin, mencari-cari minyak aroma terapi racikan ibunya yang tersisa. Selanjutnya dia akan meminta Dani untuk menjilatnya.
Harapan kini bertumpu pada paket terakhir yang dikirim ibunya. Mudah-mudahan dia menemukan alamat tinggal Pak Juanda. Nitara percaya, beberapa botol minyak aroma terapi yang dikirim ibunya mungkin masih tersedia di alamat tersebut. Pendapatnya didasarkan Pak Juanda yang keburu meninggal, padahal paket minyak aroma terapi baru dua hari sebelumnya dikirim ibunya.
Yakin Nitara, paling cuma sebotol minyak aroma terapi yang sempat dihabiskan Pak Juanda untuk sumber inspirasi melukis. Selebihnya masih utuh meski dua tahun telah berlalu. Dia pun lebih percaya jika kerabat Pak Juanda kurang tertarik dengan isi paket kiriman ibunya. Bagi orang yang bukan pekerja seni macam Pak Juanda, minyak aroma terapi racikan ibunya tak lebih sekedar minyak esensial biasa.
Benar, sekarang ini suasana batinnya tengah teramat nyaman. RM. Sambal Kejora dipastikan gagal terusir. Tetapi, melihat ibunya yang masih saja senantiasa bermuram durja, Nitara merasa tak cukup untuk sekedar turut terenyuh saja. Dia bertekad mendapatkan obat pelipur lara ibunya.
o26o