Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elian VS Alvaro part 2
Nezha hampir saja memeluk pinggang Varo jika saja ia tidak berhati-hati, pasalnya Varo menghentikan motornya secara mendadak, dan karena itu membuat tubuh Nezha sedikit terdorong ke depan.
"Sorry Zha," ujar Varo menoleh ke belakang.
"Lo ngga papa kan?" tanyanya khawatir.
"Gue nggak papa," balas Nezha sekenanya. Gadis itu menatap ke lain arah, merasa tidak nyaman ditatap oleh Varo seperti itu.
"Bentar ya Zha," ujar Varo membuka helm full face nya.
Dari depan motor Varo, terlihat mobil mewah milik Elian yang tiba-tiba saja menghadang mereka. Varo berdecak kesal tahu siapa pelaku yang membuat perjalannya dengan Nezha harus terhenti, tetapi ia juga merasa sedikit senang karena dengan begitu, Elian tahu jika Nezha pulang bersamanya, ada perasaan puas melihat reaksi Elian saat ini.
"Woy, minggir!" seru Varo karena si pemilik mobil atau Elian ternyata tidak keluar.
Cowok itu tetap bertahan di dalam mobil meski apa yang sudah dilakukan.
Menatap Nezha san Varo dari kaca mobilnya, Elian meremat setir mobil, ia menghela napas cukup dalam sebelum akhirnya turun dari mobil. Lalu menghampiri keduanya.
Melihat adanya Elian cukup membuat Nezha terkejut, ternyata Elian penyebab Varo berhenti mendadak tadi. Namun Nezha hanya menatap Elian sekilas, tidak ada alasan untuknya ikut campur, mungkin Elian memang ada perlu dengan Varo sampai menghadangnya tadi.
"Elo ternyata," kekeh Varo melihat remeh Elian.
Elian tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Varo. Bahkan ia seakan tidak menganggap Varo berada di sana, terbukti dari sorot mata Elian yang tidak lepas dari Nezha. Gadis yang kini duduk di jok motor Varo.
Sial, Elian tidak suka melihatnya, bahkan Elian sangat tidak rela melihat Nezha harus duduk berdekatan dengan Varo. Musuhnya sekarang.
"Kalau nggak ada urusan, mending minggir deh, mobil lo halangi jalan gue," ujar Varo lagi-lagi tidak mendapat tanggapan apa-apa dari Elian.
Cowok itu tetap pada tujuannya, Anezha.
"Zha, lo pulang bareng gue ya?"
Varo sempat terkejut, sebelum akhrinya terkekeh karena Nezha tidak kunjung menjawab ucapan Elian. Gadis itu malah terkesan cuek dan dingin dengan mantan kekasihnya itu.
"Nggak usah maksa, dia nggak mau bro."
"Gue nggak ngomong sama lo."
"Fine, gue tahu, tapi mana ada cewek yang mau deket sama mantan yang udah selingkuh, sampai tidur sama cewek lagi."
"Lo diem anjing," umpat Elian mulai tersulut emosi.
Sebenarnya bukan karena kata-kata Varo yang membuatnya mudah emosi, tetapi karena Nezha tetap diam seakan tidak menganggapnya. Biasanya Elian tidak akan mempersalahkan tentang ucapan Varo yang bahkan lebih buruk dari itu. Tetapi sekarang ini tentang Nezha, gadis yang ia tunggu selama 2 tahun.
"Oke, gue diem, tapi gue saranin jangan maksa," ujar Varo menatap meremehkan Elian.
Elian hanya melirik Varo sekilas, lalu pandangan matanya kembali jatuh kepada Nezha. Gadis yang masih diam seribu bahasa.
"Nezha, lo mau kan pulang bareng gue?"
"Zha, jangan diam aja, lo mau kan?"
"Enggak," balas Nezha berani menatap Elian.
Lagi-lagi perasaan aneh mulai bermunculan ketika menatap wajah itu. Apa lagi mata Elian yang membuatnya selalu ingat dengan seseorang.
"Kenapa? Apa karena dia?" tanya Elian menunjuk dengan dagunya.
"Bukan, gue emang nggak mau aja pulang bareng lo."
Diluar dugaan Nezha turun dari motor Varo, dan hal itu sempat membuat Varo terkejut.
"Varo, gue pulang sendiri aja ya? Makasih lo udah mau nganterin gue tadi," pamitnya mulai berjalan, meninggalkan keduanya yang menatap Nezha dengan diam, sebelum akhirnya sadar jika Nezha tidak memilih pulang bersama dengan keduanya. Sontak Varo langsung berlari menghampiri Nezha.
"Zha, gue antar aja ya? Masalah Elian biarin, dia emang suka bikin keributan."
Nezha menoleh, lalu menggeleng. "Enggak usah, makasih ya tumpangannya yang tadi."
Dengan cepat Nezha berlari agar tidak dikejar oleh Varo. Begitu pun Varo yang tidak berniat mengejar Nezha. Ia akan bersikap hati-hati agar Nezha tidak ilfeel atau merasa dipaksa. Varo kemudian menghampiri Elian, dan bersiap untuk memukul wajah Elian untuk meluapkan kekesalannya.
"Anjing! Gara-gara lo Nezha pulang sendiri."
Elian mampu menghindari pukulan Varo. Lalu terkekeh sinis. "Setidaknya nggak ada yang pulang bareng Nezha. Lo tetep kalah bangsat."
Kini gantian Elian yang memberi pelajaran untuk Varo pada wajah tampan cowok itu, tidak siap menghindar, pukulan Elian tepat mengenai pipi Varo. Seketika Varo tersulut emosi dan terjadilah perkelahian di antara keduanya, hingga beberapa pengendara berhenti melihat 2 remaja sedang berkelahi. Barulah mereka bisa dipisahkan. Jika tidak, mungkin tidak akan ada yang mengalah sampai salah satunya tidak sadarkan diri atau hal paling buruk ialah tiada.
Sore ini, Nezha baru saja selesai mengerjakan PR miliknya. Ia berniat untuk mandi sebelum akhirnya benda pipih yang tergeletak di atas ranjang bergetar. Beberapa pesan dari kedua sahabatnya terlihat di layar ponsel miliknya. Bahkan Vio dan Dara sampai mengirim sekitar 7 pesan agar Nezha cepat melihat.
Keningnya berkerut saat Vio mengirim vidio pendek perkelahian Elian dan Varo, tidak hanya itu, keduanya kini sudah berada di rumah sakit untuk mendapat perawatan. Nezha menghela napas sangat dalam, ia sebenarnya tidak berniat untuk mengunjungi salah satu diantara mereka, tetapi Vio sudah memberitahu jika ia dan Dara sudah menunggunya di rumah sakit. Mau tidak mau Nezha akhirnya mengiyakan permintaan keduanya.
Jika keduanya berkelahi karena dirinya, bagaimanapun Nezha juga salah, tadi pergi begitu saja membiarkan dua rival itu berada di sana, tanpa berpikir setelah kepergiannya akan menimbulkan suatu masalah.
"Nezha," panggil Dara saat melihat keberadaan Nezha.
"Dimana mereka?" tanya Nezha mendapat decakan dari Vio.
"Varo di sebelah sana, kalau Elian, biar aja lah Zha, dia banyak temennya yang jaga."
Nezha mengangguk saja, tetapi dalam hatinya sebenarnya mengiyakan ajakan Dara dan Vio karena ia ingin tahu kondisi Elian, bukan Varo. Tetapi rasanya tidak mungkin jika Nezha melihat keadaan Elian, sementara sebelumnya ia sedang dalam perjalanan pulang dengan Varo.
"Ayo buru." Vio menarik lengan Nezha untuk menemui Varo.
Tepat ketika Nezha akan masuk. Ia juga melihat gadis yang tadi bersama dengan Elian di mobil, gadis itu juga akan memasuk ke ruangan yang berada di sebelah ruangan Varo. Nezha yakin jika itu mungkin ruangan Elian.
Ah, kenapa rasanya tidak rela melihat gadis itu kembali berada di sekitar Elian? Sedekar itukah mereka?
"Zha, masuk."
Suara Dara seketika menyadarkan Nezha, ia mulai melangkah masuk ke ruangan Varo meski sebenarnya ada rasa tidak rela, entah karena setelah melihat gadis tadi, atau karena yang harus ia jenguk Varo, bukan Elian.
...****************...
Jangan lupa kasi dukungan ya ges... Makasi...
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen
nezha itu kehidupan nya elian